Industri dan Pertanian NTB Masih Bergerak di Masa Pandemi Covid-19
Perekonomian di Nusa Tenggara Barat masih bergerak positif meski tipis. Industri berbasis pertanian dan perkebunan menjadi salah satu penyangga utamanya.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pandemi Covid-19 menimbulkan efek berantai terhadap sektor perekonomian di Nusa Tenggara Barat. Namun, UMKM di bidang pengolahan pertanian dan perkebunan masih bisa berproduksi.
UMKM yang masih bisa berproduksi berbasis pada pertanian lokal, di antaranya aneka olahan minuman. Dody Adi Wibowo (38), produsen kopi kemasan Etnic Lombok Coffee, Kamis (18/6/2020), mengatakan, pesanan kopi kemasan memang menurun dalam lima bulan terakhir. Namun, masih ada pasar untuk produknya.
”Masa Covid-19 ini permintaan terjun bebas sampai 70 persen. Sekarang rata-rata produksi sekitar 200 kilogram per minggu,” kata Dody, warga kompleks Perumahan BTN Gunungsari, Desa Gunungsari, Lombok Barat, NTB.
Permintaan itu berasal dari sejumlah hotel dan kafe di Kota Mataram serta beberapa kota di Pulau Jawa. Pembeli di luar NTB umumnya memesan melalui media daring.
Aktivitas produksi juga tetap berjalan karena bahan baku kopi berasal dari produk lokal, seperti kopi robusta. Berjalannya industri kopi turut membantu sejumlah petani kopi binaan di beberapa desa Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Produksi kopi di NTB saat ini berkisar 10 ton.
Abdul Hadi (42), produsen minuman herbal Serbat Jahe, Dusun Longserang Barat Selatan, Desa Langko, Lombok Barat, juga masih bisa berproduksi. Usahanya berbahan lokal, seperti jahe, jahe merah, kayu manis, gula aren, dan serai. Di masa pandemi Covid-19, ia bahkan banjir permintaan. Semula ia hanya produksi 20-25 kg per hari, kini meningkat menjadi 50-100 kg per hari.
Produk minumannya diolah dengan mesin sederhana. Harganya dibanderol Rp 17.000-Rp 25.000 per bungkus (berisi enam saset). Untuk memproduksi minuman ini, Abdul Hadi mempekerjakan lima tenga kerja dalam proses produksi.
Kepala Badan Pusat Statistik NTB Suntono mengatakan, triwulan pertama tahun 2020 membuktikan pertumbuhan ekonomi NTB tumbuh positif meski sangat rendah. Penyumbang capaian ekonomi di lapis pertama adalah pertanian, industri, disusul sektor tambang. Adapun leadingsector yang akan membuat ekonomi NTB tumbuh adalah listrik, konstruksi, dan semua industri, utamanya industri pengolahan.
Secara umum, ekonomi NTB digerakkan oleh lima sektor utama yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terciptanya ”kue ekonomi” di NTB meliputi sektor pertanian, pertambangan, perdagangan, konstruksi, dan transportasi. Besarnya kontribusi setiap sektor cenderung bergeser, tetapi sektor-sektor ini tetap menjadi lima besar dalam ekonomi NTB selama 2018-2020, khususnya pada triwulan I.