Pemkot Balikpapan menghemat anggaran penanganan Covid-19 untuk mengantisipasi lonjakan kasus di tengah pelonggaran aktivitas. Dari Rp 136 miliar, baru terpakai 32 persen dengan porsi terbesar untuk bantuan sosial.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah Kota Balikpapan menghemat anggaran penanggulangan Covid-19 guna mengantisipasi lonjakan kasus di tengah pelonggaran aktivitas di sejumlah tempat. Saat ini dana yang terpakai sekitar 32 persen dari Rp 136 miliar yang dianggarkan. Porsi terbesar untuk bantuan sosial.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, dana terbesar disalurkan untuk bantuan kebutuhan pokok bagi keluarga miskin dan terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. ”Yang terbanyak sudah digunakan untuk bantuan kebutuhan pokok Rp 35 miliar, sedangkan bantuan alat kesehatan terserap Rp 6,8 miliar. Kami masih menghemat karena khawatir betul kalau nanti masih panjang penanganan (Covid-19),” kata Rizal di Balikpapan, Selasa (16/6/2020).
Pemkot Balikpapan telah menyalurkan bantuan sosial bahan pokok gelombang pertama bagi 9.368 keluarga dari APBD Kota Balikpapan. Pada gelombang kedua, sebanyak 66.208 keluarga menerima bantuan. Pada pertengahan Mei, bantuan sosial berupa kebutuhan pokok sudah dibagikan kepada 49.815 keluarga. Bantuan tersebut akan disalurkan hingga Juli 2020.
Selain itu, terdapat pula bantuan dari Kementerian Sosial yang akan disalurkan hingga akhir 2020 bagi 13.630 keluarga. Kepala Dinas Sosial Balikpapan Purnomo mengatakan, bantuan itu disalurkan melalui Bank BRI, Bank BNI, dan Kantor Pos Balikpapan. Setiap warga sudah diseleksi agar tidak mendapat bantuan ganda.
Pada tahap pertama, bantuan sudah disalurkan dalam bentuk uang tunai Rp 600.000 dan masih terus berlangsung. ”Untuk tahap kedua, akan diberikan mulai bulan ini. Kami akan memberikan bantuan setelah menghabiskan kuota untuk tahap pertama dulu melalui BNI dan BRI,” kata Purnomo.
Sejak pelonggaran kegiatan di pusat perbelanjaan, restoran, dan rumah ibadah, kasus Covid-19 di Balikpapan terus bertambah. Pada Selasa, total kasus positif Covid-19 di Balikpapan 106 kasus dengan rincian 37 pasien dirawat, 66 pasien dinyatakan sembuh, dan tiga lainnya meninggal.
Penambahan kasus terakhir pada Selasa, sebanyak enam orang positif Covid-19. Di waktu bersamaan, terdapat lima pasien yang dinyatakan sembuh. Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, penjaringan orang dari luar Balikpapan diperketat dengan mewajibkan tes reaksi berantai polimerase (PCR). Itu dilakukan untuk menghindari potensi penambahan kasus dari luar Balikpapan.
Penjaringan orang dari luar Balikpapan diperketat dengan mewajibkan tes reaksi berantai polimerase (PCR).
Adapun di wilayah Balikpapan dilakukan tes cepat massal untuk menjaring orang-orang yang terindikasi Covid-19, terutama di Kelurahan Baru Tengah dan Kelurahan Baru Ilir, Kecamatan Balikpapan Barat. Sebab, di kawasan itu muncul kluster penularan baru yang disebut Kluster Kampung Baru.
Dari target sekitar 4.000 penduduk yang dites cepat, baru 270 warga yang mengikutinya. Andi mengatakan akan terus menjaring warga hingga target minimal terpenuhi.
Tes cepat massal lambat menjaring warga karena mereka harus datang sukarela ke puskesmas, sedangkan petugas kesehatan hanya membuka layanan pada pukul 09.00-12.00 Wita. Hal itu disebabkan ketahanan petugas kesehatan selama beraktivitas menggunakan alat pelindung diri hanya sekitar tiga jam.
Pemkot Balikpapan belum melakukan tes usap massal berbasis PCR karena belum siap dengan tenaga kesehatan dan perlengkapannya. Tes usap akan dilakukan jika angka kasus melonjak lebih dari 100 persen berturut-turut dalam 14 hari.
Petugas kesehatan hanya membuka layanan pada pukul 09.00-12.00 Wita. Hal itu disebabkan ketahanan petugas kesehatan selama beraktivitas menggunakan alat pelindung diri hanya sekitar tiga jam.
”Butuh alat tes usap yang banyak. Selain itu, tempat untuk mengambil sampel juga harus disiapkan. Untuk itu, kami saat ini fokus ke tes cepat massal. Jika tes usap hasilnya reaktif, baru dites usap,” tutur Andi.
Untuk itu, Rizal mengatakan, jika kasus masih terus bertambah hingga akhir tahun, akan dilakukan penghitungan ulang anggaran untuk penanganan Covid-19 di Balikpapan. Untuk saat ini, Pemkot Balikpapan berusaha menyalurkan dana yang tersisa sebagai bantuan kepada warga dan penanganan kesehatan. ”Kalau nanti tidak cukup akan kami bahas dalam penambahan anggaran,” ujarnya.