Alat PCR dari pemerintah pusat untuk Provinsi Kalimantan Timur sudah tiba di Balikpapan. Penggunaan alat ini masih menunggu surat resmi dari Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Alat deteksi Covid-19 bermetode reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) dari pemerintah pusat untuk Provinsi Kalimantan Timur sudah tiba di Balikpapan, Selasa (5/5/2020). Alat ini bisa digunakan setelah terbit surat kerja sama antara Kementerian Kesehatan dan Rumah Sakit Pertamina Balikpapan yang akan mengoperasikan alat itu.
”Alat PCR bantuan BUMN sudah datang dan sedang dilakukan pemasangan. Alat itu akan dioperasikan oleh Rumah Sakit Pertamina Balikpapan,” kata Wali Kota Rizal Effendi di Balikpapan dalam siaran pers yang disiarkan daring.
Alat PCR itu nantinya akan digunakan untuk memeriksa sampel lendir pasien yang diambil dengan metode tes swab. Dinas kesehatan di 10 kabupaten dan kota di Kalimantan Timur bisa mengirimkan sampel lendir pasien yang terindikasi Coronavirus disease (Covid)-19 ke Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
”Kami sudah konsultasikan ke Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Untuk penggunaan alat itu, kami masih menunggu surat kerja sama dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dengan Rumah Sakit Pertamina. Sebab, pemeriksaan swab satu kendali dari sana,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty.
Sambil menunggu surat izin, alat PCR itu akan melalui tahap instalasi, uji fungsi, dan percobaan alat. Selama ini, sampel lendir hidung dan tenggorokan pasien terindikasi Covid-19 di Kaltim dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
Hasil uji laboratorium dari sampel yang dikirim ke BBLK Surabaya biasanya baru bisa diterima antara 7 dan 14 hari. Dengan hadirnya alat ini di Kaltim, diharapkan pemeriksaan sampel akan lebih cepat diketahui sehingga bisa dilakukan penanganan dan langkah yang tepat terhadap pasien.
Andi mengatakan, hasil uji laboratorium dari sampel yang dikirim nantinya akan bisa diketahui sekitar enam jam. ”Namun, nantinya Rumah Sakit Pertamina akan memberikan hasil uji laboratorium keesokan hari,” kata Andi.
Alat PCR yang didistribusikan pemerintah itu terdiri dari 18 detektor PCR dengan total kapasitas 9.000 spesimen per hari dan dua RNA extractor automatic dengan total kapasitas 1.000 spesimen per hari.
Hasil uji laboratorium dari sampel yang dikirim ke BBLK Surabaya biasanya baru bisa diterima antara 7 dan 14 hari. Dengan hadirnya alat ini di Kaltim, diharapkan pemeriksaan sampel akan lebih cepat diketahui sehingga bisa dilakukan penanganan dan langkah yang tepat terhadap pasien.
Meningkat
Kasus Covid-19 di Kaltim hingga Selasa (5/5/2020) pukul 17.00 Wita terus meningkat. Jumlah pasien positif Covid-19 sebanyak 167 orang, pasien dirawat 148 orang, pasien sembuh 13 orang, dan pasien meninggal 2 orang.
Transmisi lokal Covid-19 di Kaltim sudah dilaporkan di dua kota, yakni Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan. Pasien tertular karena transmisi lokal tidak memiliki riwayat pergi ke kota terjangkit dan tidak berhubungan dengan pasien positif.
Untuk itu, kecepatan uji laboratorium dibutuhkan agar tenaga medis bisa memberikan penanganan kepada pasien dan mendeteksi siapa saja yang berhubungan dengan pasien positif. Semakin cepat penanganan dan pemeriksaan, semakin mengurangi risiko kematian dan penularan.
Dengan adanya alat PCR, pemeriksaan pasien nantinya akan dilakukan berlapis, yakni dengan metode tes cepat (rapid test) dan PCR. Mula-mula tes cepat digunakan untuk menyaring orang sebanyak mungkin yang terindikasi terjangkit Covid-19. ”Jika terindikasi, pemeriksaan dilanjutkan melalui alat PCR yang ada,” kata Andi.