Bulog dan Pemprov Papua bersinergi untuk menyiapkan pangan lokal bagi masyarakat setempat. Cara ini sebagai upaya untuk mencegah masyarakat bergantung pada beras di tengah wabah Covid-19.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Papua dan Badan Urusan Logistik menyiapkan pangan lokal sebagai langkah alternatif mengatasi krisis pangan di tengah pandemi Covid-19. Selain menjaga ketahanan pangan, upaya ini juga membantu petani lokal.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Papua dan Papua Barat Sopran Kenedi, saat dihubungi, Minggu (10/5/2020), mengatakan, pihaknya telah mengambil 260 kilogram tepung sagu dari dua kelompok tani di Kabupaten Jayapura. Sagu merupakan pangan lokal utama di Papua.
”260 kilogram sagu ini sebagai sampel terlebih dahulu. Kami akan menjualnya sebagai bagian dari paket sembako yang diberikan kepada warga yang terdampak Covid-19,” kata Sopran.
Ia menuturkan, Bulog akan meningkatkan cakupan pembelian tepung sagu hingga 10 ton jika mendapatkan respons yang bagus dari warga dan harga yang lebih terjangkau dari petani.
Tepung sagu dijual dengan harga yang bervariasi di daerah sentra penghasil. Di Mimika, misalnya, 1 kilogram tepung sagu dijual seharga Rp 10.000, sedangkan di Kabupaten Jayapura seharga Rp 25.000-Rp 30.000 per kilogram.
Adapun data produksi pati sagu di sejumlah daerah di Papua adalah Mimika (21,5 ton per tahun), Mappi (20,5 ton per tahun), Merauke (17,5 ton per tahun), dan Kabupaten Jayapura (31,5 ton per tahun).
”Dengan adanya pangan lokal, bantuan kepada warga jangan hanya mi instan dan beras. Hal ini dapat membuat terjadinya inflasi harga. Masyarakat juga tidak tergantung kepada beras saja,” tutur Sopran.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Laduani Ladamay mengatakan, Pemprov Papua selama beberapa hari terakhir mulai memasok pangan lokal dari para pedagang untuk didistribusikan kepada warga. Selain sagu, ada pula ubi dan singkong.
”Kami mulai memasok pangan lokal untuk mengantisipasi berkurangnya persediaan beras di Papua. Upaya ini juga meningkatkan perekonomian petani yang memproduksi pangan lokal di tengah wabah Covid-19,” tutur Laduani.
Pejabat sementara Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Papua Ridwan Rumasukun mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan kebijakan membeli pangan lokal dari petani di wilayah Jayapura untuk didistribusikan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19.
”Kebijakan ini untuk membantu masyarakat setempat yang berjualan pangan lokal Papua seperti ubi dan sagu. Kami juga akan menyediakan bibit bagi warga untuk menanam di pekarangan rumahnya,” tutur Ridwan.
Charles Toto, pegiat budidaya pangan lokal Papua, berpendapat, upaya Bulog dan Pemprov Papua menyediakan pangan lokal untuk masyarakat setempat patut diapresiasi. Ia pun berharap kegiatan ini tidak hanya saat terjadi wabah Covid-19.
Pendiri Komunitas Papua Jungle Chef itu menambahkan, pemerintah daerah setempat harus menggalakkan kegiatan berkebun pangan lokal di setiap rumah warga.
”Pemerintah jangan hanya memberikan bantuan sembako, tetapi bibit tanaman. Warga juga harus berpartisipasi menyiapkan komoditas seperti jagung, ubi, dan sayur-sayuran di rumahnya sebagai upaya antisipasi krisis pangan akibat wabah Covid-19,” ucapnya.