Protokol Kesehatan Disiapkan dari Altar hingga Pasar di Purwokerto
Penerapan protokol kesehatan disiapkan di sejumlah tempat untuk menekan persebaran virus korona jenis baru. Di Purwokerto, protokol kesehatan dipersiapkan dan disosialisasikan terus di pasar hingga tempat ibadah.
Oleh
Wilibrordus Megandika Wicaksono
·4 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Penerapan protokol kesehatan mulai dipersiapkan serta terus disosialisasikan kepada warga di berbagai area publik, mulai dari tempat ibadah hingga pasar di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kendati demikian, kedisiplinan warga masih perlu ditingkatkan agar penerapan normal baru tak memicu penularan Covid-19.
Di Pasar Manis, Purwokerto, misalnya, sepekan terakhir, sudah dilengkapi dengan tanda berupa stiker berbentuk telapak kaki warna merah untuk menerapkan alur masuk pembeli dari pintu utama. Adapun stiker warna hijau ditempel untuk arah keluar melalui pintu samping.
Meski demikian, dari pantauan Selasa (9/6/2020), masih banyak orang yang tidak mematuhi alur itu. ”Kami terus mengingatkan pembeli dan penjual untuk menerapkan protokol kesehatan demi kebaikan bersama,” kata Kepala UPT Pasar Manis Suparwoto.
Ia menyampaikan, stiker tersebut dipasang supaya tidak terjadi perjumpaan langsung antara orang yang masuk ke pasar dan keluar. Selain alur itu, pihaknya juga memasang stiker supaya pembeli dan penjual saling menjaga jarak setidaknya 1,5 meter. Di pasar yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 4 Mei 2016 ini terdapat 470 pedagang.
”Kami juga telah memberi izin bagi delapan layanan belanja online untuk meminimalkan kerumunan di pasar,” ujarnya.
Menurut Suparwoto, setiap pedagang dan pembeli pun diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan baik sebelum dan sesudah masuk pasar. Selanjutnya, pemerintah daerah akan bekerja sama dengan Bank Jateng melaksanakan penukaran uang steril di pasar ini.
”Di pasar ini, jika ada pembeli dan penjual yang tidak bermasker, tidak boleh masuk. Kami juga menyemprot cairan disinfektan dua kali seminggu,” katanya.
Wasis (28), pedagang telur di Pasar Manis, menyampaikan, dirinya sempat kesulitan bernapas saat harus memakai masker yang ketat. Namun, dengan kain penutup hidung dan mulut, ia tetap berdagang melayani pembeli.
”Saya lebih nyaman pakai kain. Ini demi kebaikan bersama dan menaati aturan pemerintah,” tuturnya.
Tempat ibadah
Persiapan penerapan protokol kesehatan juga tampak di Gereja Katolik Santo Yosep, Purwokerto. Pemasangan pita pada bangku untuk membatasi jarak antarumat telah rampung.
Total kapasitas gereja ini sebanyak 600 orang. Namun, demi mematuhi protokol kesehatan, umat yang bisa beribadah hanya 120 orang. ”Kami juga menerapkan pendaftaran melalui google form. Jadi, setiap kali misa, jumlah dan nama umat tercatat,” tutur Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Gereja Santo Yosep Purwokerto Andreas Sri Budiyanto.
Andreas menyebutkan, misa harian direncanakan baru dilaksanakan pada Rabu dan Jumat pukul 05.30-06.00. Adapun misa hari Sabtu-Minggu belum akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Selain masih dalam tahap pengajuan izin, mekanisme pelaksanaan juga masih disiapkan mengingat jumlah umat di gereja ini mencapai 3.500 orang.
Persiapan di gereja ini sudah berlangsung sekitar sepekan terakhir. Buku-buku doa dan nyanyian puji syukur dan Alkitab yang tadinya disiapkan di setiap bangku kini disimpan karena berpotensi jadi sarana penyebaran virus.
Setiap sudut gereja, mulai dari area panti imam tempat pastor memimpin misa, meja altar, bangku, pintu, hingga pegangan pintu, juga dibersihkan.
Gereja ini, lanjut Andreas, menyiapkan pula cairan pembersih tangan, empat titik wastafel untuk cuci tangan, serta mewajibkan umat memakai masker. Pada Selasa pagi, area luar dan dalam gereja pun disemprot cairan disinfektan.
”Saat ini penyemprotan dilakukan karena besok pagi akan dipakai untuk misa. Kemudian Kamis akan disemprot lagi untuk dipakai misa lagi pada Jumat,” paparnya.
Hingga saat ini, jumlah pasien positif Covid-19 di Banyumas tercatat 68 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 56 orang sembuh, 8 orang masih dirawat, dan 4 orang meninggal dunia. Adapun jumlah pasien dalam pengawasan ada 325 orang dan orang dalam pemantauan ada 2.301 orang.
Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, dari empat orang yang meninggal dunia itu, satu orang meninggal pada 8 Juni 2020 ini, yaitu seorang perempuan berusia 61 tahun asal Desa Kebasen, Kecamatan Kebasen, Banyumas.
”Pasien punya riwayat rutin periksa di RS karena penyakit jantung, gagal ginjal, dan diabetes. Tidak ada riwayat ke luar kota dan kontak PDP ataupun terkonfirmasi positif. Namun, ada kontak dengan anaknya yang pulang dari Jakarta, Desember lalu,” tutur Husein.
Husein meminta supaya masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit bawaan.
Seperti diberitakan Kompas (9/6/2020), ”Norma Baru, Bukan Normal Baru”, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ede Surya Darmawan mengingatkan, kita jangan terjebak pada euforia memasuki normal baru.
”Saya lebih setuju norma baru, bukan normal baru. Pola hidup lama kita terbukti gagal menghadapi Covid-19, ini artinya kita semua harus mengubah pola hidup baru dengan norma baru,” kata Ede.