Pemerintah Provinsi Bengkulu terus melakukan uji cepat terhadap orang yang berinteraksi erat dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
BENGKULU, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Bengkulu terus melakukan tes cepat bagi orang yang pernah berinteraksi dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Hingga saat ini, dari 37 warga Bengkulu yang terkonfirmasi positif, sekitar 23 orang berasal dari Kota Bengkulu, sedangkan sisanya tersebar di tujuh kabupaten.
Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Herwan Antoni, Selasa (12/5/2020), mengatakan, pihaknya sudah membuka posko pemeriksaan bagi siapa pun yang pernah merasa berkontak dengan warga yang terkonfirmasi positif. Pemeriksaan dilakukan melalui metode tes cepat (rapid test).
Hanya Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong yang belum zona merah.
Awak media yang juga merasa pernah berinteraksi dengan sejumlah pejabat Polda Bengkulu, yang belakangan diketahui positif Covid-19, juga telah mengikuti tes cepat itu. ”Pembukaan posko sudah berlangsung dua hari dan masih ada yang datang untuk mengikuti rapid test,” kata Herwan.
Herwan mengatakan, proses itu sebagai langkah pelacakan terkait penyebaran Covid-19 di Bengkulu. Dia menerangkan, dari 10 kabupaten/kota di Bengkulu, delapan di antaranya sudah berstatus zona merah Covid-19. ”Hanya Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong yang belum zona merah,” katanya.
Walau zona merah sudah menyebar ke sebagian besar wilayah Bengkulu, belum ada satu pun daerah yang mengajukan usulan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Itu karena jumlah kasus positif Covid-19 di Bengkulu masih kecil dan menyebar ke sejumlah tempat. Kalaupun ada pembatasan, hanya diberlakukan bagi warga yang datang dari luar Bengkulu.
Herwan mengatakan, sejumlah daerah yang ditetapkan sebagai zona merah itu karena sudah ada penularan antarwarga atau transmisi lokal. Penyebarannya disebabkan oleh empat kluster, yakni tablig akbar di Lampung, Bank Bengkulu, tenaga medis, dan aparat keamanan. Dari keempat kluster ini, hanya kluster Bank Bengkulu yang sudah selesai pelacakannya. Adapun tiga kluster lain masih dalam pelacakan.
Herwan merinci, penularan dari kluster tablig akbar di Lampung mulanya berasal dari warga Bengkulu yang ikut acara tersebut dan kembali ke Bengkulu. Adapun untuk kluster Bank Bengkulu, berasal dari karyawan yang melakukan dinas luar kota. Sementara untuk kluster tenaga medis, ujar Herwan, bermula dari sejumlah petugas medis rumah sakit rujukan yang merawat pasien Covid-19.
Adapun untuk kluster aparat keamanan, bermula dari sejumlah pejabat di jajaran Polda Sumsel yang diduga terpapar dari siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) yang datang dari Sukabumi, Jawa Barat. ”Selanjutnya, penyebaran berlangsung karena penularan dari orang yang sudah terjangkit,” kata Herwan.
Selain melakukan tes cepat secara masif, ujar Herwan, pihaknya juga menyiapkan ruangan khusus untuk karantina pasien positif di tiga tempat dengan kapasitas 200 orang. Dengan langkah ini, diharapkan penyebaran dapat dicegah. ”Mereka yang berinteraksi eratlah yang akan dikarantina di tiga tempat tersebut,” kata Herwan.
Namun, yang paling mendesak saat ini, ujar Herwan, adalah penyediaan laboratorium tes swab (usap tenggorokan) dengan metode reaksi rantai polimerase (PCR). ”Sampai saat ini, spesimen dari uji swab kami kirim ke Padang dan Palembang,” kata Herwan.
Pihaknya berharap, dalam waktu dekat, RSUD dr M Yunus Bengkulu bisa melakukan sendiri tes PCR sehingga pelacakan bisa lebih cepat. ”Persetujuan dari kementerian dan gugus tugas sudah didapat, tinggal penyediaan peralatan,” katanya.
Di Sumatera Selatan, enam warga Palembang dinyatakan sembuh dari Covid-19. Dengan demikian, total warga yang sembuh di Sumsel telah mencapai 70 orang.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Yusri menuturkan, mereka dinyatakan sembuh setelah menjalani dua kali tes PCR. ”Sekarang, mereka sudah diperbolehkan pulang, tentu dengan menjalani isolasi mandiri selama 14 hari,” katanya.
Di sisi lain, ujar Yusri, dalam dua hari terakhir, kasus positif Covid-19 di Sumsel hanya bertambah satu orang. Spesimen pasien itu berasal dari RS Siloam Sriwijaya, Palembang, dan diteliti di Laboratorium Siloam di Jakarta.
Sementara itu, proses pelacakan dan pemeriksaan spesimen terus berlangsung. ”Kami belum melakukan tes cepat secara massal dan baru mendeteksi orang-orang yang berinteraksi erat (dengan pasien positif),” ucapnya.