Harga Gula Tak Kunjung Turun, Kabupaten Magelang Gelar Operasi Pasar
Operasi pasar gula pasir mulai dilaksanakan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (14/5/2020). Sebanyak 5 ton gula pasir yang dijual diharapkan dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 1.000 warga.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Operasi pasar gula pasir mulai dilaksanakan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (14/5/2020). Sebanyak 5 ton gula pasir yang dijual diharapkan dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 1.000 warga.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Magelang Basirul Hakim mengatakan, operasi pasar (OP) sengaja digelar karena dalam dua bulan terakhir ini harga gula pasir cenderung melambung dan tidak kunjung turun. Harga gula pasir di pasaran saat ini berkisar Rp 16.000-Rp 17.000 per kilogram (kg).
”Jika nantinya harga masih bertahan tinggi, OP gula pasir akan kembali digelar dan mungkin juga ditambah dengan bahan pangan lain yang dibutuhkan untuk persiapan Lebaran,” ujar Basirul
OP gula pasir ini dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Magelang bekerja sama dengan Perum Bulog Subdivisi Regional Kedu. OP terbuka untuk umum, tetapi karena keterbatasan stok, setiap orang hanya diperbolehkan membeli maksimal 4 kg gula pasir. Harga gula pasir dalam OP itu ditetapkan Rp 12.500 per kg.
Dalam OP ini juga dijual beras dengan kemasan 5 kg seharga Rp 57.500. Pemerintah menyiapkan stok sebanyak 2,5 kuintal beras. Warga pun dibebaskan membeli tanpa batasan tertentu.
Untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan dan menjelang Lebaran, menurut Basirul, OP biasanya juga dilakukan dengan menjual minyak goreng dan daging kerbau. Namun, saat ini, dua komoditas tersebut tidak bisa ditawarkan karena ketiadaan stok di Bulog.
”Untuk pelaksanaan OP dengan komoditas yang lebih beragam, seperti tepung, minyak goreng, dan daging, kami masih menunggu informasi ketersediaan dari Bulog,” ujarnya.
Kepala Seksi Operasional Perum Bulog Subdivre Kedu M Zaenal Muttaqin mengatakan, saat ini, permintaan gula pasir untuk kebutuhan OP sudah diajukan oleh enam kota/kabupaten di wilayah Kedu. Pelaksanaan OP gula pasir pertama dilakukan di Kabupaten Magelang, dan mulai minggu depan akan mulai dilaksanakan di kota/kabupaten lainnya.
Karena keterbatasan stok dan demi memenuhi kebutuhan di banyak daerah, volume gula pasir untuk OP di tiap kota/kabupaten dibatasi masing-masing hanya 5 ton. Sejak tiga minggu lalu, Zaenal mengatakan, Perum Bulog juga melaksanakan OP di kantor mereka.
Semula, mereka juga menjual beragam komoditas lain, seperti tepung terigu, minyak goreng, dan daging. Namun, tiga komoditas tersebut tidak lagi bisa ditawarkan karena stok kosong.
”Tidak ada lagi yang tersisa karena dalam tiga minggu tersebut permintaan masyarakat terhadap komoditas itu benar-benar tinggi,” ujar Zaenal.
Untuk minyak goreng, misalnya, Zaenal mengatakan, Perum Bulog mendapatkan stok sebanyak 6.000 liter. Stok tersebut habis dalam jangka waktu sekitar dua minggu. Saat ini, dalam OP yang digelar di kantor Perum Bulog Subdivre Kedu, permintaan gula pasir pun masih tinggi, dengan volume penjualan berkisar 2-3 ton per hari.
Dalam setiap pelaksanaan OP, protokolnya tetap mengacu pada standar protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19. Arus kedatangan pembeli diawasi secara ketat oleh petugas dan setiap orang yang datang harus diperiksa suhu tubuhnya terlebih dahulu.
Sebagian pembeli menunggu giliran untuk dipanggil sehingga barisan antrean tidak terlalu panjang dan pembeli tidak berdesakan. Di sekitar kawasan kantor pun disediakan sabun dan tempat untuk mencuci tangan.