Balikpapan Dominasi Kasus Covid-19 di Kalimantan Timur
Kasus Covid-19 di Provinsi Kalimantan Timur didominasi dari Kota Balikpapan. Pengawasan di pintu masuk diperketat. Tes usap massal di pusat keramaian juga digalakkan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Provinsi Kalimantan Timur didominasi dari Kota Balikpapan. Pemerintah setempat memperketat syarat masuk bagi orang dari luar Balikpapan. Selain itu, tes usap massal juga dilakukan di tempat-tempat yang berisiko tinggi terjadi penularan Covid-19.
Pada Selasa (30/6/2020), total kasus positif Covid-19 di Kaltim sejak pertama kali muncul pada 19 Maret berjumlah 518 kasus dari 10 kabupaten dan kota. Sebanyak 186 kasus tercatat muncul dari Kota Balikpapan. Dari jumlah itu, 69 orang dirawat di rumah sakit, 113 orang dinyatakan sembuh, dan 4 orang meninggal dunia.
Kasus di Balikpapan meningkat setelah pembukaan Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan sejak 8 Mei. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mencatat, sebanyak 82 persen kasus positif muncul setelah pembukaan bandara. Sebanyak 77 orang—dan ini yang tertinggi—tercatat sebagai pekerja di sektor minyak, gas, dan tambang yang sebagian besar merupakan warga luar Balikpapan.
”Cara paling efektif (menekan kasus Covid-19) adalah menyaring orang-orang yang masuk ke Balikpapan. Kami akan memastikan semua perusahaan yang akan mendatangkan pekerja ke Kaltim untuk melakukan tes di kota asal,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Andi M Ishak di Balikpapan.
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Timur sudah mengeluarkan Surat Edaran No 440/3576/B.PPOD.I tentang Protokol Kesehatan dan Tes PCR. Warga luar Kaltim harus menyertakan surat sehat dilengkapi tes usap memakai PCR saat memasuki wilayah Kaltim. Andi mengatakan, Pemerintah Provinsi Kaltim akan berkoordinasi lebih lanjut kepada semua perusahaan yang akan mendatangkan pekerja dari luar Balikpapan.
Cara paling efektif adalah menyaring orang-orang yang masuk ke Balikpapan.
Sementara itu, Pemerintah Kota Balikpapan masih menemui orang yang belum melakukan tes usap dengan PCR ketika masuk ke Balikpapan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, sebanyak 800 alat tes usap sudah disediakan untuk mengambil sampel orang-orang di tempat yang berisiko tinggi terjadi penularan, termasuk di bandara.
Selain itu, Pemkot Balikpapan juga melakukan tes usap massal di pusat keramaian untuk pendeteksian dini di wilayah Balikpapan. Setelah terdapat dua orang terjangkit kasus positif Covid-19 di Pasar Pandansari, Kecamatan Balikpapan Barat, tes usap massal dilakukan di pasar itu.
”Hasil tes usap di Pasar Pandansari didapati 247 spesimen. Sore ini juga, kami kirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah Kaltim. Hasilnya akan kami terima pada Kamis (2/7/2020),” kata Dio, sapaan Andi Sri Juliart.
Total pedagang di Pasar Pandansari berjumlah 775 pedagang. Artinya, sebagian besar pedagang di sana belum mengikuti tes usap massal. Dio mengatakan akan menunggu hasil uji laboratorium dari tes usap terlebih dahulu. Jika ada hasil yang positif, tes usap akan diperluas.
Selain itu, Pemkot Balikpapan juga tengah mengajukan 2.400 alat tes usap untuk melakukan tes usap massal di bandara, pelabuhan, dan pasar. Jumlah itu dianggarkan untuk melakukan tes usap kepada warga hingga bulan Agustus 2020.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Balikpapan Dradjad Wicaksono mengatakan, pengendalian kasus dan pengawasan di pintu masuk Balikpapan masih perlu diperketat. Selain bandara SAMS Sepinggan, terdapat Pelabuhan Semayang dan Pelabuhan Kariangau yang juga sudah mulai beroperasi membawa penumpang dari luar Balikpapan.
Petugas dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan yang berjaga di pintu masuk sebanyak 15 orang di Bandara SAMS Sepinggan dan Pelabuhan Semayang. Adapun di Pelabuhan Kariangau yang melayani penyeberangan Palu-Balikpapan dan sebaliknya belum diawasi. ”Pengendalian dan pengawasan yang belum baik terutama di pelabuhan,” katanya.