Kluster Pasar Tradisional dan Pemudik Muncul di Temanggung
Kluster-kluster baru penularan Covid-19 bermunculan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kluster tersebut yakni dari pedagang pasar dan pemudik.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Dua kluster baru penularan Covid-19 bermunculan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kluster tersebut yakni dari pedagang pasar tradisional dan pemudik. Terkait hal itu, lima pasar tradisional ditutup untuk sementara.
Bupati Temanggung M Al Khadziq mengatakan, selain kluster Ijtima Ulama Gowa, kini juga mulai muncul kluster pedagang pasar dan pemudik. Sekalipun tidak terkait satu sama lain, gelombang pemudik terus berdatangan dari sejumlah daerah. ”Selain dari luar kota, sejumlah pemudik juga diketahui berdatangan dari luar negeri, seperti Brasil,” ujar Khadziq, saat ditemui, Selasa (16/6/2020).
Untuk kluster pasar tradisional, sementara ini terdeteksi secara signifikan di lima pasar, yaitu Pasar Kandangan, Ngadirejo, Gemawang, Jumo, dan Tembarak. Perkembangan kasus di Pasar Ngadirejo, bahkan diketahui juga memicu munculnya kluster pedagang sayur keliling yang biasanya mengambil sayuran dari Pasar Ngadirejo.
Menyikapi kondisi tersebut, Pemkab Temanggung berinisiatif menutup lima pasar, masing-masing berkisar dua hingga tiga hari. Waktu penutupan digunakan untuk menata pasar dan menyemprot disinfektan.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Khabib Mualim mengatakan, terhitung sejak Maret lalu, Dinas Kesehatan sudah melakukan tes cepat kepada 8.601 orang.
Saat ini, lanjut Khabib, pihaknya untuk sementara memilih tidak akan melanjutkan tes cepat dan akan memfokuskan diri pada penelusuran kontak dari kasus-kasus yang baru muncul.
Beberapa hari terakhir, tes usap tidak bisa dilakukan karena kehabisan tabung tempat pembawa virus atau virus transport medium (VTM).
”Penelusuran masih harus terus kami lakukan karena masih terus muncul kasus baru. Termasuk dari pemudik yang hingga saat ini masih terus berdatangan dari berbagai tempat,” ujarnya.
Saat ini, menurut Khabib, pihaknya juga terus berupaya menindaklanjuti hasil tes usap dan penelusuran kontak dengan melakukan tes usap. Namun, beberapa hari terakhir, tes usap tidak bisa dilakukan karena kehabisan tabung sebagai tempat pembawa virus (virus transport medium/VTM).
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Temanggung, Gotri Wijianto, mengatakan, pada Selasa (16/6/2020), di Kabupaten Temanggung terdapat tiga pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia. Tiga PDP tersebut diketahui tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19.
Dua orang di antara PDP meninggal tersebut diketahui memiliki penyakit penyerta dan seorang di antaranya sempat meminta pulang ke rumah, Senin (15/6/2020). Namun, sebelum sempat pulang, yang bersangkutan meninggal di rumah sakit.
Tambahan tiga PDP meninggal tersebut menyebabkan total jumlah PDP meninggal dunia di Temanggung tercatat menjadi 19 orang. Adapun jumlah orang dalam pemantauan (ODP) meninggal terdata 3 orang dan pasien positif Covid-19 meninggal terdata 2 orang. Total jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Temanggung, hingga Selasa (16/6/2020), terdata 202 orang.
Sebelumnya, Gubernut Jateng Ganjar Pranowo menilai, secara umum, Jateng belum siap menjalankan kehidupan normal baru. Dia mencontohkan, Kebumen yang sebelumnya sudah sujud syukur dan bersiap menjalani normal baru karena berhasil meredam kasus Covid-19 akhirnya dikejutkan kembali munculnya kasus baru Covid-19 pada Senin (15/6/2020).
Dengan kondisi tersebut, Ganjar meminta setiap kota/kabupaten lebih hati-hati menyikapi perkembangan situasi. ”Normal baru tidak bisa semata-mata dilakukan karena penurunan kasus dalam jangka waktu singkat. Normal baru selayaknya diterapkan saat kasus Covid-19 landai, konsisten tidak ada peningkatan selama 14 hari, atau bahkan berbulan-bulan,” ujarnya.