Mayoritas Pasien Covid-19 di Kediri Berasal dari Pabrik Rokok Tulungagung
Pasien Covid-19 di kota dan kabupaten Kediri mayoritas berasal dari pabrik rokok di Tulungagung, Jawa Timur. Penelusuran dan pencegahan penyebaran kluster industri rokok itu terus dilakukan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Kluster pabrik rokok di Tulungagung menjadi penyumbang terbanyak angka positif kasus Covid-19 di Kota dan Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Sebagian dari mereka adalah warga berusia di atas 50 tahun yang bekerja di pabrik itu.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan, secara kumulatif, ada 29 karyawan pabrik rokok Mustika, 2 orang pabrik rokok Araya, dan 1 orang dari pabrik rokok lain (semua di Tulungagung) yang hasil pemeriksaannya dinyatakan positif di wilayahnya. Sementara orang tanpa gejala dari Mustika ada 11 orang.
Total kasus positif Covid-19 di Kota Kediri hingga 7 Juli sebanyak 61 kasus, pasien dalam pengawasan (PDP) 54 orang, orang dalam pemantauan (PDP) 458 orang, dan orang dengan risiko (ODR) ada 5.377 orang. Dari angka yang positif, sebanyak 49 orang sembuh dan 12 orang meninggal.
Angka tertinggi terkonfirmasi positif ada di Kecamatan Pesantren, yakni 35 orang, disusul Kecamatan Mojoroto 20 orang, dan Kecamatan Kota 6 orang. Adapun tingkat kesembuhan terbanyak ada di Pesantren sebanyak 29 orang, Mojoroto 16 orang, dan Kota 4 orang. Kasus meninggal terbanyak ada di Kota 6 orang, Pesantren 4 orang, dan 2 orang di Mojoroto.
”Kota Kediri sama dengan Kabupaten Kediri, sebagian besar angka Covid-19 disumbang oleh kluster pabrik rokok di Tulungagung,” ujar Abu Bakar saat dihubungi dari Malang, Rabu (8/7/2020).
Abu menceritakan bagaimana warganya bisa terkonfirmasi positif. Mereka adalah karyawan di pabrik itu. Setiap hari, mereka dijemput dan diantar oleh pihak pabrik menggunakan bus. Namun, kegiatan ini sekarang sudah dihentikan menyusul setelah muncul kasus Covid-19.
Sebagai langkah antisipasi, menurut Abu Bakar, pihaknya gencar melakukan tes cepat (rapid test) guna melakukan pengecekan warga yang terindikasi terpapar. ”Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah turun tangan melakukan pengecekan ke lokasi di Tulungagung untuk mencari tahu apakah di sana juga sudah dilakukan physical distancing dan lainnya,” ujarnya.
Kota Kediri sama dengan Kabupaten Kediri, sebagian besar angka Covid-19 disumbang oleh kluster pabrik rokok di Tulungagung.
Abu Bakar menambahkan, cukup banyak warga Kota Kediri yang bekerja di pabrik rokok di luar daerah. Mereka umumnya pensiunan pabrik rokok di Kediri yang memiliki keahlian, kemudian diambil sebagai karyawan di pabrik tersebut.
Sementara itu, di Kabupaten Kediri pada 7 Juli terjadi penambahan lima orang terkonfirmasi positif. Masing-masing satu orang dari kluster Araya Tulungagung, kluster Sidoarjo, dan kluster baru. Sementara dua orang lainnya dari kluster Desa Padangan.
Selain tambahan lima orang positif, juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Kediri, Ahmad Chotib, mengatakan, ada tujuh orang yang dinyatakan sembuh. Dari tujuh orang itu, tiga orang dari kluster Surabaya, dan masing-masing satu orang dari kluster Maspion Sidoarjo, pabrik rokok Mustika, Pesantren Temboro, dan Desa Padangan.
Di Kabupaten Kediri terdapat 30 kluster penyebaran Covid-19, terbanyak kluster pabrik rokok Mustika 55 orang, kluster baru 39 orang, Desa Kedak 29 orang, Araya Tulungagung 23 orang, Surabaya 16 orang, dan Desa Ketawang 10 orang.
Total angka positif Covid-19 hingga 7 Juli mencapai 252 orang, dengan rincian 167 orang dirawat, 69 orang sembuh, dan 16 orang meninggal. ”Kembali kami sampaikan keberhasilan kita dalam menangani pandemi Covid-19 tergantung peran serta masyarakat. Mari bersama-sama secara disiplin menerapkan protokol kesehatan,” ujar Chotib.