Tes Massal Kian Gencar, Kasus di DIY Kembali Melonjak
Jumlah penambahan kasus positif Covid-19 di DI Yogyakarta kembali melonjak hingga mencapai 28 kasus dalam satu hari, Selasa (21/7/2020). Temuan ini disebabkan banyaknya tes massal yang dilakukan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mengalami lonjakan penambahan kasus Covid-19 pada Selasa (21/7/2020) dengan jumlah 28 kasus. Lonjakan ini disebabkan digencarkannya tes massal, baik berupa pengambilan sampel usap tenggorok maupun tes cepat.
”Hasil pemeriksaan laboratorium dan terkonfirmasi positif pada hari ini, 21 Juli 2020, terdapat tambahan 28 kasus positif. Total kasus positif Covid-19 di DIY menjadi 465 kasus,” ujar Berty Murtiningsih, juru bicara Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) untuk penanganan Covid-19, melalui pesan singkat, Selasa sore.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 23 orang merupakan warga Kabupaten Bantul. Lima orang lainnya adalah warga Kabupaten Sleman. Penambahan pasien positif ini dihasilkan dari serangkaian tes massal maupun penapisan kesehatan yang sudah digelar pemerintah daerah.
Misalnya, dalam laporan hari ini, terdapat delapan pasien yang merupakan petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP). Mereka diketahui sebagai pasien positif setelah menjalani tes massal yang digelar Pemerintah Kabupaten Bantul untuk persiapan Pilkada 2020.
”Kami memang punya program untuk melakukan rapid test kepada PPDP yang jumlahnya sekitar 2.000 orang. Kalau memang ada yang hasilnya reaktif, dilanjutkan dengan uji swab. Jika ada yang positif, akan dicari gantinya. Nanti penggantinya juga harus menjalani tes cepat terlebih dahulu,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul Helmi Jamharis, Selasa sore.
Tes massal tersebut merupakan bagian pencegahan penularan Covid-19 dalam ajang Pilkada 2020.
Helmi menambahkan, tes massal tersebut merupakan bagian pencegahan penularan Covid-19 dalam ajang Pilkada 2020. Ia tak ingin gelaran itu justru menjadi kluster penularan baru. Tes massal tersebut sekaligus untuk mengetahui kondisi penularan yang nyata di tengah masyarakat.
Selain itu, dalam laporan hari Selasa ini, juga terdapat empat pasien yang diketahui merupakan petugas kesehatan di puskesmas yang ada di Bantul. Keempat pasien itu menjadi bagian dari program uji usap massal bagi tenaga kesehatan yang diadakan Pemerintah Kabupaten Bantul.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja menyampaikan, selama satu bulan terakhir, ada sejumlah puskesmas ditutup sementara akibat temuan kasus positif tenaga kesehatan. Terkini, dua puskesmas ditutup sementara, yaitu Puskesmas Sewon dan Puskesmas Sedayu I. Penutupan sementara berlangsung selama lebih kurang tiga hari. Puskesmas disemprot disinfektan saat ditutup sementara itu.
”Uji usap dilakukan dalam waktu yang sama oleh tenaga kesehatan dari satu puskesmas. Operasional baru kembali dilakukan setelah semua hasil uji laboratorium keluar. Ini untuk memastikan tenaga kesehatan yang kembali melayani semuanya berstatus negatif Covid-19,” kata Agus.
Agus menambahkan, tes massal terus digencarkan sejak akhir Juni. Uji usap massal masih difokuskan terhadap tenaga kesehatan. Ia memperkirakan sudah hampir 1.000 tenaga kesehatan yang menjalani pengambilan sampel usap tenggorok dari 1.500 tenaga kesehatan yang ditargetkan.
Selanjutnya, Agus menambahkan, uji usap massal juga dilakukan terhadap pelaku perjalanan dan masyarakat umum dengan risiko penularan tinggi. Uji usap massal itu telah menjangkau sekitar 600 orang. Lalu, tes cepat massal juga telah dilakukan terhadap 9.000 pedagang pasar dari tingkat desa hingga kabupaten di daerah tersebut.
”Kita harus banyak tracing, screening, dan testing. Semakin banyak tes akan semakin bagus karena semakin banyak populasi yang dites. Kalau banyak yang dites, bisa segera diisolasi. Penanganan akan semakin cepat. Temuan hari ini menunjukkan masyarakat tidak bisa abai dengan penularan Covid-19 yang masih berlangsung,” tutur Agus.