Ekspor komoditas pertanian terus didorong demi meningkatkan devisa dan memberi nilai tambah petani. Baru-baru ini, 41 jenis produk pertanian asal Jawa Timur, senilai Rp 266,6 miliar, diekspor serentak ke 32 negara.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya terus mendorong kinerja ekspor sektor pertanian di tengah pandemi Covid-19. Baru-baru ini, sebanyak 41 jenis produk pertanian asal Jawa Timur senilai Rp 266,6 miliar diekspor serentak ke 32 negara.
”Ekspor ini sangat penting artinya bagi negara karena mampu mendulang devisa. Pada saat yang sama, kinerja ekspor mampu memberi nilai tambah yang tinggi bagi para petani di dalam negeri,” ujar Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya Musyafak Fauzi, Jumat (1/5/2020).
Ekspor serentak ini dilakukan dalam sehari, Kamis (30/4). Sebanyak 41 produk pertanian yang diekspor itu antara lain cengkeh, kopi, susu pasteurisasi, dan pakan ternak. Total kuantitas barangnya berjumlah 11.800 ton atau setara 237 kontainer. Produk ini berasal dari 65 perusahaan eksportir.
Musyafak mengatakan, cengkeh yang diekspor sebanyak 24 ton atau senilai Rp 1,78 miliar. Cengkeh ini dikirim ke Singapura. Selain itu, ada 19,2 ton kopi senilai Rp 505,3 juta yang dikirim ke Mesir, 24 ton susu pasteurisasi senilai 250 juta yang dikirim ke Singapura, serta 20 ton pakan ternak senilai Rp 26,93 juta yang dikirim ke Timor Leste.
Selain itu, ada kakao bubuk, kakao pasta, kayu manis, kelapa iris, gambir, dan sarang burung walet. Barang-barang itu dikirim ke 32 negara tujuan, antara lain Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Bulgaria, Mesir, dan Irak. Apabila diperinci, sebanyak 41 jenis produk itu masuk dalam subsektor hortikultura senilai Rp 11,19 miliar, perkebunan senilai Rp 218,59 miliar, tanaman pangan senilai Rp 720,7 juta, dan peternakan Rp 36,1 miliar.
Pelepasan ekspor secara simbolis dilakukan di Terminal Petikemas Surabaya. Acara dihadiri Kepala Otoritas Pelabuhan M Dahri, Dirut PT TPS Dothy, Kepala Bea dan Cukai Tanjung Perak Aris Sudarminto, Kapolres Tanjung Perak Ajun Komisaris Besar Ganis Setyaningrum, serta sejumlah instansi terkait lainnya.
Pelepasan ekspor itu merupakan salah satu rangkaian acara ”Ekspor Serentak Sembilan Pintu” oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang dilakukan secara daring di ruang Agricultural War Room (AWR) Kementan di Jakarta. Sembilan pintu ekspor itu meliputi Surabaya, Tanjung Priok, Soekarno-Hatta, Makassar, Belawan, Medan, Denpasar, Lampung, dan Semarang.
Kinerja meningkat
Musyafak Fauzi mengatakan, berdasarkan data, perkembangan kinerja ekspor asal Jatim yang dikelola oleh BBKP Surabaya selama triwulan pertama 2020 cukup menggembirakan. Secara umum, kinerja ekspor naik meski sempat turun pada Maret. Selama April, kinerja ekspor bahkan mengalami kenaikan sebanyak 22,78 persen.
Sebagai gambaran, total ekspor selama Januari mencapai Rp 2,82 triliun, Februari sebesar Rp 3,84 triliun, Maret sebesar Rp 2,59 triliun, dan April sebesar Rp 3,18 triliun. Nilai ekspor April naik 22,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Total nilai ekspor periode Januari-April sebesar Rp 12,43 triliun.
BBKP Surabaya mencatat ada empat komoditas pertanian asal Jatim yang melesat tajam selama Januari-Maret, yakni minyak sawit, kopi, sarang burung walet, dan susu beserta produk olahannya. Sebagai gambaran, total volume ekspor minyak sawit mencapai 230.800 ton atau setara Rp 2,7 triliun.
Ada 76 negara tujuan ekspor komoditas unggulan ini, antara lain Singapura, Federasi Mikronesia, Senegal, Yunani, dan Rusia. Adapun produk kopi mencatatkan transaksi ekspor sebesar 16.000 ton atau senilai Rp 1,2 triliun. Kopi laris di 36 negara, seperti Malaysia, Armenia, Spanyol, Swiss, dan Qatar.
Dua produk lainnya adalah sarang burung walet dengan total volume ekspor sebesar 63,8 ton atau setara Rp 1,3 triliun dan susu dengan volume ekspor sebesar 1.200 ton atau senilai Rp 19,3 miliar.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementan Ali Jamil mengatakan, pihaknya terus memperbaiki sistem perkarantinaan untuk mendongkrak kinerja ekspor. Upaya yang dilakukan antara lain sinkronisasi dan pertukaran data sertifikasi antarotoritas karantina negara mitra dagang. Tujuannya untuk meningkatkan akseptabilitas produk pertanian.
Selain itu, Barantan juga meningkatkan pelayanan di bidang perkarantinaan melalui digitalisasi layanan, juga meningkatkan sarana dan prasarana serta sumber daya di bidang perkarantinaan. Pihaknya mengaku siap memberikan ”karpet merah” kepada eksportir.
Hal itu dilakukan tidak lain untuk meningkatkan pendapatan devisa negara. Selain itu, juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan nilai tambah yang tinggi pada produk yang dihasilkan.