Santri Aceh yang Mudik dari Magetan Jalani Tes PCR
Sebanyak 75 santri yang menempuh pendidikan di pondok pesantren di Magetan, Jawa Timur, yang mudik ke Aceh akan diuji sampel usap tenggorokan menyusul ditemukannya tiga santri yang positif Covid-19.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Sebanyak 75 santri yang menempuh pendidikan di pondok pesantren di Magetan, Jawa Timur, yang mudik ke Aceh akan diuji sampel usap tenggorokan dengan metode real time polymerase chain reaction atau RT-PCR. Langkah itu diambil menyusul ditemukannya tiga santri yang positif terpapar Covid-19. Pemeriksaan perlu cepat dilakukan agar penyebaran virus bisa dikendalikan.
Juru bicara penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, yang dihubungi Senin (4/5/2020), menuturkan, sejauh ini, ada tiga santri dari Magetan yang positif Covid-19 berdasarkan tes reaksi rantai polimerase (PCR). Mereka adalah AJ, MA, dan MF. Semuanya warga Kabupaten Aceh Tamiang.
”Karena sudah ada tiga yang positif. Kami memutuskan semuanya untuk diperiksa swab,” kata Saifullah.
Para santri itu belajar di Pondok Pesantren Al-Fatah di Temboro, Magetan. Adapun jumlah santri Aceh yang belajar di pondok itu mencapai 200 orang. Adapun yang sudah diketahui keberadaan mereka baru 75 orang. Sebagian besar sudah diuji cepat (rapid test). Agar mendapatkan hasil akurat, semua akan menjalani uji PCR.
Sembari menunggu jadwal pengambilan usap tenggorokan, para santri diminta mengisolasi diri di rumah atau di tempat yang disediakan pemerintah. Namun, kata Saifullah, tidak semua santri patuh melakukan isolasi. Ada sebagian yang ditemukan beraktivitas di ruang publik. ”Kluster Temboro kasusnya bertambah. Jangan sampai meluas di Aceh,” kata Saifullah.
Kluster Temboro kasusnya bertambah. Jangan sampai meluas di Aceh.
Hingga Senin, jumlah pasien positif di Aceh 12 orang. Sebanyak delapan orang dinyatakan sembuh, satu orang meninggal, dan tiga orang masih dirawat. Pasien yang dirawat merupakan santri dari Magetan. Sementara jumlah orang dalam pemantauan sebanyak 1.914 orang dan pasien dalam pemantauan 90 orang.
Dihubungi secara terpisah, juru bicara penanganan Covid 19 Kabupaten Simeulue, Ali Muhayatsyah, mengatakan, lima sampel usap tenggorokan pasien santri Alfatah Temboro di kabupaten itu telah dikirimkan ke laboratorium PCR di Kabupaten Aceh Besar. Sementara pasien dikarantina di rumah sakit umum daerah Simeulue. ”Hasil swab baru keluar Rabu atau Kamis. Kita berharap tidak ada yang positif,” kata Ali.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif menuturkan, pihaknya telah melakukan tes cepat sebanyak 3.600 orang. Hasilnya 22 reaktif. ”Tes cepat akan diperluas hingga sesuai target,” kata Hanif.
Selain itu, pihaknya juga melatih tenaga medis di 23 kabupaten/kota cara mengambilan sampel usap pasien. Peningkatan kemampuan paramedis sangat penting agar penanganan pasien Covid 19 dilakukan lebih cepat.
Pada tahap pertama pelatihan diikuti 18 tenaga medis dari delapan rumah sakit, yakni RSUD Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Selatan, Banda Aceh, RS Kodam Iskandar Muda, dan RS Bhayangkara. Mereka diajarkan cara mempersiapan alat pengambil usap hidung dan tenggorokan, persiapan pasien, cara pengambilan spesimen, pengemasan sampel, hingga pengiriman spesimen ke posko kesehatan provinsi.