Pemprov Aceh Telusuri Dugaan Transmisi Lokal Covid-19
Pemerintah Provinsi Aceh menelusuri penularan Covid 19 terhadap seorang warga Kabupaten Aceh Barat Daya, AS (42). Diduga AS terpapar virus dari transmisi lokal sebab dia tidak memiliki riwayat ke luar kota.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Aceh menelusuri penularan Covid 19 terhadap seorang warga Kabupaten Aceh Barat Daya, AS (42). Diduga AS terpapar virus dari transmisi lokal sebab dia tidak memiliki riwayat ke luar kota. Penelusuran dilakukan agar mata rantai penyebaran bisa diputuskan.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif dihubungi Selasa (28/4/2020) mengatakan, dugaan itu harus didalami dan ditelusuri lebih jauh. ”Kami belum menyimpulkan itu transmisi lokal, tetapi masih dugaan,” kata Hanif.
Penelusuran riwayat aktivitas pasien itu penting agar sumber virus yang terpapar pada AS diketahui. Pemprov Aceh akan melakukan uji cepat terhadap keluarga dan warga yang pernah berinteraksi dengan pasien itu.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh Safrizal Rahman mengatakan, penyebaran dari transmisi lokal akan membuat kerja pencegahan semakin berat. Pada kasus-kasus sebelumnya, pasien memiliki riwayat perjalanan ke daerah pandemi. ”Warga harus terbuka kepada tenaga medis agar pelacakan mudah dilakukan,” kata Safrizal.
Pasien AS kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainal Abidin Banda Aceh. Di rumah sakit itu kini ada empat pasien Covid 19 yang sedang dalam perawatan. Di Aceh terdapat 9 kasus Covid 19, sebanyak 4 orang sembuh dan 1 meninggal. Pasien Covid 19 di Aceh sebelumnya memiliki riwayat ke luar kota, seperti Batam, Jakarta, Depok, dan Malaysia.
Warga harus terbuka kepada tenaga medis agar pelacakan mudah dilakukan.
Pemprov Aceh juga akan melakukan tes cepat terhadap semua santri Alfatah Temboro, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur, yang sudah kembali ke Aceh. Sebanyak 113 orang dilakukan tes dengan hasil 10 orang reaktif. Santri reaktif menunggu hasil pemeriksaan usap tenggorokan (swab).
Hanif mengatakan, ada sekitar 200 warga aceh yang menjadi santri di Alfatah Temboro, Magetan. Semua santri itu akan dites cepat. Adapun jumlah tes cepat yang telah dilakukan di Aceh sebanyak 3.600 orang dengan hasil 22 reaktif. Warga yang reaktif diminta mengisolasi secara mandiri di rumah.
”Rapid test massal terus kami lakukan, terutama terhadap orang dalam pemantuan,” ujar Hanif.
Ia menambahkan, peningkatan kapasitas tenaga medis di daerah juga perlu dilakukan. Saat ini Dinas Kesehatan Aceh sedang melatih tenaga medis di 23 kabupaten/kota di Aceh tentang cara mengambil sampel usap tenggorokan pada pasien agar pemeriksaan lebih cepat. Selama ini tenaga medis pengambil sampel usap tenggorokan dikirim dari Banda Aceh.
Meski belum masuk zona merah, Pemprov Aceh sedang mengkaji pengajuan penerapan pembatasan sosial skala besar. Mengingat jumlah ODP dan PDP terus bertambah dikhawatirkan jumlah pasien positif akan bertambah.
Pada perbatasan Aceh dengan Sumatera Utara, pengawasan diperketat. Warga dari Sumut akan diuji cepat apabila reaktif diminta balik kembali.
Jarang bermasker
Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Aceh Diah Erti Idawati mengatakan masih banyak warga yang tidak menggunakan masker saat berada di luar rumah. Padahal, menggunakan masker mengurangi risiko terpapar virus korona.
Pemprov Aceh membagikan 215.000 masker kain kepada warga. Masker itu dibagikan kepada warga di 23 kabupaten/kota. ”Ini bagian pengadaan 1 juta masker oleh Pemerintah Aceh,” kata Diah.
Diah mengajak warga menjaga diri, keluarga, dan orang lain dari paparan virus korona. Kesadaran dan kepatuhan warga menjadi kunci keberhasilan pencegahan penyebaran virus korona.
Pemkab Aceh Barat juga membagikan masker kepada warganya sebanyak 200.000 lembar.