Penambahan kasus baru positif Covid-19 di sejumlah daerah terkait dengan kluster pasar tradisional. Lima hari sebelum Lebaran, pasar dan mal kian dipadati pembeli.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS— Menjelang Lebaran, pasar-pasar tradisional di Tanah Air dipadati pengunjung seperti bukan dalam suasana pandemi Covid-19. Pusat perbelanjaan modern juga demikian.
Selasa (19/5/2020), kesibukan di Pasar Pinasungkulan, Kelurahan Karombasan Utara, Kota Manado, Sulawesi Utara, berjalan seperti biasa. Jarak antarlapak diperlebar, tetapi interaksi pedagang-pembeli atau antarpedagang tak kenal jarak. Sebagian pedagang tanpa masker dan tak terlihat ada sarung tangan.
Kluster Pinasungkulan terbentuk sejak Pasien 41, laki-laki 68 tahun asal Manado, dinyatakan positif Covid-19 pada 28 April. Kini, 11 pasien Covid-19 di sana terkait kluster itu. Namun, Pemerintah Kota Manado belum mengambil keputusan definitif untuk mencegah penularan lebih luas selain tes cepat massal bagi pedagang dan pegawai pasar.
Wacana pemindahan aktivitas pasar ke sekitar Stadion Klabat, 850 meter dari pasar, ditolak warga Kelurahan Ranotana Weru. Ryan (22), karyawan depot air isi ulang di dekat stadion, takut jika pasar dipindahkan ke area tempatnya bekerja dan tinggal. ”Kasihan para orangtua yang pasti sangat khawatir,” katanya.
Berdasarkan data PD Pasar Manado, ada 1.250 pedagang di Pasar Pinasungkulan, yang terdiri dari 1.050 pedagang tetap dan 200 pedagang musiman. Ada 50 petugas pasar.
Melihat jumlah ini, Wali Kota Manado Vicky Lumentut menggugurkan opsi pemindahan pasar setidaknya sampai pekan depan. ”Memindahkan pedagang bukannya menyelesaikan masalah hingga akar, malah hanya memindahkan masalah,” ujarnya.
Di Papua, Wakil Wali Kota Jayapura Rustam Saru mengatakan, pihaknya masih menutup dua pasar tradisional di Distrik Jayapura Selatan. Semua pedagang di kedua pasar itu diwajibkan ikut tes cepat.
”Kami akan menutup kedua pasar ini hingga tes cepat bagi pedagang dan warga setempat tuntas. Ada sekitar 3.000 pedagang dan warga di area itu,” ujar Rustam yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Jayapura.
Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura merupakan daerah dengan peningkatan kasus Covid-19 signifikan beberapa hari terakhir. Selasa kemarin ada penambahan 45 kasus positif Covid-19, yakni 40 di Kota Jayapura dan 5 di Kabupaten Jayapura. Kota Jayapura kasus positif Covid-19 tertinggi di Papua, yakni 178 orang.
Kecemasan juga melanda Kota Ambon, Maluku, yang dipicu dari pasar tradisional Mardika. Banyak pedagang melanggar protokol kesehatan meski beberapa dari mereka hasilnya reaktif saat tes cepat.
Kami akan menutup kedua pasar ini hingga tes cepat bagi pedagang dan warga setempat tuntas.
Hingga Selasa petang, 43 pedagang belum juga mendatangi tempat karantina. ”Pukul 18.00 sore ini diharapkan semua sudah masuk lokasi isolasi terpusat. Besok langkah tegas penutupan sementara kios pedagang yang membandel,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon Joy Adriaansz.
Kini, Puskesmas Rijali yang berada di areal pasar itu ditutup lantaran dua perawat positif Covid-19. Puskesmas itu ada di tengah pasar tradisional terbesar di Maluku itu.
Bangunan puskesmas terdiri atas tiga lantai tanpa halaman. Hanya ada teras sempit. Setiap saat orang lalu lalang di depan. Bahkan, ada yang duduk di dekat gerbang, yang kebanyakan pedagang, tanpa mematuhi protokol kesehatan.
Memasuki H-5 Lebaran, sejumlah pusat perbelanjaan dan pasar tradisional di Kota Surabaya, Jawa Timur, juga mulai dipadati pembeli. Tidak semua pengunjung menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Direktur Pakuwon Group Sutandi Purnomosidi mengatakan, selain menerapkan protokol kesehatan ketat, setiap gerai harus melakukan pembatasan jumlah pengunjung. Pembatasan ini dilakukan sebagai bagian pembatasan fisik.
Dalam satu gerai, jumlah maksimal pengunjung disesuaikan dengan aturan satu pengunjung untuk luas 4 meter persegi. Akses masuk gerai pun dibatasi hanya satu pintu dan dijaga petugas keamanan.
Berbeda dengan di pusat perbelanjaan, penerapan protokol kesehatan tidak maksimal di semua pasar tradisional. Ada yang mengawasi ketat, ada pula yang longgar.
Petugas rutin memantau pusat perbelanjaan untuk memastikan protokol kesehatan dipatuhi.
Di Pasar Kapas Krampung, sebagian pembeli tidak mengenakan masker. Interaksi pun berdekatan. Sebagian besar pembeli di pusat perbelanjaan dan pasar tradisional membeli kebutuhan persiapan Lebaran, termasuk toko busana dan toko emas.
”Saya mau beli kalung, uangnya dari tunjangan hari raya, ditambah tabungan selama setahun,” ujar Rosalia (34), pekerja pabrik di Rungkut, Surabaya, saat antre di toko perhiasan di Pasar Soponyono.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, petugas rutin memantau pusat perbelanjaan untuk memastikan protokol kesehatan dipatuhi. Jika melanggar, akan dikenai sanksi, seperti teguran tertulis dan penyitaan KTP.
Pengetatan pengawasan juga dilakukan di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat, yang mulai ramai lagi. Selasa siang, lapak-lapak PKL memenuhi pinggir Jalan Pasar Raya. Seminggu sebelumnya, mayoritas lapak PKL atau kios tutup karena disinfeksi oleh pemkot, juga karena sepinya pembeli.
”Saya buka lagi seminggu terakhir. Pengunjung mulai ramai,” ucap Adi (30), pedagang celana. Ia sebenarnya khawatir, tetapi terimpit kebutuhan.
Kepala Dinas Pasar Kota Padang Andre Algamar mengakui bahwa kondisi Pasar Raya Padang mulai ramai. Roda perekonomian berputar lagi.
Sebagai antisipasi, penerapan protokol kesehatan di Pasar Raya Padang diperketat. Pengambilan sampel usap (swab) hidung dan tenggorokan digeser ke pasar itu karena partisipasi pedagang di puskesmas dan rumah sakit amat rendah.
Dari kuota 1.000 orang, baru 167 yang mengikuti pemeriksaan. Dari jumlah itu, 32 orang positif Covid-19. Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, dari 11 tambahan kasus, 3 kasus adalah pedagang Pasar Raya Padang.