RSUP Leimena Ambon Rawat Pasien Covid-19 Mulai 26 Mei
Rumah Sakit Umum Pusat dr J Leimena di Ambon, Maluku, akan beroperasi khusus melayani pasien Covid-19 mulai 26 Mei. Sebanyak 120 tenaga kesehatan untuk sementara akan diambil dari rumah sakit dan puskesmas lain.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Pusat dr J Leimena di Ambon, Maluku, akan beroperasi khusus melayani pasien Covid-19 mulai 26 Mei. Semua fasilitas pendukung di rumah sakit baru tersebut sudah rampung. Untuk sementara, tenaga kesehatan diambil dari sejumlah rumah sakit dan puskesmas di Kota Ambon.
Direktur Utama RSUP dr J Leimena Celestinus E Munthe, di Ambon, Rabu (20/5/2020), mengatakan, pengoperasian rumah sakit baru dengan 200 tempat tidur itu dikhususkan bagi pasien Covid-19. Alasannya, telah terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang cukup signifikan dalam sepekan terakhir. Hingga Selasa malam, jumlah kasus terkonfirmasi positif sebanyak 124 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 21 pasien sembuh dan 7 lainnya meninggal. Adapun jumlah pasien yang dirawat 96 orang. Itu belum termasuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang berjumlah 32 orang. Di luar itu terdapat ratusan orang yang dikarantina lantaran berdasarkan tes cepat menunjukkan hasil reaktif.
Di tengah ledakan pasien, jumlah rumah sakit di Kota Ambon unutk melayani pasien Covid-19 sangat terbatas. Saat ini, hanya ada tiga rumah sakit yang menerima pasien Covid-19, yakni RS TNI AD dr JA Latumetten, RS TNI AL dr FX Suhardjo, dan RS Polri Bhayangkara. Sementara itu, RSUD Ambon yang paling memadai untuk ukuran Maluku untuk sementara tidak menerima pasien sejak Selasa 12 Mei. Rencana penutupan selama 14 hari.
Meski demikian, rumah sakit tersebut tetap merawat pasien yang sudah telanjur masuk. ”Beroperasinya RSUP dr Leimena ini untuk memperkuat penanganan Covid-19 di Maluku. Yang perlu diketahui, untuk sementara, RSUP hanya menerima pasien Covid-19,” ujar Celestinus.
RSUP dr J Leimena mulai dibangun pada Juli 2018 dan baru akan beroperasi. Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu penempatan pegawai oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Pegawai dimaksud untuk mengisi jabatan struktural dan administratif di rumah sakit yang langsung di bawah tanggung jawab Kementerian Kesehatan itu. Sementara tenaga medis yang terlibat dalam penanganan pasien diambil dari Maluku.
Disepakati bahwa tenaga kesehatan yang akan mengisi sementara RSUP dr J Leimena akan diambil dari delapan rumah sakit dan sejumlah puskesmas di Kota Ambon.
Dalam rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku pada Rabu siang disepakati bahwa tenaga kesehatan yang akan mengisi sementara RSUP dr J Leimena akan diambil dari delapan rumah sakit dan sejumlah puskesmas di Kota Ambon.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikhyal Pontoh mengatakan, pasien positif Covid-19 di rumah sakit yang lain tidak perlu dialihkan ke RSUP dr J Leimena. Adapun rumah sakit ini hanya menerima pasien baru yang menurut hasil tes menunjukkan positif Covid-19. Selain itu, juga merawat PDP yang menurut tes cepat menunjukkan hasil reaktif. ”Jadi tidak ada evakuasi pasien ke RSUP,” ujarnya.
Menurut Meikhyal, perekrutan 120 tenaga kesehatan untuk bertugas di RSUP melalui perhitungan matang termasuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit. Mereka akan dibagi ke dalam empat kelompok.
”Dipastikan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di sejumlah rumah sakit masih mencukupi,” ujarnya.
Sementara itu, kelompok futsal Kalesang FC yang terdiri atas para jurnalis di Kota Ambon kembali membagikan 1.000 masker bagi warga Kota Ambon. Masker tersebut sumbangan dari Gubernur Maluku Murad Ismail.
”Setelah aksi sukarela yang pertama, kini mengalir dukungan dari berbagai pihak,” kata Levinus Kariuw, salah satu jurnalis dalam Kalesang FC. Aksi sebelumnya dilakukan pada Sabtu, 16 Mei.
Para jurnalis berkeliling ke sejumlah titik strategis di Kota Ambon. Mereka juga mendatangi para penjual ikan, penjual buah, dan pedagang asongan. Menurut Levinus, masih banyak warga Kota Ambon, terutama kalangan ekonomi bawah, yang kesulitan mendapatkan masker. Ada yang menggunakan satu masker untuk beberapa hari.