Lagi, Dua Tenaga Kesehatan di Indramayu Positif Covid-19
Kasus tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19 terus terjadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kali ini, seorang perawat dan bidan di dua puskesmas diduga tertular dari orang tanpa gejala.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Kasus tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19 terus terjadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kali ini, seorang perawat dan bidan di dua puskesmas diduga tertular dari orang tanpa gejala.
Pasien tersebut adalah OTU, pria berusia 26 tahun yang bekerja sebagai perawat di Puskesmas Lohbener, dan K, bidan berusia 44 tahun yang bertugas di Puskesmas Tugu. Mereka terkonfirmasi positif setelah menjalani tes usap tenggorokan atau swab.
”Mereka diduga tertular dari orang tanpa gejala (OTG). Keduanya juga tidak punya riwayat perjalanan ke daerah episentrum penyebaran Covid-19,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara, Sabtu (20/6/2020), di Indramayu.
Menurut Deden, dari enam tenaga kesehatan yang menjalani tes usap di Puskesmas Lohbener pada Rabu (17/6/2020), hanya OTU yang positif Covid-19. Pasca-penemuan itu, pihaknya menyemprotkan cairan disinfektan ke area puskesmas.
Mereka diduga tertular dari orang tanpa gejala (OTG). Keduanya juga tidak punya riwayat perjalanan ke daerah episentrum penyebaran Covid-19.
Sebanyak 41 karyawan puskesmas juga telah menjalani tes usap pada Jumat (19/6/2020) dengan hasil negatif Covid-19. Pelayanan di puskesmas pun kembali normal pada Sabtu.
Kini, OTU dirawat di ruang isolasi RSUD Indramayu. Berdasarkan penelusuran surveilans, hingga kini ditemukan 17 orang yang pernah kontak erat dengan pasien. Mereka diminta isolasi mandiri dan segera menjalani tes usap.
Di Puskesmas Tugu, K, seorang bidan, terkonfirmasi positif setelah menjalani tes usap pada Kamis (18/6). Enam tenaga kesehatan di puskesmas tersebut yang juga mengikuti tes usap terbukti negatif Covid-19. Setelah menyemprotkan cairan disinfektan, puskesmas pun kembali beroperasi.
Dari hasil penelusuran surveilans, K diduga tertular dari OTG. Adapun suaminya yang sebelumnya merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) terbukti negatif Covid-19 setelah menjalani tes usap.
Terkait kasus kedua tenaga kesehatan yang positif Covid-19, Deden mengatakan, mereka selalu mengenakan alat pelindung diri (APD) level dua saat bertugas di puskesmas. Pada level ini, tenaga medis mengenakan antara lain penutup kepala, kacamata pelindung, masker bedah, gaun, dan sarung tangan sekali pakai.
Keduanya juga merupakan OTG yang tidak merasakan gejala klinis meskipun di dalam tubuhnya terdapat virus korona baru penyebab Covid-19. ”Ini karena imunnya kuat. Sekitar 80 persen sampai 85 persen pasien Covid-19 memang merupakan OTG,” ungkap Deden yang juga Kepala Dinas Kesehatan Indramayu.
Menerapkan protokol
Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak aman. Pihaknya juga terus menggelar tes usap massal di tempat kerumunan, seperti pasar, dan fasilitas kesehatan. Sebanyak 1.399 orang menjadi sasaran tes usap, termasuk tenaga kesehatan.
Apalagi, kasus positif Covid-19 di Indramayu terus meningkat dari 27 kasus menjadi 29 kasus pada Sabtu. Adapun tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif hingga kini tercatat empat orang.
Indramayu menjadi daerah yang paling banyak melaporkan kasus positif dibandingkan daerah tetangga, yakni Cirebon, Majalengka, dan Kuningan. Kasus kematian PDP di Indramayu juga paling tinggi, yakni 63 orang.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Catur Setiya Sulistiyana mengatakan, selain kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan, pemerintah daerah juga harus memperluas dan meningkatkan tes usap untuk mengidentifikasi kasus Covid-19. Dia berharap tes usap mencapai di atas 1 persen dari jumlah penduduk.
Apalagi, sebagian besar orang yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala klinis. ”Semua orang bisa kena Covid-19, apalagi tenaga kesehatan yang risikonya lebih tinggi,” ucapnya.