Dua kasus positif dari kluster Temboro terdeteksi di Kabupaten Blora. Sementara pada kluster Ijtima Ulama Gowa, 16 kasus positif telah ditemukan di Kabupaten Brebes. Warga yang mengikuti acara itu diminta jujur.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Setelah kluster Ijtima Ulama Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan, saat ini kluster pesantren di Temboro, Magetan, Jawa Timur, juga dilacak di Jawa Tengah. Warga terkait kluster itu pun diminta jujur dan melapor untuk memudahkan pelacakan dan pencegahan penularan Covid-19.
Di Kabupaten Blora, pada Kamis (7/5/2020), dilaporkan ada penambahan dua kasus positif Covid-19. Keduanya warga Kecamatan Kunduran. Mereka santri yang baru pulang kampung dari ponpes di Temboro.
Direktur RSUD dr R Soetijono, Blora, Nugroho Adiwarso mengatakan, dua pasien itu diisolasi di Klinik Bakti Padma. Total, ada 11 orang diisolasi di klinik tersebut. Sebanyak 9 orang lainnya masih menunggu hasil uji reaksi berantai polimerase (PCR).
”Dari 11 orang yang diisolasi di Klinik Bakti Padma, dua orang positif Covid-19. Selebihnya pasien positif (reaktif) rapid test. Mereka masih menunggu hasil swab. Kebanyakan dari kluster Temboro Magetan,” kata Nugroho saat telekonferensi pers, Kamis.
Nugroho menuturkan, kondisi pasien umumnya baik. Pengawasan dan pelacakan terhadap pasien-pasien terus dilakukan guna mencegah penularan Covid-19 lebih lanjut.
Ia pun berharap dukungan dari masyarakat. ”Jika ada warga yang harus diisolasi di rumah sakit atau klinik harus didukung, bukan malah dilarang. Ini demi kebaikan bersama supaya kita bisa mengontrol rantai persebaran Covid-19,” lanjutnya.
Ijtima ulama
Selain itu, warga dari kluster Ijtima Ulama Dunia Zona Asia di Gowa juga terus dicari. Pada Rabu (6/5), sebanyak 15 warga Brebes yang mengikuti acara itu terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan demikian, total ada 16 warga Brebes masuk kluster itu dan positif Covid-19.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta warga Jateng yang mengikuti acara tersebut untuk melapor kepada RT/RW, kelurahan, kecamatan, fasilitas kesehatan, rumah sakit, atau dinas kesehatan setempat. Ini penting untuk pencegahan penularan.
”Saya meminta bupati/wali kota dan khususnya dinas kesehatan setiap daerah mencari dan mengejar sampai dapat mereka-mereka yang kemarin ikut ijtima ulama Gowa. Cari betul-betul agar bisa dicek kesehatannya,” kata Ganjar.
Ijtima Ulama Dunia Zona Asia di Gowa sedianya digelar 19-22 Maret 2020, tetapi kemudian dibatalkan. Namun, banyak peserta yang sudah telanjur sampai di lokasi. Peserta asal Jateng diperkirakan 1.500 orang.
”Itu (1.500 orang) akan kami cari satu per satu, termasuk pelacakan kontak selama ini. Saya mohon kepada siapa pun yang kemarin ikut ke Gowa, tolong bantu kami dengan lapor dan karantina diri. Sebab kalau tidak, ini bisa menjadi outbreak (ledakan) baru di Jateng,” ucapnya.
Sebelum Brebes, kasus positif dari peserta ijtima ulama di Gowa juga terdeteksi di sejumlah daerah di Jateng, ai antaranya Kabupaten Banyumas, Karanganyar, Grobogan, Kebumen, Purbalingga, Magelang, dan Kabupaten Temanggung.