Setelah ditutup sekitar tiga bulan, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akan dibuka. Pembukaan dilakukan secara bertahap untuk taman nasional, taman wisata alam, dan suaka margasatwa.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Setelah ditutup sekitar tiga bulan akibat pandemi Covid-19, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang berada di perbatasan empat kabupaten di Jawa Timur akan kembali dibuka. Pembukaan dilakukan secara bertahap untuk taman nasional, taman wisata alam, dan suaka margasatwa.
Kepala Subbagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) Sarif Hidayat, Kamis (25/6/2020), mengatakan, tanpa menyebut tanggal, pembukaan kembali kegiatan wisata di TNBTS akan dilakukan sesegera mungkin.
”Sesegera mungkin setelah semua tahapan yang dipersiapkan efektif dan mendapat rekomendasi Gugus Tugas Covid-19,” kata Sarif melalui pesan Whatsapp. TNBTS berada di perbatasan Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang.
Sejumlah tahapan yang dilakukan BBTNBTS jelang pembukaan wisata di era transisi, antara lain, adalah menyiapkan standar operasional prosedur wisata normal baru. Standar tersebut merujuk pada Surat Edaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Nomor SE.9/KSDAE/PJLHK/KSA.3/6/2020.
BBTNBTS juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait wisata konservasi di zona hijau atau kuning Covid-19. BBTNBTS juga menyiapkan sarana pendukung dalam rangka wisata normal baru.
”Pada masa transisi ini kami hanya akan mengaktifkan kegiatan wisata di Bromo. Karena sesuai surat edaran (Ditjen KSDAE), rekomendasi hanya untuk kegiatan wisata satu hari perjalanan dan akan dievaluasi setiap minggu,” ujarnya.
Kegiatan wisata di TNBTS ditutup sejak 19 Maret lalu. Penutupan dijadwalkan berlangsung hingga 31 Maret, tetapi diperpanjang sampai 29 Mei. Adapun pendakian ke Gunung Semeru (3.676 meter di atas permukaan laut) telah ditutup lebih awal pada September 2019. Penutupan dilakukan dalam rangka perbaikan ekosistem setelah kebakaran lahan musim kemarau tahun lalu.
Sesegera mungkin setelah semua tahapan yang dipersiapkan efektif dan mendapat rekomendasi Gugus Tugas Covid-19.
TNBTS menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata unggulan nasional. Sepanjang tahun 2019, jumlah wisatawan ke TNBTS mencapai 721.082 orang. Dari jumlah tersebut, 699.021 di antaranya merupakan wisatawan lokal dan 22.061 wisatawan asing. Angka ini lebih rendah dari tahun 2018 yang mencapai 853.016 orang, dengan 828.247 di antaranya wisatawan domestik dan 24.769 wisatawan mancanegara.
Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) menyambut baik rencana dibukanya kembali kegiatan wisata di TNBTS. Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asita Malang Raya Gagoek S Prawiro mengatakan, pembukaan wisata tidak menjadi masalah selama semua sudah memenuhi protokol kesehatan.
”Kalau belum memenuhi protokol kesehatan, nanti kalau ada wisatawan terus terpapar (virus korona) di destinasi wisata, kan, kasihan mereka. Selain pengunjung, masyarakat juga akan kena dampak,” ujarnya.
Menurut Gagoek, pihak BBTNBTS sudah berupaya maksimal menyiapkan diri. Namun, mengatur pengunjung dan pedagang agar aman dari Covid-19 menjadi tantangan tersendiri. Dia mencontohkan, pada momentum tertentu, seperti Kasada, banyak pedagang dari luar daerah datang sehingga cukup sulit dikendalikan. ”Yang bertanggung jawab mengendalikan itu nanti siapa,” katanya.
Di luar kawasan TNBTS, menurut Gagoek, sejumlah obyek wisata alam di Kabupaten Malang dinilai siap menerima wisatawan. Obyek wisata yang dimaksud, antara lain, adalah Pantai Balekambang dan Air Terjun Cuban Rondo. Arena di tempat wisata itu cukup luas sehingga aman bagi wisatawan. ”Hanya saja, antrean tiket dan pintu masuk yang perlu diperhatikan,” ujarnya.
Asita, lanjut Gagoek, sudah menyiapkan diri dengan protokol kesehatan. Mereka juga sudah membuat simulasi perjalanan wisata yang menuhi protokol kesehatan, termasuk mengidentifikasi destinasi wisata yang sudah siap dan fasilitas pendukung yang telah siap.
Sejauh ini, menurut Gagoek sudah terlihat animo masyarakat untuk kembali berwisata. Mereka sudah mulai bertanya mengenai destinasi wisata yang aman dan sudah bisa dikunjungi.