Tumbuhkan Kedisiplinan melalui Kampung Wani Jogo Suroboyo
Pemerintah Kota Surabaya membentuk program “Kampung Wani Covid-19” untuk meningkatkan peran warga sebagai garda terdepan memutus rantai penularan dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya mengajak warga untuk meningkatkan perannya dalam memutus rantai penularan Covid-19. Melalui program ”Kampung Wani Jogo Suroboyo Covid-19” warga diharapkan menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan protokol kesehatan dari lingkup keluarga dan tetangga.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Senin (25/5/2020), mengatakan, warga memiliki peran penting dalam memutus rantai penularan Covid-19. Mereka bisa saling mengingatkan untuk tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Tujuan utama dari pembentukan program ini adalah membentuk kesadaran warga untuk disiplin mengikuti protokol kesehatan agar bisa memutus rantai penularan Covid-19. Jika warga sudah disiplin sejak berada di tempat tinggalnya, akan terbiasa saat berada di tempat lain. (Irvan Widyanto)
Agar peran masyarakat tersebut terkoordinasi dengan maksimal, pihaknya membentuk Kampung Wani Jogo Suroboyo Covid-19 di tingkat RW. Setiap RW akan membentuk satuan gugus tugas untuk mengawal warganya mengikuti setiap protokol kesehatan.
”Tujuan utama dari pembentukan program ini adalah membentuk kesadaran warga untuk disiplin mengikuti protokol kesehatan agar bisa memutus rantai penularan Covid-19. Jika warga sudah disiplin sejak berada di tempat tinggalnya, akan terbiasa saat berada di tempat lain,” kata Irvan.
Pihaknya sudah menyosialisaskan program ini dengan semua camat dan kepala puskesmas di Surabaya. Selanjutnya, mereka akan berkoordinasi dengan lurah dan pengurus RW untuk implementasinya.
”Kami sengaja memberi nama Kampung Wani Jogo Suroboy Covid-19 karena sesuai dengan karakter arek-arek Suroboyo yang wani (berani), wani sak sembarange,” ucapnya.
Dalam program Kampung Wani Covid-19, ada empat pilar utama, yakni Satgas Wani Sehat, Satgas Wani Sejahtera, Satgas Wani Jogo, dan Satgas Wani Ngandani. Setiap satgas menjalankan tugas berdasarkan beberapa surat edaran yang telah diterbitkan Wali Kota Surabaya mulai Februari 2020.
Satgas Wani Sehat bertugas melakukan pemantauan terhadap orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), orang tanpa gejala (OTG), serta pasien positif Covid-19 yang menjalani rawat inap. Satgas ini juga melakukan pendataan terhadap warga yang pernah melakukan kontak dekat dengan pasien-pasien positif Covid-19 di kampungnya.
”Jika ada warga yang memiliki gejala Covid-19, tetapi belum mendapatkan perawatan, mereka harus melapor ke puskesmas terdekat agar bisa segera mendapat penanganan,” kata Irvan.
Kemudian Satgas Wani Sejahtera berperan mengidentifikasi warga kurang mampu terdampak Covid-19 agar mendapatkan bantuan. Mereka juga harus memastikan ODP, PDP, OTG, dan pasien rawat jalan beserta keluarganya mendapatkan program permakanan dari Pemkot Surabaya.
Adapun tugas Satgas Wani Jogo adalah melakukan penjagaan di akses masuk kampung, memastikan warga yang melakukan isolasi mandiri tidak keluar rumah, serta melakukan penyemprotan cairan disinfektan di rumah-rumah warga. Satgas ini juga harus mengawal jalannya penerapan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan sering mencuci tangan menggunakan sabun.
Memberikan informasi
”Sementara Satgas Wani Ngandani memberikan informasi kepada warga terkait pencegahan dan penanganan Covid-19 dan melaporkan perkembangan penanganan ODP, PDP, OTG, dan pasien rawat jalan di kampung mereka melalui aplikasi lawancovid-19.surabaya.go.id,” tutur Irvan.
Dengan penguatan masyarakat mulai tingkat perkampungan, diharapkan warga bisa saling melindungi satu sama lain. Masyarakat akan terbiasa saling mengingatkan agar protokol kesehatan bisa dilaksanakan dengan maksimal.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Muhammad Fikser menambahkan, masyarakat memiliki peran amat penting dalam memutus rantai penularan Covid-19. Jika mereka bisa saling peduli, kasus Covid-19 di Surabaya diyaknini bisa cepat diturunkan.
”Jangan ada warga yang dikucilkan karena tertular Covid-19. Mereka seharusnya dibantu dan dilindungi agar cepat sembuh,” ujar Fikser.
Warga Wonokromo, Yunus (56), mengatakan, sebulan lalu sebelum pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar, pengurus RT di kampungnya sudah menerapkan penjagaan dan mengurangi akses masuk menjadi satu pintu. Setiap warga yang lewat pos penjagaan harus menggunakan masker dan setiap rumah harus menyediakan tempat cuci tangan.