Bandara Lombok Kini Sediakan Layanan Tes Cepat Covid-19
Bandara Internasional Lombok menyediakan layanan tes cepat bagi calon pengguna transportasi udara. Layanan dengan biaya Rp 150.000 untuk sekali tes itu juga bisa dimanfaatkan masyarakat umum di area bandara.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Penyedia layanan tes cepat bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat terus bertambah. Salah satunya PT Angkasa Pura I (Persero) di Bandara Internasional Lombok. Kehadiran fasilitas itu diharapkan bisa memudahkan masyarakat, khususnya calon penumpang, yang harus melengkapi syarat bepergian dengan moda transportasi udara.
General Manager Bandara Lombok Nugroho Jati melalui siaran pers, Jumat (24/7/2020), mengatakan, pihaknya sudah membuka layanan tes cepat (rapid test) sejak Rabu (22/7/2020). Menurut dia, layanan itu berlaku tidak hanya untuk calon penumpang pesawat, tetapi juga masyarakat umum di area Bandara Internasional Lombok (BIL).
”Harapannya akan memudahkan dan mengakomodasi kebutuhan para pengguna jasa bandara serta masyarakat umum untuk fasilitas tes cepat yang terjangkau,” kata Nugroho.
Menurut Nugroho, sesuai Surat Edaran Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 9 Tahun 2020, hasil tes cepat (nonreaktif) merupakan salah satu dokumen yang harus dipenuhi calon penumpang pesawat udara jika ingin bepergian.
Nugroho menjelaskan, warga yang ingin menggunakan fasilitas itu bisa datang langsung ke lokasi layanan tes cepat di area parkir mobil sebelah barat BIL. Layanan ini akan dibuka pukul 07.00-16.00. Biaya yang dikenakan sebesar Rp 150.000 untuk sekali tes.
”Hasil pemeriksaan dapat langsung diketahui dalam rentang waktu lebih kurang 20 menit,” kata Nugroho.
Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) BIL Arif Haryanto menambahkan, tidak ada syarat khusus untuk menggunakan layanan tes cepat yang dilaksanakan bekerja sama dengan Laboratorium Klik Cyto Praya, Lombok Tengah, itu.
Calon pengguna jasa atau masyarakat umum di area bandara yang telah melakukan tes dan dinyatakan nonreaktif, ujar Arif, akan mendapatkan surat keterangan hasil uji kesehatan berbasis tes cepat. Surat keterangan itu akan berlaku selama 14 hari.
Hasil pemeriksaan dapat langsung diketahui dalam rentang waktu lebih kurang 20 menit.
”Dengan layanan ini, calon penumpang dapat lebih mudah mempersiapkan dan melengkapi persyaratan dokumen perjalanan udara,” kata Arif.
Arif memastikan layanan itu tetap memenuhi protokol kesehatan, seperti penggunaan masker, penyediaan penyanitasi tangan, pemeriksaan suhu tubuh, serta pembersihan lokasi dengan cairan disinfektan.
BIL sendiri telah beroperasi kembali, tetapi dengan mengadaptasi konsep normal baru. Pelaksanaannya tetap dengan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Tidak hanya petugas dan fasilitas bandara, hal itu juga dilakukan calon penumpang.
Dibandingkan saat dibuka kembali Juni lalu, pada Juli ini jumlah penumpang pesawat telah mengalami peningkatan. Total penumpang, baik yang datang maupun berangkat, mencapai 1.600-1.700 orang setiap hari.
Terkait adanya layanan tes cepat di bandara, Munawir (29), warga Lombok, mengatakan hal itu sangat membantu. ”Jadi, kalau misalnya harus mendadak bepergian dan sebelumnya tidak sempat tes cepat, bisa dilakukan di bandara,” kata Munawir.
Kasus Covid-19
Sementara itu, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di NTB terus bertambah. Menurut Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, hingga Jumat (24/7/2020), total ada 1.850 pasien positif Covid-19 di NTB. Sebanyak 1.162 orang di antaranya sembuh, 103 meninggal, dan 585 orang masih menjalani perawatan.
Penambahan kasus masih didominasi daerah-daerah zona merah, yakni Mataram dan Lombok Barat. Kamis kemarin, dari 28 kasus baru, 11 kasus berasal dari dua wilayah itu. Sisanya dari Lombok Tengah 2 orang, Lombok Timur (6), Sumbawa Barat (2), dan Kota Bima (7).
Selain terus menelusuri riwayat kontak pasien positif, kata Gita, pihaknya juga terus mendorong masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama pada seluruh aktivitas sosial dan ekonomi yang sudah berjalan seiring penerapan normal baru.
”Hal terpenting bagi kita untuk dapat beradaptasi dengan tatanan baru kehidupan saat ini adalah dengan taat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19. Dengan demikian, kita semua dapat tetap beraktivitas, produktif, sehat, dan aman di tengah pandemi ini,” kata Gita.