Tes Massal dan Pengawasan di Balikpapan Perlu Diperluas
Kasus Covid-19 dari luar dan di wilayah Balikpapan, Kalimantan Timur, masih terus terjadi. Tes usap massal di wilayah Balikpapan dan tes kesehatan berulang bagi pendatang perlu diperluas.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Kasus Covid-19 dari luar dan di wilayah Balikpapan, Kalimantan Timur, masih terus terjadi di tengah masa pelonggaran kegiatan. Tes usap massal di wilayah Balikpapan dan tes kesehatan berulang bagi pendatang perlu diperluas.
Pada Kamis (25/6/2020), terdapat penambahan delapan kasus positif Covid-19 di Balikpapan. Tiga orang di antaranya adalah warga dari luar Balikpapan. Mereka sudah melakukan tes usap dengan alat reaksi berantai polimerase (PCR) dan hasilnya negatif. Ketiganya adalah pekerja di sektor minyak dan gas. Setelah sampai di Balikpapan, mereka melakukan tes usap ulang dan hasilnya positif Covid-19.
Di hari yang sama, seorang pedagang di Pasar Pandansari yang dinyatakan positif Covid-19 meninggal dunia. Meninggalnya pasien dengan kode BPN 135 itu menandakan bahwa kasus di wilayah Balikpapan masih terjadi di tengah pelonggaran kegiatan di pusat perbelanjaan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, kontak erat BPN 135 akan dites usap. Selain itu, tes usap massal akan dilakukan di Pasar Pandansari kepada para pedagang. ”Kami akan melakukan tes usap massal kepada para pedagang di Pasar Pandansari. Kami menyediakan 500 alat tes usap,” kata Andi di Balikpapan, Jumat (26/6/2020).
Kasus baru juga muncul pada hari Jumat, yakni enam pasien positif Covid-19. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Balikpapan berjumlah 162 orang dengan rincian 60 orang dirawat, 98 orang dinyatakan sembuh, dan meninggal 4 orang.
Dari enam kasus positif baru itu, sebanyak lima orang adalah para pekerja yang memeriksakan diri sebelum pergi ke luar Balikpapan dan setelah masuk ke Balikpapan melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan dan Pelabuhan Semayang. Penambahan kasus di pintu masuk ini dalam sebulan terakhir memang mendominasi.
Selama 19 Mei sampai 19 Juni 2020, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mencatat, pertambahan kasus dari luar Balikpapan persentasenya 37,5 persen dari total kasus baru Covid-19. Angka ini lebih tinggi daripada angka transmisi lokal, yakni 13,8 persen (Kompas.id, 22/6/2020).
Sebelumnya, Andi mengatakan akan berkoordinasi dengan perusahaan yang mendatangkan pekerja dari luar Balikpapan untuk memeriksakan karyawannya dengan tes usap. Selain itu, para pekerja juga akan menjalani tes ulang sebelum aktif bekerja dan sebelum kembali ke daerah masing-masing.
Sementara itu, pengawasan di pintu masuk belum sepenuhnya terawasi. Selain melalui Bandara SAMS Sepinggan dan Pelabuhan Semayang, orang dari luar wilayah Balikpapan masih bisa masuk melalui Pelabuhan Kariangau. Pelabuhan itu melayani penyeberangan ke Palu, Sulawesi Tengah, tetapi belum terawasi oleh petugas kesehatan.
Pengawasan di sana belum bisa dilakukan karena keterbatasan personel. Andi mengatakan, sebanyak 15 petugas dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan baru bisa mengawasi dan memeriksa pendatang di Bandara SAMS Sepinggan dan Pelabuhan Semayang.
Pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Risva mengatakan, pencegahan untuk mengurangi risiko penularan dan penyebaran virus korona jenis baru lebih baik dibandingkan mengobati. Menurut dia, pembawa virus yang masuk ke suatu wilayah harus bisa dikendalikan dengan pengawasan dan melakukan tes masif selama masa pelonggaran.
”Tes massal, pendeteksian kontak erat, dan edukasi warga harus terus dijalankan. Semakin tinggi tes yang dilakukan, maka semakin baik juga langkah dalam penangkapan kasus baru,” kata Risva.
Semakin tinggi tes yang dilakukan, maka semakin baik juga langkah dalam penangkapan kasus baru.
Pencegahan di pasar
Selain pengawasan di pintu masuk yang belum menyeluruh, protokol kesehatan di pusat keramaian juga belum dilaksanakan dengan baik. Masih ada warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan, seperti tidak mengenakan masker.
Pemerintah Kota Balikpapan berencana menyediakan tirai plastik di empat pasar tradisional, yakni Pasar Klandasan, Pasar Baru, Pasar Sepinggan, dan Pasar Pandansari. Anggaran yang disediakan untuk pengadaan tirai plastik itu Rp 250 juta.
”Kita akan menyediakan tirai plastik di pasar-pasar itu di setiap petak untuk mengurangi risiko penularan di pasar,” kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.