Dokter Terinfeksi Covid-19, Pelayanan di IGD RS Tanjung Pinang Ditutup
Pelayanan gawat darurat di RSUD Raja Ahmad Tabib, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, ditutup sementara. Satu dokter dan satu perawat di rumah sakit itu tertular Covid-19 dari pasien.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, ditutup sementara setelah satu dokter dan satu perawat di rumah sakit itu tertular Covid-19 dari pasien. Ikatan Dokter Indonesia wilayah Kepri mengimbau warga lebih jujur memaparkan riwayat perjalanan agar kejadian seperti ini tidak terulang terus.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana, Sabtu (8/8/2020), mengatakan, instalasi gawat darurat (IGD) dan unit perawatan intensif (ICU) di RSUD Raja Ahmad Tabib ditutup sementara mulai hari ini hingga waktu yang belum ditentukan. ”Ini karena satu dokter IGD dan satu perawat ICU di rumah sakit itu positif terinfeksi Covid-19 dari pasien,” ucapnya.
Melalui keterangan tertulis, Pelaksana Tugas Wali Kota Tanjung Pinang Rahma menyatakan, dokter dan perawat yang terinfeksi Covid-19 itu merupakan pasien nomor 86 dan pasien nomor 87. Dokter DF (34) dan perawat RH (25) diduga kuat tertular virus tersebut dari pasien yang mereka rawat.
Dalam catatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri, total sudah lima dokter di provinsi ini terinfeksi Covid-19. Dua di antaranya tertular virus tersebut dari pasien yang mereka rawat. Sebelumnya, dr Didit Ferigno (36) tertular Covid-19 dari Wali Kota Tanjung Pinang Syahrul. Ia merupakan dokter pribadi almarhum Syahrul.
”Ke depan, pasien harus lebih jujur memaparkan gejala penyakit yang dirasakan dan riwayat perjalanan agar hal seperti ini tidak terulang terus,” kata Ketua IDI Kepri dr Rusdani.
Mengutip Kompas.com, hingga 1 Agustus, Pengurus Besar IDI mencatat, sebanyak 72 dokter meninggal akibat Covid-19. Para dokter yang meninggal akibat Covid-19 ini rata-rata masih dalam usia produktif, 28 tahun hingga 34 tahun.
Pasien harus lebih jujur memaparkan gejala penyakit yang dirasakan dan riwayat perjalanan.
Peristiwa tenaga kesehatan dan tenaga medis terinfeksi Covid-19 juga terjadi di sejumlah provinsi lain pada pertengahan Mei lalu. Akibatnya, waktu itu, RSUD Arosuka di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, dan RSUD Haulussy di Kota Ambon, Maluku, juga ditutup sementara.
”Kalau pasien jujur dan memberi tahu dokter bahwa ia pernah kontak dekat dengan pasien positif Covid-19, pasti kami akan memakai alat pelindung diri lengkap ketika melayani mereka. Ini bisa meminimalkan risiko tertular dari pasien,” ujar Rusdani.
Lonjakan kasus Covid-19 di Kepri terjadi pada 30-31 Juli. Pada periode itu, jumlah pasien di Batam dan Tanjung Pinang bertambah 111 orang. Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri menunjukkan, hingga 7 Agustus, terdapat 525 kasus positif. Sebanyak 325 pasien sembuh, 177 pasien masih dirawat, dan 23 pasien meninggal.
Sebelumnya, Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam Budi Santosa mengatakan, kemampuan uji reaksi rantai polimerase (PCR) di laboratorium itu sebanyak 200 spesimen per hari. Adapun kemampuan uji PCR di RS Khusus Infeksi Covid-19 Pulau Galang maksimal juga 200 spesimen per hari.
Mengacu pada data itu, kapasitas pemeriksaan PCR di Kepri saat ini sekitar 2.800 sampel per pekan. Jumlah itu sedikit melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 1 orang per 1.000 penduduk per pekan. Dengan jumlah penduduk Kepri 2,14 juta jiwa, pasien yang diperiksa menggunakan metode PCR minimal 2.140 orang per pekan.