Penularan Covid-19 di Perkantoran Kembali Terjadi di Yogyakarta
Penularan Covid-19 di lingkungan perkantoran masih terjadi di Kota Yogyakarta. Kondisi tersebut perlu diwaspadai segenap masyarakat dengan memperketat penerapan protokol kesehatan secara ketat setiap saat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Penularan Covid-19 di lingkungan perkantoran masih terus terjadi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terbaru, penularan terjadi di BNI Kantor Wilayah Yogyakarta. Warga diminta memperketat penerapan protokol kesehatan di semua tempat.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyampaikan, perkantoran menjadi salah satu tempat penularan Covid-19, beberapa pekan terakhir. Untuk itu, masyarakat tidak boleh lengah dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal ini didasari pula semakin seringnya didapati pasien positif tanpa gejala.
”Kita harus lebih waspada karena berhadapan dengan orang-orang tanpa gejala yang semakin banyak. Kadang-kadang, kita melupakan protokol di kantor. Merasa sudah setiap hari bertemu. Namun, kita tidak pernah tahu, dia sudah pergi ke mana saja,” kata Heroe di Kota Yogyakarta, Jumat (11/9/2020).
Kasus terakhir, salah satu penularan di lingkungan perkantoran terjadi di BNI Kantor Wilayah Yogyakarta. Terdapat lima pegawai bank tersebut yang dinyatakan positif Covid-19. Lima pegawai itu diketahui terpapar Covid-19 lewat pengecekan kesehatan berkala yang dilakukan pihak bank, September ini.
”Dalam pengecekan kesehatan, diperoleh 12 orang yang statusnya reaktif (tes cepat). Kami melanjutkan dengan swab. Hasilnya diperoleh lima pegawai yang positif Covid-19. Kelima orang itu adalah karyawan yang sifatnya back office. Dengan kondisi ini, kami asumsikan bahwa mereka tidak berhubungan langsung dengan nasabah,” kata Kepala BNI Kantor Wilayah Yogyakarta Mohammad Hisyam saat dihubungi, Jumat siang.
Kelima orang itu adalah karyawan yang sifatnya back office. Dengan kondisi ini, kami asumsikan bahwa mereka tidak berhubungan langsung dengan nasabah. (Mohammad Hisyam)
Meski demikian, lanjut Hisyam, pihaknya tetap menindaklanjuti temuan kasus positif dengan penelusuran kontak terhadap pegawai lain dari bank tersebut. Terdapat sekitar 80 pegawai lain dalam penelusuran kontak itu. Mereka akan diambil sampel usapnya sebagai upaya lanjutan penelusuran kontak.
Sebanyak delapan kantor dari bank tersebut juga ditutup sementara waktu, yakni 1 kantor cabang, 3 kantor cabang pembantu, dan 4 kantor kas. Kantor cabang ditutup tiga hari sejak Rabu (9/9/2020) hingga Jumat ini. Kantor tersebut akan dibuka kembali Senin (14/9/2020). Sementara tujuh kantor lain bakal ditutup hingga 28 September 2020. Selama penutupan itu, pihak bank melakukan penyemprotan disinfektan dan sterilisasi.
”Antisipasinya, kami menutup langsung sejumlah kantor. Kami lakukan disinfeksi secara total untuk meyakinkan lagi semuanya. Harapannya, kami bisa memberikan layanan yang membuat masyarakat merasa nyaman,” kata Hisyam.
Sebelumnya, terjadi pula kasus penularan di Kantor Urusan Agama (KUA) Danurejan, Kota Yogyakarta. Kasus itu bermula dari seorang pegawai yang mengalami gejala berupa batuk. Pegawai itu menjadi pasien positif setelah sampel usap tenggorokannya selesai diuji laboratorium.
Penelusuran kontak pun dilakukan. Hasilnya, empat pegawai lain yang berada satu kantor dengan pasien positif tersebut juga dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19. Total terdapat lima orang positif Covid-19 dari kantor tersebut. Mereka terdiri dari seorang kepala kantor, seorang penghulu, dan tiga orang staf.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Nur Abadi mengatakan, penularan diduga akibat sempitnya ukuran kantor. Dengan begitu, jaga jarak cukup sulit dilakukan di kantor tersebut. Pihaknya menutup sementara kantor tersebut akibat temuan kasus positif. Pelayanan publik dialihkan ke kantor jaringan terdekat.
Sekretaris Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji meminta pemimpin setiap kantor di wilayah tersebut menegakkan protokol kesehatan seketat mungkin. Khususnya kantor yang memberikan pelayanan terhadap publik.
Perusahaan mesti memiliki inisiatif melakukan tes massal kepada karyawannya. Tes massal itu berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan di perkantoran.
”Kami mohon pemimpin-pemimpin unit kantor bisa menegakkan protokol kesehatan dengan memberikan fasilitas kepada pegawainya. Jadi, bisa meminimalkan pegawainya tertular Covid-19. Protokol kesehatan diharapkan lebih dikuatkan. Salah satunya membatasi jumlah pengunjung,” kata Kadarmanta.
Dia menambahkan, perusahaan mesti memiliki inisiatif melakukan tes massal kepada karyawannya. Tes massal itu berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan di perkantoran. Tingginya interaksi dengan banyak orang seiring dengan tingginya risiko tertular Covid-19.