Kampung Tangguh Jadi Basis Penanggulangan Covid-19 di Kalsel
Pemerintah daerah bersama TNI, Polri, dan elemen masyarakat membentuk Kampung Tangguh Banua untuk menanggulangi Covid-19 di Kalimantan Selatan. Kampung itu diharapkan jadi basis dalam memutus rantai penularan Covid-19.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pemerintah daerah bersama TNI, Polri, dan elemen masyarakat membentuk Kampung Tangguh Banua untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di Kalimantan Selatan. Kampung tersebut diharapkan jadi basis dalam menerapkan protokol kesehatan guna memutus rantai penularan.
Kasus terinfeksi Covid-19 di Kalimantan Selatan masih terus bertambah. Pada Rabu (17/6/2020), ada penambahan kasus positif sebanyak 85 orang sehingga jumlahnya kini menjadi 2.208 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.729 orang dalam perawatan dan karantina khusus, 336 sembuh, dan 143 meninggal.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, Kampung Tangguh Banua (bersih, aman, nyaman, unggul, dan sejahtera) adalah contoh sinergi dan kerja sama di antara pemda, TNI, Polri, dan masyarakat dalam mencegah penyebaran Covid-19. Semua saling mendukung dan tolong-menolong dalam menanggulangi pandemi Covid-19.
”Kampung Tangguh Banua ini diharapkan menjadi basis kita untuk menghadapi dan melawan virus korona. Mulai dari sini, kita harus disiplin mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19,” kata Sahbirin saat meninjau percontohan Kampung Tangguh Banua di Kota Banjarmasin, Rabu.
Di Banjarmasin, ada lima kelurahan yang dijadikan percontohan Kampung Tangguh Banua, yaitu Kelurahan Telawang (Banjarmasin Barat), Kelurahan Teluk Dalam (Banjarmasin Tengah), Kelurahan Basirih Selatan (Banjarmasin Selatan), Kelurahan Banua Hanyar (Banjarmasin Timur), dan Kelurahan Sungai Andai (Banjarmasin Utara).
Menurut Sahbirin, pembentukan Kampung Tangguh Banua yang diinisiasi oleh Kepolisian Daerah (Polda) Kalsel ini merupakan salah satu upaya pencegahan dini dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat. ”Saya berharap kampung yang menjadi pelopor dalam penerapan protokol kesehatan seperti ini terus bertambah,” ujarnya.
Kepala Polda Kalsel Inspektur Jenderal Nico Afinta mengatakan, sebanyak 67 Kampung Tangguh Banua telah terbentuk di 13 kabupaten/kota di Kalsel. Kampung tersebut dijaga oleh petugas gabungan dari Polri, TNI, pemda, dan petugas kesehatan.
”Tujuan pembentukan kampung tersebut supaya secara mandiri dimulai dari RT-RW ataupun kelurahan, kita bisa menanggulangi bersama wabah Covid-19. Caranya adalah dengan mematuhi protokol kesehatan di daerah masing-masing,” katanya.
Dengan adanya penjagaan dan pengawasan di setiap kampung, ujar Nico, warga yang keluar rumah harus dipastikan dalam kondisi sehat. Mereka juga mengetahui aturan protokol kesehatan dan melaksanakan aturan tersebut.
”Kunci menghadapi Covid-19 adalah disiplin dari perorangan. Sebab, dari perorangan akan berdampak pada keseluruhan. Berbagai upaya yang kita lakukan akan berhasil apabila masyarakat juga ikut berperan aktif dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan,” tuturnya.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, pembentukan Kampung Tangguh Banua di Banjarmasin bertujuan melibatkan masyarakat dalam menjaga lingkungan di wilayah masing-masing, terutama setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak diberlakukan lagi.
”Dalam suasana tanggap darurat seperti sekarang, kami berharap inovasi Kampung Tangguh Banua bisa membuat masyarakat terhindar dari Covid-19. Ini adalah upaya dari masyarakat untuk masyarakat,” katanya.