Purwakarta Sewa Hotel untuk Isolasi Pasien Tanpa Gejala
Jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala di Purwakarta, Jawa Barat, terus bertambah. Untuk, mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Purwakarta menambah kapasitas ruang isolasi dengan menyewa hotel.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala di Purwakarta, Jawa Barat, terus bertambah. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Purwakarta menambah kapasitas ruang isolasi dengan menyewa sejumlah kamar hotel.
Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta Iyus Permana, Jumat (2/10/2020), mengatakan, jumlah pasien tanpa gejala (OTG) di Purwakarta mencapai 40 orang dari total 62 orang terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak 22 orang bergejala sedang hingga berat di rawat di rumah sakit rujukan.
Sementara dari 40 orang OTG, sebanyak 16 orang dirawat di Wisma Mahkota, Wisma Gunung Putri (18), dan penginapan milik pengelola Jatiluhur (2). Sebanyak empat orang lainnya karantina mandiri di rumah masing-masing.
Sejak semula, Wisma Mahkota disediakan untuk mengantispasi jika ada pasien OTG. Namun, saat ini, kapasitasnya sudah penuh hingga 16 tempat tidur. Pemkab Purwakarta lantas menambah kapasitas ruang isolasi sebanyak 44 tempat tidur di Hotel Arumi. Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa kamar tersebut sebesar Rp 300 juta sampai akhir Desember 2020.
Ruang isolasi tersebut bisa digunakan mulai Jumat ini. Pasien yang masih isolasi di rumah akan dijemput untuk menempati ruang isolasi yang disediakan. Selama ini, petugas puskesmas akan mengawasi pasien OTG di rumah agar mematuhi protokol kesehatan.
”Mereka diizinkan isolasi mandiri di rumah karena kondisi tempat tinggalnya memungkinkan. Penghuni rumah bisa tetap menjaga jarak dan terpisah dari pasien,” kata Iyus.
Fenomena lonjakan pasien OTG baru muncul belakangan ini. Mayoritas dialami anak muda yang melakukan perjalanan lintas wilayah dan bekerja pulang-pergi ke luar daerah, antara lain Jakarta, Depok, dan Karawang. Mereka berpotensi menularkan dan tertular karena mobilitasnya yang tinggi.
Aktivitas warga setelah pulang kerja, yakni menongkrong pada malam hari juga berpotensi menjadi sumber penularan. Namun, sebagian tidak menyadari risiko tersebut dan tetap beraktivitas seperti sebelum pandemi.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Purwakarta Deni Darmawan menambahkan, penambahan tersebut untuk mengantisipasi jika ada lonjakan pasien OTG yang terkonfirmasi. Sebab, tidak semua pasien memiliki tempat tinggal yang memadai dilakukan isolasi mandiri.
Jika dibiarkan isolasi di rumah, kata Deni, mereka berisiko menularkan virus kepada anggota keluarganya. Penambahan kasus konfirmasi di Purwakarta dipicu sebagian warga yang beraktivitas atau kerja di zona merah, misalnya Depok dan Bekasi.
Deni meminta agar masyarakat tetap waspada dan tetap menjalankan anjuran pemerintah berkaitan dengan protokol kesehatan dalam adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi ini.