Puskesmas Cipancuh di Indramayu dan Layanan Darurat Kota Cirebon Ditutup
Puskesmas Cipancuh, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, ditutup pada Jumat (28/8/2020) setelah lima tenaga kesehatan setempat terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara di Kota Cirebon, layanan medis darurat 119 ditutup.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Puskesmas Cipancuh, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, ditutup pada Jumat (28/8/2020) setelah lima tenaga kesehatan setempat terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara itu, di Kota Cirebon, layanan medis darurat 119 ditutup karena sejumlah petugasnya kontak erat dengan kasus positif.
Dalam siaran pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Indramayu, Jumat petang, kelima petugas puskesmas itu tidak ada riwayat perjalanan ke zona merah penyebaran Covid-19. ”Saat ini semua pasien menjalani isolasi mandiri karena tanpa gejala,” kata juru bicara GTPP Covid-19 Indramayu, Deden Bonni Koswara.
Akibat temuan kasus tersebut, Puskesmas Cipancuh ditutup sementara untuk dekontaminasi dan pelacakan kontak erat kasus terkonfirmasi. Selama ini, puskesmas tersebut menjadi tumpuan layanan kesehatan warga Haurgeulis, lebih dari 50 kilometer dari pusat pemerintahan Indramayu. ”Hari Sabtu (29/8/2020) besok, puskesmas akan buka kembali,” katanya.
Hingga kini, pihaknya masih mendalami dari mana kelima tenaga kesehatan tersebut terpapar Covid-19. Selain mengenakan alat pelindung diri saat bekerja, kelima warga Haurgeulis itu juga tidak punya riwayat perjalanan keluar daerah. Namun, sejumlah warga Haurgeulis tercatat terkonfirmasi positif, seperti seorang ibu rumah tangga berusia 57 tahun yang terdeteksi pada Kamis (20/8/2020).
Menurut Deden, dua pekan ini sesuai program Pemerintah Provinsi Jabar, pihaknya tengah menggelar tes usap massal yang menyasar 3.500 orang. Selain kasus suspek dan kontak erat, sasaran tes massal juga tenaga kesehatan serta pegawai pemerintah. ”Kami sudah melatih dua petugas di setiap puskesmas untuk swab (tes usap),” katanya.
Kasus tenaga kesehatan terpapar Covid-19 di Indramayu bukan kali ini saja. Pertengahan Juni lalu, seorang perawat di Puskesmas Lohbener dan seorang bidan di Puskesmas Tugu juga terkonfirmasi positif. Hingga kini, kasus positif Covid-19 di Indramayu tercatat 81 orang. Enam orang meninggal dan 52 orang dinyatakan sembuh.
Layanan darurat
Di Kota Cirebon, layanan darurat Public Safety Center (PSC) 119 tutup sementara waktu setelah sejumlah petugas sempat kontak erat dengan kasus terkonfirmasi positif. Selama ini, petugas melayani kegawatdaruratan di lokasi, termasuk mengevakuasi pasien diduga Covid-19.
”Petugas PSC sempat menangani pasien kronis. Karena pasien sudah biasa dirawat, petugas pakai APD (alat pelindung diri) level 1. Rumah sakit yang menanganinya terlambat mengumumkan pasien terpapar Covid-19,” kata Sekretaris III GTPP Covid-19 Kota Cirebon Sri Laelan.
Kalau semua (petugas pakai) APD level 3, ya cepat habis.
Menurut Laelan, petugas tidak bisa mengenakan APD level 3 yang tingkat keamanannya lebih tinggi karena jumlahnya terbatas. Namun, ia tidak menyebutkan stok APD level itu. ”Kalau semua (petugas pakai) APD level 3, ya cepat habis,” ujarnya.
Hingga Jumat sore, sebanyak 21 petugas PSC dan kontak erat lainnya telah menjalani tes usap tenggorokan. Menurut rencana, hasilnya akan keluar pada Sabtu sore. Jika hasilnya semua negatif Covid-19, layanan kedaruratan PSC 119 dapat kembali beroperasi.
Kepala Subbagian Tata Usaha PSC 119 Kota Cirebon Wijaya mengatakan, semua petugas dalam kondisi sehat. Untuk sementara, masyarakat dapat menghubungi Palang Merah Indonesia Kota Cirebon di nomor 112 jika membutuhkan layanan kedaruratan.
”Kami sudah koordinasi dengan PMI untuk layanan itu tiga hari ini,” katanya. Di Kota Cirebon, kasus positif Covid-19 hingga kini tercatat 77 orang. Tujuh orang di antaranya meninggal dan 40 orang dinyatakan sembuh.
Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Catur Setiya Sulistiyana, menilai, peningkatan tes usap di daerah berdampak pada lonjakan kasus Covid-19. ”Ini lebih baik untuk penanganan kasus berikutnya. Pemda perlu mengoptimalkan seluruh fasilitas kesehatan untuk antisipasi Covid-19,” ujarnya.