Realisasi Tes Usap di Jambi Rendah, Minimnya Prasarana Jadi Penyebab
Jambi baru akan melakukan tes usap massal mulai pekan depan. Minimnya prasarana menempatkan daerah itu menduduki peringkat terendah capaian jumlah pemeriksaan spesimen PCR.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Gugus Tugas Pengendalian Covid-19 Jambi mengakui realisasi uji usap (swab) di wilayah tersebut masih rendah. Minimnya ketersediaan prasarana dinilai menjadi penyebab. Pembenahan bakal dilakukan hingga tes usap bisa mencapai 80 orang per hari.
”Paling tidak, mulai pekan depan, sudah bisa kami realisasikan,” ujar Johansyah, juru bicara Gugus Tugas Pengendalian Covid-19 Jambi, Senin (20/7/2020).
Jumlah pemeriksaan spesimen melalui metode reaksi rantai polimerase (PCR) di Jambi sejauh ini terbilang rendah, yakni baru 524 spesimen. Dari 1 juta penduduk, pengambilan spesimen baru menjangkau 142 sampel sebagaimana data Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan. Selama ini, menurut Johansyah, Jambi masih bergantung pada laboratorium pemeriksaan sampel di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan.
Johansyah menjelaskan, sejak tiga pekan lalu, teknologi pemeriksaan PCR baru tersedia di laboratorium RSUD Raden Mattaher Jambi. Itu pun baru menjangkau tes usap bagi tenaga medis.
Baru-baru ini Jambi juga mendapatkan bantuan dari Singapura berupa alat ekstraksi RNA untuk melakukan 10.368 kali uji usap. Namun, realisasi pengambilan spesimen secara masif diperkirakan baru dapat berjalan pekan depan. Uji usap akan dipusatkan di Balai POM Jambi.
Realisasi pengambilan spesimen dalam jumlah banyak diperkirakan baru dapat berjalan pekan depan. Uji usap akan dipusatkan di Balai POM Jambi.
Hari Minggu kemarin, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jambi mengumumkan empat pekerja di perusahaan tambang PetroChina Jabung di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dinyatakan positif Covid-19. Terkait hal itu, pihaknya masih akan melakukan tes cepat bagi 100 pekerja di sana.
Vice President Human Resources and Relations PetroChina Dencio Renato Boele menyebutkan, berdasarkan hasil tes usap, keempat pekerja dinyatakan positif korona, yakni RD (41 tahun), AF (35 tahun), JH (44 tahun), dan ARS (47 tahun).
”Keempat pekerja tersebut menjalani tes tanggal 13 Juli. Saat ini, kami terus melakukan penelusuran kontak bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 setempat sebagai upaya pencegahan penularan,” katanya.
Dengan temuan itu, Dencio memastikan akan terus meningkatkan disiplin pelaksanaan protokol kesehatan. Seluruh pekerja dari luar Jambi dan dari zona merah di Kota Jambi harus menjalani dua kali tes cepat dan karantina selama 10 hari di fasilitas yang disediakan perusahaan sebelum bertugas ke lapangan Blok Jabung.
Mereka juga wajib menyerahkan laporan epidemiologi yang menunjukkan riwayat perjalanan. Pekerja baru diizinkan ke lapangan jika mendapat dua kali hasil non-reaktif saat tes cepat. Selain itu, tim medis juga memeriksa kondisi fisik pekerja secara menyeluruh.
Terkait prasarana penanganan pasien Covid-19, Penjabat Sekretaris Daerah Jambi Sudirman mengatakan, ruang isolasi bagi pasien penderita Covid-19 di RSUD Raden Mattaher telah siap dipakai. Ruang isolasi itu memiliki 10 tempat tidur dan dilengkapi ventilator. Pembangunan ruang isolasi berasal dari dana refocusing APBD Jambi untuk penanganan Covid-19.
Jumlah kumulatif penderita Covid-19 di Jambi mencapai 132 orang pada Senin ini. Dari jumlah itu, 104 pasien telah sembuh dan dua orang meninggal. Sisanya masih dirawat.