Sepekan Seusai Peresmian, Tol Aceh Dilintasi 13.132 Kendaraan
Warga Aceh sangat antusias merespons kehadiran jalan tol. Meski yang dibuka baru 13,5 kilometer, setiap hari rata-rata 1.600 kendaraan masuk tol.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Sepekan setelah diresmikan, jalan tol Banda Aceh-Sigli, Provinsi Aceh, telah dilalui 13.132 kendaraan roda empat. Warga menyambut antusias kehadiran jalan bebas hambatan pertama di provinsi paling barat itu.
Manajer Tol Banda Aceh-Sigli Jarot Seno Wibawa, Rabu (2/9/2020), menuturkan, warga sangat antusias merespons kehadiran jalan tol. Meski yang baru dibuka 13,5 kilometer, setiap hari rata-rata 1.600 kendaraan masuk tol.
”Karena ini tol pertama kali di Aceh, banyak warga yang ingin mencoba. Bagi kami, ini bagian dari sosialisasi penggunaan tol sebelum rampung semuanya,” kata Jarot.
Tol Banda Aceh-Sigli seksi IV sepanjang 13,5 kilometer diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Agustus 2020. Tol itu adalah bagian dari ruas Tol Banda Aceh-Sigi sepanjang 74,2 km yang terbagi dalam enam seksi. Lima seksi lagi masih dalam proses pembangunan.
Jarot mengatakan, saat ini pengguna tol tidak dikenai biaya. Namun, setiap pengguna wajib memiliki kartu akses nontunai. ”Gratis sampai turun aturan penetapan tarif tol Banda Aceh-Sigli,” kata Jarot.
Selama belum ada regulasi penetapan tarif, pihaknya memanfaatkan pembukaan itu sebagai masa sosialisasi aturan mengendara di jalan tol. Karena tol di Aceh baru pertama, masih ada pengendara yang melanggar aturan, seperti mengendari kendaraan dengan kecepatan terlalu rendah dan ada yang berhenti untuk berswafoto.
Meski yang baru dibuka 13,5 kilometer, setiap hari rata-rata 1.600 kendaraan masuk tol.
”Kami menyiagakan petugas 24 jam untuk memberikan informasi tata cara menggunakan tol bagi pengendara,” ujar Jarot
Subhan (40), salah seorang warga Aceh Besar yang baru pertama sekali menggunakan tol, mengaku sangat bahagia dengan kehadiran tol. Perjalanan dari Indrapuri ke Banda Aceh bisa ditempuh 15 menit, lebih singkat daripada menempuh lewat jalan lintas sumatera yang membutuhkan waktu 30 menit.
”Saya baru pertama lewat tol. Lebih enak karena tidak macet sehingga lebih cepat,” kata Subhan.
Saat meresmikan ruas tol itu, Presiden Joko Widodo menuturkan, pembangunan infrastruktur dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Jalan tol itu akan memberikan efek ganda bagi pengembangan daerah.
Jalan tol Aceh merupakan bagian dari Jalan Tol Trans-Sumatera. Pada 2024, jalan tol dari Aceh hingga Lampung sepanjang 2.765 km ditargetkan rampung.
”Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu strategi yang memberikan daya ungkit bagi percepatan pemulihan ekonomi nasional,” kata Presiden.
Presiden meminta gubenur Aceh dan bupati/wali kota di Aceh untuk membangun konektivitas jalan tol dengan sentra ekonomi warga dan melibatkan pelaku usaha mikro, kecil, serta menengah.
”Waktu tempuh semakin cepat. Koneksi semakin lancar. Pergerakan orang dan barang semakin cepat. Biaya efesien. Pertumbuhan ekonomi tersambung antartitik,” ujar Presiden.
Wakil Bupati Kabupaten Pidie Fadhullah menuturkan kabupaten/kota yang dilintasi tol harus mempersiapkan diri agar kehadiran tol memberikan dampak positif. Dengan adanya tol, komoditas pertanian dari Pidie, seperti padi, kakao, dan pinang, akan semakin mudah diangkut ke luar.
Melalui jalan tol diperkirakan waktu tempuh dari Banda Aceh ke Pidie hanya 45 menit, sedangkan melalui jalan lintas sumatera butuh waktu 2 jam. ”Banda Aceh dengan Pidie terasa semakin dekat. Kami akan memperbanyak kegiatan wisata skala nasional supaya wisatawan meningkat,” kata Fadhullah.
Fadhullah mengatakan, lokasi tempat istirahat atau rest area juga akan diutamakan bagi pelaku usaha lokal dan dijadikan lokasi promosi produk lokal.