Cegah Transmisi Lokal, Santri Temboro dan Keluarganya di Bener Meriah Diuji PCR
Setelah satu santri Pondok Pesantren Alfatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur, asal Kabupaten Bener Meriah, Aceh, dinyatakan positif Covid 19. semua santri Temboro di Bener Meriah dan keluarga santri akan diuji PCR.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
SIMPANG TIGA, KOMPAS — Setelah satu santri Pondok Pesantren Alfatah, Temboro, Magetan, Provinsi Jawa Timur, asal Kabupaten Bener Meriah, Aceh, dinyatakan positif Covid-19, semua santri Temboro di Bener Meriah dan keluarga santri akan diuji usap tenggorakan atau swab dengan metode real time polymerase chain reaction. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadi penularan transmisi lokal,
Kepala Dinas Kesehatan Bener Meriah Iswahyudi yang dihubungi, Rabu (6/5/2020), menuturkan, BD (24), pasien positif Covid-19 di Bener Meriah, merupakan santri dari Pondok Pesantren Alfatah, Temboro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Saat kembali ke kampung halaman di Kecamatan Permata, Bener Meriah, BD tidak mengalami gejala Covid-19 sehingga dia tidak dikategorikan sebagai orang dalam pemantauan. Namun, BD diminta untuk isolasi mandiri di rumah.
BD tidak sepenuhnya melakukan isolasi mandiri. Bahkan, dia sempat menjadi imam shalat Tarawih.
Selama berada di kampung ternyata BD tidak sepenuhnya melakukan isolasi mandiri. Bahkan, dia sempat menjadi imam shalat Tarawih. ”Seharusnya yang bersangkutan patuh terhadap protokol kesehatan. Kami tidak mungkin mengawal 24 jam,” kata Iswahyudi.
Belakangan setelah ada kebijakan rapid test terhadap santri dari Magetan, BD menunjukkan reaktif. Dilanjutkan dengan uji swab, BD dinyatakan positif Covid-19.
”Setelah keluar hasil positif, kami langsung melakukan rapid test terhadap jamaah dan warga yang pernah kontak dengan BD. Ada 40 orang yang kami tes, semua nonreaktif,” kata Iswahyudi.
Ada 40 orang yang kami tes, semua nonreaktif.
Untuk mencegah terjadinya penularan transmisi lokal, Pemerintah Kabupaten Bener Meriah juga akan melakukan uji usap terhadap semua santri dari Magetan, yakni 22 orang. Uji usap juga dilakukan terhadap keluarga santri.
Sebelumnya dari 75 santri dari Magetan yang mudik ke Aceh, delapan orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19. Mereka berasal dari Simeulue, Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues. Penambahan kasus membuat total pasien positif Covid-19 di Aceh mencapai 17 orang.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh Safrizal Rahman menuturkan, pasien seperti BD disebut orang tanpa gejala (OTG) sehingga tidak menunjukkan yang bersangkutan telah terpapar virus korona. Namun, OTG menjadi penebar virus kepada warga di sekitarnya.
”Saran saya semua santri dari Magetan harus diuji swab dan pastikan mereka menjalani isolasi mandiri sebelum tes,” kata Safrizal.
Safrizal mendorong pemerintah daerah yang memiliki kasus positif untuk menelusuri riwayat pasien selama berada di kampung. Sementara warga yang pernah berinteraksi dengan pasien tersebut harus berinisiatif melapor diri kepada petugas kesehatan. ”Pada kelompok siswa pasantren ini, kewaspadaan kita adalah pada lingkungan keluarga mereka (transmisi lokal),” kata Safrizal.
Dari Kabupaten Bireuen, Direktur RSUD Fauziah Amir Addani mengatakan, rumah sakit itu telah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan penanganan kasus Covid 19. Mereka telah melengkapi perlengkapan dan ruangan isolasi bagi pasien Covid 19. Ketersediaan alat pelindung diri mencukupi dan tenaga medis khusus menangani kasus Covid telah dilatih. ”Saat ini tidak ada pasien Covid yang dirawat di RS Fauziah,” kata Amir.