Imunitas Sukarelawan Uji Klinis Bakal Vaksin di Bandung Mulai Dipantau
Sekitar 200-an sukarelawan uji klinis calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, telah menjalani penyuntikan dosis kedua. Dua pekan berselang, mereka akan diambil sampel darahnya untuk memantau peningkatan imunitas.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Sekitar 200-an sukarelawan uji klinis calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, telah menjalani penyuntikan vaksin atau plasebo dosis kedua. Dua pekan berselang, sukarelawan akan diambil sampel darahnya untuk memantau peningkatan imunitas.
Salah satu sukarelawan itu kedua adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ia mengikuti uji klinis di Puskesmas Garuda, Kota Bandung. Kamil mengikuti penyuntikan kedua bersama Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi, Panglima Kodam III Siliwangi Mayor Jenderal Nugroho Budi Wiryanto, dan Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar Ade Adhyaksa.
“Setelah 14 hari, barulah darah kami akan dites. Nanti akan dilihat peningkatkan imunitasnya. Semoga hasilnya baik,” ujarnya, Senin (14/9/2020).
Dalam uji klinis terdapat dua kelompok sukarelawan, yaitu penerima vaksin dan plasebo. Pembagiannya dilakukan secara acak. Kode acak akan dibuka enam bulan kemudian untuk mengetahui perbandingan imunitas antara dua kelompok tersebut.
“Semoga uji klinis vaksin ini memberikan harapan. Jika berhasil, vaksin bisa diproduksi dan disuntikkan kepada warga,” ujarnya.
Kamil mendapatkan suntikan di lengan kiri. Ia mengaku sempat merasakan pegal selama lima menit.
“Sekarang kondisinya sudah lumayan. Tadi setelah disuntik harus menunggu selama 30 menit untuk mengetahui rekasi yang timbul,” ujarnya.
Uji klinis dijadwalkan berlangsung selama enam bulan. Namun, pengambilan sampel darah terhadap 540 sukarelawan ditargetkan selesai November
Mantan Wali Kota Bandung itu mengikuti vaksinasi pertama, Jumat (28/8/2020). Ketika itu ia juga merasakan pegal dan berdenyut di lengan selama lima menit. Selama mengikuti uji klinis, sukarelawan akan melakukan lima kali kunjungan penelitian. Vaksinasi kedua merupakan kunjungan ketiga.
Dua kunjungan sebelumnya adalah pemeriksaan apus tenggorokan dan penyuntikan vaksin dosis pertama. Selanjutnya sukarelawan akan menjalani dua kali pengambilan sampel darah.
Uji klinis fase tiga vaksin produksi Sinovac di Bandung membutuhkan 1.620 sukarelawan. Hingga Senin siang, 663 sukarelawan telah mengikuti vaksinasi pertama.
R (33), sukarelawan lainnya, mengaku tidak merasakan gejala berarti selama mengikuti uji klinis. Akan tetapi, ia tetap diwajibkan melaporkan gejala yang timbul dalam enam bulan ke depan lewat kartu catatan harian.
Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Eddy Fadlyana mengatakan, penyuntikan dosis pertama terhadap 1.620 sukarelawan ditargetkan rampung pada Desember mendatang. Selain di Puskesmas Garuda, penelitian uji klinis juga dilakukan di Puskesmas Sukapakir, Ciumbuleuit, dan Dago serta Rumah Sakit Pendidikan dan Balai Kesehatan Universitas Padjadjaran.
Uji klinis dijadwalkan berlangsung selama enam bulan. Namun, pengambilan sampel darah terhadap 540 sukarelawan ditargetkan selesai November.
Selain di Indonesia, uji klinis fase tiga vaksin produksi Sinovac juga dilakukan di Brasil, India, Bangladesh, dan Turki. Uji klinis fase satu dan dua dilangsungkan di China.
Pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Dampak kekebalannya tidak setinggi dibandingkan vaksin berbahan virus hidup. Alhasil, penyuntikan vaksin perlu dilakukan dua kali dengan selang waktu 14 hari.
Jika uji klinis sukses, vaksin Covid-19 akan diproduksi PT Bio Farma di Bandung pada kuartal pertama 2021. Bio Farma menargetkan kapasitas produksi hingga 250 juta dosis vaksin per tahun.
Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil mengimbau sukarelawan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Kondisi kesehatan sukarelawan dipantau intensif.
“Sukarelawan bisa menelepon tim peneliti sewaktu-waktu jika mengalami gejala kesehatan selama mengikuti uji klinis,” ujarnya.