Okupansi Meningkat, Tempat Wisata Kebanjiran Pengunjung
Libur panjang akhir pekan dimanfaatkan sejumlah warga untuk berlibur kendati masih dalam suasana pandemi. Sejumlah hotel di Banyuwangi mengalami peningkatan okupansi dan sejumlah tempat wisata kebanjiran pengunjung.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Libur panjang akhir pekan dimanfaatkan sejumlah warga untuk berlibur kendati masih dalam suasana pandemi. Sejumlah hotel di Banyuwangi mengalami peningkatan okupansi dan sejumlah tempat wisata kebanjiran pengunjung.
Peningkatan jumlah wisatawan pada libur Tahun Baru Islam bukan hal yang biasa. Peningkatan tamu diduga terjadi karena akumulasi rasa bosan yang menumpuk, persepsi warga tentang pariwisata Banyuwangi yang menerapkan konsep adaptasi baru dan kesempatan berlibur saat libur panjang akhir pekan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi Zaenal Muttaqin di Banyuwangi, Kamis (20/8/2020). ”Rata-rata okupansi hotel kelas melati di kisaran 40 persen, sedangkan untuk hotel bintang mencapai 57 persen,” ujarnya.
Zaenal mengatakan, pada libur akhir pekan ini ada kenaikan okupansi yang cukup signifikan apabila dibandingkan rata-rata okupansi selama Juli. Pada Juli rata-rata okupansi hotel-hotel berbintang di Banyuwangi hanya sekitar 45 persen.
Menurut Zaenal, peningkatan ini bukan karena semata libur Tahun Baru Islam. Pasalnya, warga tidak memiliki kebiasaan berlibur hingga menginap di hotel pada tahun-tahun sebelumnya.
”Liburan kali ini berbeda. Warga banyak memilih keluar rumah dan menginap di hotel karena libur kali ini long weekend dan ada rasa bosan yang menumpuk selama masa pembatasan sosial,” ungkapnya.
Zaenal menambahkan, peningkatan okupansi di Banyuwangi yang sangat tinggi juga tak lepas dari persepsi wisatawan. Ada persepsi bawah Banyuwangi dinilai sudah siap menerapkan pariwisata konsep adaptasi kebiasaan baru.
Beberapa hotel yang merasakan peningkatan okupansi, antara lain, Villa So Long dan Santika Hotel Banyuwangi. Semua kamar di Villa So Long untuk Rabu (19/8/2020) hingga Minggu (23/8/2020) bahkan sudah terisi penuh sejak minggu lalu.
”Okupansi saat hari aktif (week day) berkisar 50 persen sampai 60 persen. Namun saat weekend sudah 100 persen. Khusus untuk libur panjang kali ini, seluruh kamar pada hari rabu hingga minggu sudah full booked sejak minggu lalu,” ujar General Manager Villa So Long Mohammad Komari.
Liburan kali ini berbeda. Warga banyak memilih keluar rumah dan menginap di hotel karena libur kali ini long weekend dan ada rasa bosan yang menumpuk selama masa pembatasan sosial.
Hal senada disampaikan General Manager Santika Hotel Banyuwangi Indra Muaz. Kendati tidak semua kamar terisi, ia mengaku ada peningkatan jumlah tamu yang berkunjung ke hotelnya.
”Biasanya dari 125 kamar, hanya terisi 40 kamar. Di liburan panjang kali ini jumlah kamar yang terisi meningkat menjadi 50 kamar. Kendati tidak sampai 50 persen, peningkatan ini cukup baik,” tuturnya.
Geliat pariwisata saat libur panjang tidak hanya dirasakan para pengelola hotel. Sejumlah pengelola destinasi wisata juga mengalami hal serupa. Pantauan Kompas di Pantai Boom, sejumlah wisatawan sudah berwisata sejak pukul 06.00.
Kendati tidak menimbulkan kerumunan, wisatawan yang datang terus mengalir silih berganti. Aneka wahana hiburan, seperti persewaan tenda di tepi pantai, kuda wisata, dan aneka permainan anak-anak, banyak dimanfaatkan oleh wisatawan.
Peningkatan wisatawan juga terasa di Pantai Cacalan Banyuwangi. Wahana Kano yang menjadi salah satu fasilitas bermain dibanjiri wisatawan. Wisatawan bahkan harus mengantre untuk bisa bermain kano.
”Kalau hari biasa (hari aktif kerja) wisatawan yang menyewa kano sekitar 20 orang sampai 25 orang per hari. Saat akhir pekan jumlahnya naik menjadi 50 orang per hari. Baru libur panjang kali ini bisa mencapai 70 orang, ini pun baru setengah hari,” tutur pengelola Wahana Kano Pantai Cacalan, Sugeng Hariyono (48).
Pantauan Kompas di Pantai Cacalan dan Pantai Boom, pengelola masih menjalankan protokol kesehatan di pintu masuk secara ketat. Wisatawan yang hendak masuk di cek suhu tubuhnya dan disemprot cairan pembersih tangan.
Namun, saat sudah di dalam lokasi wisata, tidak ada petugas yang mengingatkan warga untuk menjaga jarak. Warga yang tidak menggunakan masker secara benar juga dibiarkan saja, tidak ditegur.