Operasi Pemadaman lewat Udara Tetap Jalan di Kalsel
Titik api dan kebakaran lahan tetap ditemukan di sebagian wilayah Kalimantan Selatan yang kondisinya relatif kering. Operasi pemadaman lewat udara dijalankan karena lokasi lahan yang terbakar sulit dijangkau.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Meskipun kemarau tahun ini cenderung basah, titik api dan kebakaran lahan tetap ditemukan di sebagian wilayah Kalimantan Selatan yang kondisinya relatif kering. Operasi pemadaman lewat udara harus dijalankan karena lokasi lahan yang terbakar sulit dijangkau oleh petugas darat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, ada tujuh titik panas (hotspot) di Kalsel pada Senin (14/9/2020) sore. Titik panas itu terpantau di Kabupaten Banjar (1 titik), Hulu Sungai Selatan (1), Balangan (1), dan Tabalong (4).
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Sahruddin mengatakan, hampir setiap hari ada kebakaran lahan di Kalsel sehingga operasi pemadaman lewat udara jalan terus.
”Hari ini (Senin), ada empat helikopter water bombing (pengebom air) yang terbang untuk memadamkan kebakaran lahan di Tanah Laut dan Hulu Sungai Selatan,” katanya saat dihubungi dari Banjarmasin, Senin.
Menurut Sahruddin, lokasi lahan yang terbakar itu umumnya adalah areal penggunaan lain dan lahan rawa yang hanya bisa digarap pada musim kemarau. Lokasinya relatif jauh sehingga tidak bisa dijangkau oleh petugas darat. ”Helikopter biasanya terbang selama 2-5 jam untuk operasi pemadaman,” ujarnya.
Di Kalsel, saat ini, sudah dioperasikan lima helikopter pengebom air dan dua helikopter patroli untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Semuanya merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). ”Barusan dapat tambahan satu lagi helikopter pengebom air,” katanya.
Sukarelawan karhutla
Di samping memberikan bantuan helikopter, ujar Sahruddin, BNPB juga akan membantu Pemerintah Provinsi Kalsel dalam merekrut 1.000 sukarelawan karhutla. Para sukarelawan itu untuk memperkuat satuan tugas darat dalam operasi penanggulangan karhutla di Kalsel.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Mujiyat menuturkan, sukarelawan karhutla yang direkrut berasal dari berbagai unsur. Rinciannya sebanyak 600 orang dari kalangan masyarakat, 200 dari TNI, 100 dari Polri, dan 100 dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.
”Paling banyak memang dari masyarakat supaya bisa menolong mereka yang terdampak pandemi Covid-19. Mereka yang direkrut jadi sukarelawan akan menerima honor sebesar Rp 145.000 per hari,” katanya.
Pemprov Kalsel sudah menetapkan status Siaga Darurat penanganan bencana kabut asap akibat karhutla berdasarkan Keputusan Gubernur Kalsel Nomor 188.44/0487/KUM/2020. Status Siaga Darurat itu terhitung mulai 1 Juli sampai dengan 30 November 2020. Pada laman sipongi.menlhk.go.id, sampai dengan Senin (14/9/2020), luas karhutla di Kalsel tercatat 128 hektar.