Perayaan Idul Adha di Kalsel Dijalankan dengan Protokol Kesehatan Ketat
Perayaan Idul Adha 1441 Hijriah di Kalimantan Selatan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Hal ini dilakukan agar penularan Covid-19 bisa ditekan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum terkendali di Kalimantan Selatan, perayaan Idul Adha dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Protokol kesehatan ini diterapkan di masjid yang menggelar shalat Idul Adha dan di tempat penyembelihan kurban. Warga pun tertib menaatinya.
Hampir semua masjid di Kalsel menggelar shalat Idul Adha, Jumat (31/7/2020), di tengah ancaman virus korona. Hal ini berbeda dibandingkan dengan saat Hari Raya Idul Fitri 1441 H lalu, di mana hanya beberapa masjid yang menggelar shalat Id. Masjid terbesar di Kalsel, yakni Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin, salah satunya, menggelar shalat Idul Adha setelah sebelumnya tidak menggelar shalat Idul Fitri.
Gelaran Shalat Idul Adha dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Jemaah yang mengikuti shalat Idul Adha diwajibkan memakai masker. Ada pemeriksaan suhu tubuh sebelum jemaah masuk ke halaman masjid. Batas shalat antar-jemaah juga diatur berjarak. Di sejumlah titik di lingkungan masjid disediakan tempat cuci tangan dan sabun.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang menunaikan shalat Idul Adha di Masjid Raya Sabilal Muhtadin mengatakan, masyarakat tidak boleh menyerah dengan keadaan yang terjadi saat ini. ”Waktu Idul Fitri, kita harus shalat di rumah masing-masing karena pandemi. Hari ini kita tidak mau menyerah, kita tetap melaksanakan shalat Idul Adha dengan protokol kesehatan,” katanya.
Pelaksanaan shalat Idul Adha dalam suasana pandemi Covid-19, menurut Sahbirin, jadi momentum berharga bagi masyarakat Kalsel untuk menerapkan protokol kesehatan, yang menjadi salah satu kunci untuk memutus rantai penularan Covid-19. Masyarakat tetap bisa menunaikan shalat Id dengan memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan.
”Semoga momen Idul Adha tahun ini lebih meningkatkan iman kita kepada Allah SWT. Kita juga berdoa semoga pandemi Covid-19 yang telah meresahkan dapat diangkat Allah dari permukaan bumi,” katanya.
Ketua Umum Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin Darul Quthni mengapresiasi kedisiplinan jemaah mengikuti shalat Idul Adha dengan protokol kesehatan. Pelaksanaan shalat di Masjid Raya Sabilal Muhtadin diharapkan bisa jadi contoh bagi masjid lain.
”Di momen Idul Adha, umat Islam juga perlu terus meningkatkan iman. Pengurbanan Nabi Ibrahim dan anaknya, Ismail, harus menjadi contoh sepanjang hidup,” kata Quthni yang juga bertindak sebagai khatib dalam shalat Idul Adha.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalsel Noor Fahmi menuturkan, umat Islam di seluruh wilayah Indonesia diperkenankan melaksanakan shalat Idul Adha. Pada Idul Fitri lalu, Kementerian Agama menganjurkan shalat di rumah masing-masing karena situasi pandemi Covid-19.
”Masyarakat dipersilakan melaksanakan shalat dengan syarat menerapkan protokol kesehatan. Jemaah harus pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan tidak kontak fisik dengan bersalaman atau cium pipi,” katanya.
Menurut Fahmi, protokol kesehatan juga wajib diterapkan pada saat penyembelihan hewan kurban dan pembagian daging kurban. Para petugas pemotongan wajib memakai sarung tangan dan menjaga jarak. Jangan sampai terjadi kerumunan orang pada saat penyembelihan.
”Untuk pembagian daging kurban, panitia harus menjaga agar tidak terjadi kerumunan. Maka, kami menganjurkan agar panitia mengantarnya langsung kepada orang yang berhak menerimanya atau bisa juga membaginya dengan sistem sif,” ujarnya.
Quthni mengatakan, pihaknya menerima 14 sapi dan 31 kambing dari berbagai pihak untuk dikurbankan. Penyembelihan hewan dan pembagian daging kurban akan dilakukan di kompleks Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Sabtu (1/8/2020).
Untuk pembagian daging kurban, panitia harus menjaga agar tidak terjadi kerumunan.
”Penyembelihan dan pembagian daging kurban juga menerapkan protokol kesehatan. Petugas sudah disiapkan untuk mencegah kerumunan. Pembagiannya juga dengan sistem bergilir supaya orang-orang yang sudah menerima kupon tidak berkerumun,” katanya.