Satgas Kediri Pakai Pendekatan Bertahap Hadapi Penolakan Warga
Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Kediri akan tetap melaksanakan tes cepat terhadap warga yang menolak. Namun, prosesnya dilakukan secara perlahan dan bertahap.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Meski ada sejumlah warga Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang menolak tes cepat, Senin (8/6/2020), Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Kediri akan tetap melaksanakan tes cepat terhadap mereka. Namun, prosesnya dilakukan secara perlahan dan bertahap.
Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Kediri, Ahmad Chotib, saat dikonfirmasi dari Malang, Jawa Timur, Selasa (9/6), mengungkapkan, keberatan sejumlah warga Desa Kedak yang menolak tes cepat (rapid test) karena kesalahpahaman semata.
”Mereka kurang paham akan tujuan dan manfaat rapid test. Mereka beranggapan kalau di-rapid, terus hasilnya positif, akan langsung diisolasi dan sebagainya. Mereka ini, kan, punya keluarga, ternak, dan lainnya. Jadi, mereka takut akan menjalani isolasi,” katanya.
Desa Kedak merupakan salah satu dari 22 kluster penularan Covid-19 di Kabupaten Kediri. Hingga 8 Juni, jumlah pasien positif Covid-19 kluster Desa Kedak sebanyak 27 orang. Angka ini tertinggi kedua setelah kluster pabrik rokok Mustika Tulungagung yang mencapai 50 orang.
Pasien Covid-19 di Kabupaten Kediri terus bertambah. Hingga 8 Juni, total pasien positif mencapai 171 orang. Dari jumlah tersebut, 150 orang dirawat, 12 orang sembuh, dan 9 orang meninggal.
Menurut Chotib, pihaknya tetap akan melakukan tes cepat secara perlahan, tanpa paksaan. Sejauh ini sudah ada 11 orang yang menjalani tes itu, yang dilakukan bersamaan dengan aksi penolakan warga. Hasil tes 11 orang itu pun nonreaktif.
”Setelah demonstrasi menolak rapid test, mereka dikumpulkan dan diberikan pemahaman. Akhirnya, sebagian bersedia menjalani tes cepat. Alhamdulillah, hasilnya bagus, tidak positif,” katanya.
Menurut Chotib, lima hari terakhir ribuan warga Kabupaten dan Kota Kediri memang menjalani tes cepat massal dengan bantuan tim dari Provinsi Jawa Timur. Rencana semula ada 1.533 warga yang akan menjalani tes cepat. Namun, hingga Selasa sore, Chotib belum menerima data berapa banyak warga yang sudah menjalani tes cepat tersebut dan bagaimana hasilnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Batu menargetkan tes cepat terhadap 2.000 aparatur sipil negeri (ASN) setempat. Selain itu, sekitar 150 personel TNI-Polri yang bertugas di titik pemeriksaan juga menjadi target tes cepat.
Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Batu, Muhammad Chori, mengatakan, tes cepat terhadap ASN dan personel keamanan dilakukan selama dua hari. ”Pada hari pertama ada 472 orang yang menjalani tes cepat. Hasilnya semua nonreaktif. Sisanya menjalani pemeriksaan pada hari kedua,” ujarnya.
Adapun perkembangan kasus Covid-19 di Batu hingga 8 Juni terdapat 38 orang yang terkonfirmasi positif (8 dirawat, 1 isolasi di rumah, 24 isolasi di shelter, 3 sembuh, dan 2 meninggal). Selain itu, 80 pasien dalam pengawasan dan 301 orang dalam pemantauan.