Rantai Penularan dari Kluster Jawa Barat Terus Ditelusuri
Rantai penularan Covid-19 dari lima kluster di Jawa Barat terus ditelusuri. Penelusuran ini sangat penting agar kasus positif dari transmisi lokal tidak melonjak.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Rantai penularan Covid-19 dari lima kluster di Jawa Barat terus ditelusuri. Penelusuran ini sangat penting agar kasus positif dari transmisi lokal tidak melonjak.
Lima kluster itu adalah seminar ekonomi syariah di Kabupaten Bogor, seminar kegiatan gereja di Kota Bogor, seminar GBI di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jabar di Kabupaten Karawang, dan Sekolah Pembentukan Perwira Kepolisian Republik Indonesia (Setukpa) di Kota Sukabumi.
”Rantai penularan dari kluster besar ini kami telusuri hingga ke kabupaten/kota yang kasus Covid-19-nya meningkat,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Jabar Siska Gerfianti di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (13/5/2020).
Dari hasil penelusuran kluster seminar GBI di Lembang, misalnya, ditemukan seorang pekerja pabrik garmen di Kota Bandung yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pabrik itu pun ditutup untuk mencegah penularan lebih luas.
”Satu orang ini bisa menularkan ke beberapa orang. Setelah dilakukan tes reaksi cepat di tempat itu, ternyata beberapa orang hasil tesnya reaktif. Jadi, kami menyarankan pabriknya ditutup,” ujarnya.
Di kluster Setukpa, Siska menyebutkan sudah terdapat lima rantai penularan. Penelusuran kluster ini masih berjalan karena para siswa Setukpa telah dipulangkan dan berada di sejumlah kabupaten/kota, bahkan hingga ke luar Jabar.
”Di kluster Karawang (Musda Hipmi Jabar) juga terjadi penularan. Kami masih telusuri untuk memetakan potensi penularannya,” ucapnya.
Dari hasil penelusuran kluster seminar GBI di Lembang, misalnya, ditemukan seorang pekerja pabrik garmen di Kota Bandung yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pabrik itu pun ditutup untuk mencegah penularan lebih luas.
Siska mengatakan, di luar kawasan Bandung Raya dan Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi), terdapat 11 daerah dengan kasus Covid-19 yang mulai meningkat. Daerah itu adalah Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kota Banjar, Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Ciamis.
”Misalnya di Kuningan, sudah terjadi transmisi lokal di 11 kecamatan. Sementara di Garut, terdapat warga negara asing asal Bangladesh positif Covid-19,” ucapnya.
Siska menambahkan, pihaknya telah melakukan 105.992 tes cepat dan 8.290 tes swab. Tes akan terus dijalankan untuk mendapatkan peta yang lebih detail terkait penyebaran Covid-19.
”Untuk mengejar target 300.000 tes, kami masih menunggu pengadaan rapid test selanjutnya,” ucapnya.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) yang diperbarui hingga Rabu pukul 20.43, kasus positif berjumlah 1.556 orang. Sejumlah 237 orang sembuh dan 98 orang meninggal.
Pemerintah Provinsi Jabar berencana melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Opsi ini masih dikaji dan akan diterapkan setelah PSBB berakhir pada 19 Mei.
Sejumlah 63 persen wilayah Jabar dinilai berpotensi melakukan relaksasi setelah PSBB. Akan tetapi, protokol kesehatan tetap harus dijalankan.
Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, potensi penularan Covid-19 di angkutan publik patut diwaspadai. Hal ini berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada 300 penumpang kereta rel listrik di Stasiun Bogor pada April lalu.
”Sejumlah tiga dari 300 sampel atau 1 persen terkonfirmasi positif Covid-19. Jadi, ini mesti diantisipasi,” ujarnya.