TNI dan Polri Jaga Kedisiplinan Warga Saat Normal Baru
Aparat TNI dan Polri berkomitmen untuk bekerja sama mengawal penerapan protokol pencegahan Covid-19 agar tetap dipatuhi warga ketika masa normal baru berlangsung.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Aparat TNI dan Polri berkomitmen untuk bekerja sama mengawal penerapan protokol pencegahan Covid-19 agar tetap dipatuhi warga ketika masa normal baru berlangsung. Secara khusus, Polri juga menegaskan tidak segan menindak warga yang mengambil jenazah pasien Covid-19 secara paksa seperti yang terjadi di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Batam, Jumat (12/6/2020), mengimbau warga agar lebih disiplin mematuhi protokol pencegahan Covid-19 ketika masa normal baru berlangsung nanti. Ia juga meminta fasilitas kesehatan tetap siaga melayani pasien Covid-19 dengan semaksimal mungkin.
”Kita tahu vaksin belum ditemukan. Artinya kemungkinan terpapar Covid-19 (masih) bisa terjadi apabila tidak melakukan protokol kesehatan seperti diinstruksikan pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” kata Hadi saat meninjau Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Covid-19 di Pulau Galang bersama Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Azis.
Di banyak daerah, pelaksanaan protokol pencegahan Covid-19 melemah setelah pemerintah mengumumkan rencana melaksanakan normal baru pada 15 Juni 2020. Bahkan, beberapa waktu lalu, warga di Sulawesi Selatan dan Jawa Timur mengambil paksa jenazah pasien Covid-19 di rumah sakit.
Aksi di sejumlah daerah itu dikhawatirkan dapat menimbulkan terbentuknya kluster penularan baru yang lebih besar. Di Makassar, misalnya, sejumlah keluarga pasien yang diperiksa seusai menjemput paksa jenazah belakangan dinyatakan juga positif terinfeksi Covid-19.
Menanggapi hal itu, Idham menyatakan telah memerintahkan seluruh kepala polda untuk menindak tegas semua yang terlibat jika peristiwa serupa terulang lagi. ”Tidak boleh peristiwa seperti itu terjadi lagi. Peraturannya dan hukumnya ada. Itu harus kami tegakkan. Menegakkan disiplin memang tidak bisa dengan bujuk rayu, tetapi harus dengan tegas. Kalau kami biarkan terus, mau jadi apa negara ini,” ujarnya.
Pintu masuk
Saat meninjau fasilitas kesehatan di Pulau Galang, Hadi juga mengingatkan agar semua rumah sakit rujukan di Batam tetap siaga melayani pasien Covid-19. Diperkirakan gelombang kepulangan warga negara Indonesia akan meningkat mengingat sejumlah negara tetangga kini mulai melonggarkan pembatasan mobilitas.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Batam menunjukkan, hingga 11 Juni, terdapat 197 pasien positif dan 591 pasien dalam pengawasan (PDP). Adapun jumlah pasien positif yang meninggal sebanyak 11 orang dan PDP meninggal sebanyak 79 orang. Kasus di Batam meningkat tajam sejak munculnya kluster penularan Gereja House of Glory (HoG) pada 23 Mei.
Hadi mengatakan, kini ada 61 pasien positif di Batam yang dirawat di RSKI Covid-19 Pulau Galang. Kapasitas RS itu sesuai rencana awal adalah 1.000 pasien, tetapi kini baru mampu menampung 360 pasien. Meskipun demikian, kata Hadi, fasilitas yang tersedia di RS tersebut sangat memadai untuk melakukan observasi ataupun isolasi terhadap pasien Covid-19.