Pencarian 7 Nelayan yang Hilang di Selat Sunda Dihentikan
Operasi pencarian korban yang hilang akibat terbaliknya Kapal Motor Puspita Jaya di Selat Sunda pekan lalu dihentikan mulai Jumat (26/6/2020). Setelah tujuh hari pencarian, tim SAR gabungan tidak mendapati tanda-tanda
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Operasi pencarian korban yang hilang akibat terbaliknya Kapal Motor Puspita Jaya di Selat Sunda pekan lalu dihentikan mulai Jumat (26/6/2020). Setelah tujuh hari pencarian, tim SAR gabungan tidak mendapati tanda-tanda keberadaan tujuh awak kapal yang masih hilang.
Menurut Sito dari bagian Humas Basarnas Banten, hingga pencarian hari ketujuh, Kamis malam, tim SAR tak berhasil menemukan ketujuh korban yang dilaporkan hilang. Setelah melakukan evaluasi, tim SAR gabungan memutuskan untuk menghentikan operasi pencarian.
Penghentian pencarian itu, menurut Sito, juga sudah dikabarkan kepada keluarga korban yang berada di Kabupaten Pandeglang, Banten. ”Mereka (keluarga korban) bisa menerima dan ikhlas,” ungkapnya saat dihubungi dari Bandar Lampung.
Meski operasi pencarian dihentikan, tim SAR tetap memantau situasi jika di kemudian hari muncul informasi terbaru terkait dengan keberadaan korban. Informasi itu bisa saja membuat operasi dibuka kembali.
Ketujuh korban yang dilaporkan hilang ialah Jamal (25), Sancan (35), Rasmin (30), Tastirah (50), Suri (50), Boler (30), dan Joni (30). Mereka bagian dari 16 awak KM Puspita Jaya yang terbalik saat melaut di sekitar Kepulauan Rakata, Banten, Kamis, 18 Juni 2020 lalu.
Ombak tinggi
Kapal yang dtumpangi nelayan asal Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, itu terbalik setelah dihantam gelombang setinggi 4 meter. Awalnya, seluruh awak kapal berusaha menyelamatkan diri dengan berenang menuju pulau terdekat. Namun, tujuh orang di antaranya hilang.
Tim SAR tetap memantau situasi jika di kemudian hari muncul informasi terbaru terkait dengan keberadaan korban.
Adapun sembilan korban selamat setelah mereka terombang-ambing di lautan selama 24 jam. Enam korban ditemukan kapal berbendera Belanda yang kebetulan melintas di sekitar lokasi kejadian. Sementara tiga korban lainnya ditemukan oleh kapal ikan yang kebetulan mengalami mati mesin di tengah laut.
Dalam operasi pencarian, tim SAR gabungan telah menelusuri area dengan radius sekitar 1.849,6 mil laut (3425,5 kilometer). Pencarian tidak hanya dilakukan di perairan Banten, tapi diperluas hingga perairan Barat Lampung dengan melibatkan personel dari kantor SAR Lampung.
Secara terpisah, Deni Kurniawan dari bagian Humas Basarnas Lampung menambahkan, tim telah menyebarkan informasi melalui radio pantai dan setiap kapal nelayan yang beroperasi di daerah itu. Tim SAR gabungan sempat terkendala cuaca buruk dan ombak besar saat melakukan pencarian di perairan Barat Lampung.
Stasiun Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Lampung merilis peringatan cuaca buruk yang berlaku pada 25-26 Juni 2020. Gelombang dengan ketinggian berkisar 2,4-4 meter diperkirakan terjadi di wilayah perairan Selat Sunda bagian barat dan selatan. Perahu nelayan diminta mewaspadai kondisi ini saat melaut.