Lampung Berpeluang Kembangkan UMKM dan Koperasi Pangan
Provinsi Lampung dinilai berpeluang mengembangkan UMKM dan koperasi di sektor pangan. Penguatan kelembagaan itu penting untuk meningkatkan daya saing produk pertanian dan perikanan di daerah.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Provinsi Lampung dinilai berpeluang mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah serta koperasi di sektor pangan. Penguatan kelembagaan itu penting untuk meningkatkan daya saing produk pertanian dan perikanan di daerah.
Hal itu dikatakan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki saat berkunjung ke Koperasi Simpan Pinjam Mekar Sai di Bandar Lampung, Lampung, Sabtu (25/7/2020). Dalam acara itu, hadir pula Wakil Gubernur Lampung Chusnunia serta Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lampung Agus Nompitu.
Teten mengatakan, anjloknya harga produk pertanian atau perikanan saat stok melimpah masih menjadi masalah klasik yang dihadapi oleh petani dan nelayan. ”Itu terjadi karena struktur usaha belum sempurna. Inilah yang penting dilakukan dengan penataan koperasi,” ujarnya.
Penguatan kelembagaan koperasi diharapkan dapat melindungi petani dan nelayan. Saat harga bawang merah jatuh, misalnya, warga bisa diberdayakan untuk mengembangkan usaha bawang goreng dan diserap oleh koperasi. Petani yang membutuhkan modal usaha juga bisa mengajukan pinjaman kepada koperasi.
Sebagai daerah lumbung pangan yang dekat dengan Jakarta, peluang usaha di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan di Lampung masih amat terbuka. Terbangunnya Jalan Tol Trans-Sumatera juga membuat distribusi pangan dari Lampung ke Jakarta menjadi lebih efisien.
Teten menilai, Koperasi Mekar Sai di Bandar Lampung merupakan contoh koperasi yang sukses dalam memperkuat usaha pertanian. Ke depan, koperasi lain juga diharapkan bisa mengintegrasikan unit usahanya pada sektor pangan.
Ke depan, koperasi lain juga diharapkan bisa mengintegrasikan unit usahanya pada sektor pangan.
Menurut dia, pemerintah akan bermitra dengan koperasi di Indonesia dalam membina UMKM. Ke depan, pelaku UMKM didorong untuk bergabung bersama dalam wadah koperasi sehingga kelembagaan berbasis ekonomi kerakyatan semakin kuat.
Tahun ini, pemerintah juga telah menyediakan program penyaluran dana bergulir untuk koperasi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Saat ini, ada sekitar 100 koperasi yang sudah menerima manfaat program tersebut. Koperasi di daerah yang membutuhkan modal usaha juga bisa mengajukan pinjaman kepada pemerintah.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia menuturkan, penguatan kelembagaan koperasi merupakan jawaban untuk menyejahterakan petani dan nelayan Lampung. Dengan adanya koperasi, petani memiliki daya saing yang lebih tinggi untuk menentukan harga.
Di Lampung, ada sekitar 1.900 koperasi yang masih perlu pembinaan. Selama ini, persoalan manajemen yang kurang profesional masih menjadi kendala utama dalam pengelolaan koperasi. Akibatnya, banyak koperasi yang mati suri. Bahkan, ada koperasi yang mati dengan meninggalkan utang pada pihak ketiga.
Menurut dia, pemerintah Lampung berupaya memperkuat kelembagaan koperasi di tingkat desa melalui program unggulan Smart Village. Tahun 2020, Pemprov Lampung akan mendampingi 30 desa yang ada di Lampung.
Ketua Koperasi Simpan Pinjam Mekar Sai Haryono Daud mengatakan, saat ini, koperasi memiliki anggota sekitar 18.000 orang. Adapun jumlah pengurus lima orang. Dalam mengelola usahanya, koperasi merekrut 34 tenaga profesional dari level manajer hingga karyawan. Pengurus hanya melakukan evaluasi dan memberikan ide untuk pengembangan usaha.
Selain pemberian modal usaha, koperasi juga bergerak memberdayakan masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada petani. Saat ini, koperasi yang didirikan pada tahun 1992 dengan modal Rp 2 juta itu sudah memiliki aset sekitar Rp 57 miliar.
Koperasi Simpan Pinjam Mekar Sai awalnya didirikan oleh 300 guru dengan semangat membantu biaya pendidikan bagi anak-anak guru yang menjadi anggotanya. Seiring dengan berkembangnya modal, koperasi juga memberikan modal usaha bagi pedagang kecil di Bandar Lampung.
Beberapa tahun terakhir, koperasi memberikan bantuan modal bagi kelompok tani. Selain itu, mereka juga memberikan modal bagi anggotanya yang ingin mengembangkan usaha sektor pertanian, seperti usaha penyediaan bibit unggul dan pengolahan lahan pertanian.
Sugeng (45), petani dari Desa Sukadamai, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, menyebutkan, selama ini petani mendapatkan bantuan modal usaha dengan bunga ringan, yakni hanya 2 persen. Pinjaman itu dikembalikan dalam satu kali musim panen.