Terapkan Larangan Mudik, Bus Antarprovinsi Tak Beroperasi di Sumut
Menjelang Idul Fitri, semua bus antarprovinsi dari dan menuju Sumatera Utara berhenti beroperasi untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Perbatasan Sumut dengan provinsi lain juga dijaga ketat oleh kepolisian.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Menjelang Hari Raya Idul Fitri, semua bus antarprovinsi dari dan menuju Sumatera Utara berhenti beroperasi untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Namun, bus antarkota dalam provinsi masih diizinkan mengangkut penumpang dengan protokol kesehatan. Perbatasan Sumut dengan provinsi lain dijaga ketat oleh kepolisian.
”Kami membuat 25 tempat pemeriksaan di perbatasan Sumut dengan Riau, Sumatera Barat, dan Aceh. Kendaraan yang tidak memenuhi syarat kami minta untuk kembali ke tempat asal,” kata Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Inspektur Jenderal Martuani Sormin, di Medan, Jumat (22/5/2020).
Martuani mengatakan, pemeriksaan dilakukan terhadap semua kendaraan yang akan masuk dan keluar Sumut. Syarat yang mereka periksa, antara lain, surat rencana perjalanan dan surat hasil tes cepat Covid-19. Dari hasil operasi dalam beberapa hari ini, sudah lebih dari 800 kendaraan diminta kembali ke asal.
Berdasarkan pantauan Kompas, perusahaan otobus antarkota dalam provinsi masih tetap beroperasi di Sumut. Loket-loket bus di Jalan Sisingamangaraja tampak dipenuhi penumpang. Protokol kesehatan Covid-19 tidak sepenuhnya diterapkan. Mereka, misalnya, tidak semua memakai masker dan tidak menjaga jarak. Para penumpang juga tidak diminta surat keterangan sehat ketika membeli tiket.
Alwi Matondang dari humas perusahaan otobus PT Antar Lintas Sumatera mengatakan, mereka hanya bisa mengimbau penumpang mematuhi protokol kesehatan, tetapi tidak bisa memaksa jika ada pelanggaran. ”Kami juga tidak bisa memaksa semua penumpang harus ada surat kesehatan. Mereka tidak siap,” katanya.
Meskipun masa Lebaran, kata Alwi, mereka hanya memberangkatkan tiga bus dalam sehari. Padahal, pada masa puncak arus mudik tahun sebelumnya, mereka biasanya memberangkatkan 25 armada.
”Hal itu karena angkutan antarprovinsi diminta untuk diberhentikan semuanya. Kami juga menghentikan angkutan ke Pekanbaru, Palembang, Jakarta, dan Surabaya,” kata Alwi.
Kasus meluas
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah, mengatakan, mereka meminta agar masyarakat Sumut mematuhi larangan mudik. Ia menyebut, kasus positif di Sumut terus meningkat pesat dan bertambah dua kasus dalam sehari belakangan menjadi 285 kasus. Pasien positif yang meninggal bertambah satu orang menjadi 32 orang.
”Penularan Covid-19 masih terus terjadi di Sumut. Kami minta masyarakat untuk mematuhi pembatasan sosial dan larangan mudik,” kata Aris.
Ia meminta masyarakat semakin mewaspadai penularan yang semakin tinggi di Sumut. Pantauan Kompas, ruas jalan di berbagai tempat di Medan kini mulai ramai kembali. Pasar-pasar dipenuhi para pengunjung dan tidak sepenuhnya menerapkan protokol kesehatan Covid-19.