Pasien Positif Covid-19 yang Meninggal di Kendari Miliki Riwayat Cuci Darah
Tiga pasien positif Covid-19 di Kendari, Sulawesi Tenggara, meninggal dengan riwayat yang sama, yaitu rutin cuci darah akibat gagal ginjal. Penyakit penyerta membuat pasien yang terjangkit virus ini semakin rentan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Seorang pasien positif Covid-19 di Kendari, Sulawesi Tenggara, meninggal dalam perawatan. Seperti dua pasien positif yang meninggal lainnya di Kendari, pasien juga memiliki riwayat cuci darah akibat penyakit gagal ginjal.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kendari dr Al Gazali menyampaikan, pasien berinisial M (57) itu telah dimakamkan sesuai protokol kesehatan yang berlaku pada Kamis (14/5/2020) pagi. Pasien meninggal pada Rabu (13/5/2020) pukul 19.10 Wita, di RSUD Bahteramas, Kendari.
”Sekitar pukul 08.00, pasien telah dimakamkam dengan protokol Covod-19. Ini adalah pasien ketiga yang meninggal di Kota Kendari. Dan seperti dua pasien sebelumnya, pasien ini juga memiliki riwayat cuci darah,” kata Gazali.
Menurut Gazali, pasien M memang memiliki riwayat cuci darah di RS Santa Anna Kendari. Namun, pasien juga memiliki sejumlah keluhan gejala Covid-19, yaitu nyeri dada, nyeri tulang, batuk dan sesak. Pasien juga didiagnosis memiliki cairan pada paru-paru. Pada 28 April, pasien dirujuk ke RSUD Bahteramas.
Pekan lalu, pemeriksaan lanjutan dan pengambilan spesimen dilanjutkan. Rabu pagi, hasil uji laboratorium keluar dan pasien dinyatakan positif Covid-19. Meski demikian, kondisi pasien terus memburuk, hingga akhirnya tidak bisa tertolong.
”Gejalanya hampir mirip dengan dua pasien sebelumnya yang meninggal. Mereka memiliki penyakit penyerta sehingga membuat kondisi tubuh cepat turun. Mereka bertiga dari rumah sakit rujukan yang sama,” tutur Gazali. ”Ini yang selalu kami sampaikan, agar masyarakat yang merasa sehat membatasi bepergian, dan bertemu orang, utamanya orang tua, atau mereka yang memiliki penyakit penyerta. Sebab, membuat mereka semakin rentan terpapar virus,” paparnya.
Selain menelusuri kontak erat pasien meninggal, Gazali melanjutkan, pengecekan kesehatan di rumah sakit awal juga telah dilakukan. Seperti di rumah sakit lainnya, RS Santa Anna juga menerapkan protokol kesehatan bagi tenaga kesehatan yang bertugas.
Tiga orang meninggal di Kendari tercatat merupakan rujukan RS Santa Anna. Ketiganya memiliki riwayat cuci darah, yang diperparah dengan menyebarnya virus Covid-19 dalam tubuh.
Dua pasien positif sebelumnya juga meninggal akibat terinfeksi Covid-19, dengan riwayat cuci darah. Pasien positif pertama meninggal pada awal April, dengan penyakit gagal ginjal. Terakhir, pada 18 April, pasien berumur 75 tahun yang juga positif Covid-19 meninggal dengan riwayat dan gejala yang sama.
Tidak hanya tiga pasien meninggal positif Covid-19 ini, sebelumnya juga ada dua orang meninggal di Kendari dengan riwayat cuci darah akibat gagal ginjal. Seorang di antaranya dinyatakan negatif dan seorang lagi tidak sempat diambil spesimen untuk uji laboratorium karena dikeluarkan dari status PDP setelah dua kali negatif dari uji cepat
Kendari adalah daerah yang menyumbang pasien positif terbanyak meninggal dunia di Sultra. Satu pasien positif lain yang meninggal berdomisili di Kolaka Utara, tapi tidak memiliki riwayat cuci darah.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra dr Rabiul Awal menuturkan, total pasien meninggal di Sultra empat orang. Sementara itu, pasien yang sembuh 17 orang.
”Seperti kita tahu, di Sultra juga terjadi peningkatan kasus positif signifikan, yaitu 91 kasus dalam sehari. Total pasien positif 167 orang, dengan daerah terbanyak di Bombana yaitu 65 orang,” terang Rabiul.
Lonjakan pasien positif, kata Rabiul, didominasi para warga yang pulang kampung dengan menggunakan KM Dorolonda. Puluhan pasien tersebut saat ini masih dirawat di daerah masing-masing, dengan upaya pemeriksaan yang ketat.