Gempa 5,7 Guncang Bengkulu, Terasa hingga ke Padang
Gempa bumi mengguncang Kabupaten Mukomuko hingga Kota Bengkulu, Rabu (11/6/2020) siang. Tidak ada korban jiwa, tetapi gempa membuat warga khawatir.
Oleh
RHAMA PURNA JATI/YOLA SASTRA
·3 menit baca
BENGKULU, KOMPAS — Gempa tektonik dengan kekuatan 5,7 skala Richter mengguncang Kabupaten Mukomuko hingga Kota Bengkulu. Bahkan, getaran juga terasa hingga ke Padang, Sumatera Barat. Gempa ini terjadi karena aktivitas subduksi.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi, BMKG Bengkulu, Anang Anwar, Rabu (14/6/2020) mengatakan, gempa tektonik terjadi pada Rabu sekitar pukul 11.35 WIB. Titik gempa berada di pantai barat Sumatera di Samudra Hindia.
Anang mengatakan, gempa yang terjadi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Anang mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update M= 5,5. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,73 LS dan 100,91 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 28 km arah barat daya Mukomuko, Provinsi Bengkulu, pada kedalaman 28 kilometer. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Dampak gempa bumi, ujar Anang, terasa di beberapa tempat. Gempa terasa di daerah Mukomuko, IV MMI. Karena kejadiannya pada siang hari, gempa membuat terkejut sejumlah warga yang berada di dalam rumah. ”Namun, durasi gempa tidak lama, yakni kurang dari 20 detik,” ucapnya.
Selain di Mukomuko, gempa juga terasa di beberapa daerah di Bengkulu, Sumbar, dan Jambi, yaitu Pesisir Selatan, Padang, Kerinci III MMI, Lubuk Basung, Padang Pariaman, Padang Panjang, Bukittinggi, Kepahiyang, Kota Bengkulu, Dharmasraya, Payakumbuh, dan Tanah Datar II MMI.
”Dampak gempa juga terjadi di Kota Bengkulu, tetapi masyarakat sudah terbiasa dengan gempa tersebut,” ucap Anang.
Hingga saat ini, ujar Anang, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Masyarakat diminta tetap waspada.
Anang menerangkan, setelah gempa tersebut, tidak ada gempa susulan. Menurut dia, di Bengkulu hampir terjadi gempa setiap hari. Itulah sebabnya masyarakat di Bengkulu terbiasa dengan situasi ini.
”Kami lebih khawatir jika tidak terjadi gempa karena kemungkinan akan terakumulasi,” ucap Anang.
Di Kelurahan Andalas, Padang Timur, Padang, gempa terasa mengayun sekitar lima detik. Benda-benda di dalam ruangan, seperti kipas angin dan pengeras suara, ikut mengayun. Air di dalam bak bergoyang karena ayunan gempa.
Kami lebih khawatir jika tidak terjadi gempa karena kemungkinan akan terakumulasi.
Rizka Desfi Yusfita (24), jurnalis di Media Center Escape Kantor Gubernur Sumbar, Padang Barat, mengatakan, ia merasakan gempa berayun sekitar lima detik. ”Saya sedang duduk, tiba-tiba ada gempa. Saya pikir awalnya saya pusing. Rasanya seperti berada di atas kapal yang diterpa gelombang,” kata Rizka.
Saat kejadian, kata Rizka, orang-orang yang ada di Escape Building panik dan berhamburan keluar sambil berteriak ”gempa”. Mereka bertahan sekitar 10 menit di luar ruangan, kemudian kembali beraktivitas seperti biasa. Tidak ada laporan kerusakan di sekitar gedung.