Meski Resesi, Konsumsi Masyarakat Jabar Bergerak Positif
Jawa Barat dilanda resesi dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 minus 4,08 persen. Meskipun demikian, tren positif terjadi di beberapa sektor sebagai konsekuensi dari pelonggaran aktivitas masyarakat.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Jawa Barat dilanda resesi setelah pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 minus 4,08 persen. Meski masih bergerak minus, pertumbuhan positif mulai terlihat di beberapa aspek sebagai konsekuensi mobilitas warga.
Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat pada Kamis (5/10/2020) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jabar minus 4,08 persen. Kondisi ini terjadi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia sejak awal tahun 2020. Kontraksi yang terjadi dalam tiga kuartal berturut-turut ini menandakan Jabar dilanda resesi ekonomi.
Dari rilis tersebut, hanya lima kategori usaha yang mampu tumbuh positif dibanding kuartal III tahun 2019. Lapangan usaha ini antara lain Bidang Informasi dan Komunikasi (39,58 persen), Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang (15,22 persen), Jasa Pendidikan (7,79 persen), Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (3,67 persen), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (1,74 persen).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar Dyah Anugerah Wardhani memaparkan, kondisi ini terjadi karena pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan aktivitas produksi. Meski demikian, pelonggaran dan mobilitas warga berdampak pada aktivitas ekonomi di Jabar. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi mendorong usaha transportasi untuk membuka kembali rutenya.
”Peristiwa keagamaan dan libur panjang berdampak pada mobilitas penduduk dan wisatawan. Tadinya di kuartal II pada di rumah saja, sedangkan di kuartal ini sudah banyak melakukan aktivitas keluar. Dengan demikian, ada peningkatan perdagangan retail dan rekreasi,” ujarnya.
Geliat perekonomian ini mulai terlihat dari pertumbuhan ekonomi di Bidang Akomodasi dan Makan-minum sebesar 22,19 persen dan Bidang Transportasi dan Pergudangan (14,74 persen) dibanding kuartal II 2020. Kedua aspek ini berkaitan erat dengan industri pariwisata dan transportasi. Di samping itu, penjualan retail dan rumah tangga juga mulai meningkat. Hal ini terlihat dari peningkatan dari aspek Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,35 persen dari kuartal sebelumnya, atau sebesar 346,51 triliun di kuartal III 2020.
”Mobilitas penduduk dan wisatawan sudah mulai membaik meskipun belum sepenuhnya jika dibanding triwulan III-2019. Hunian hotel sudah semakin baik, bisnis dan industri jasa pernikahan (wedding organizer) juga mulai bangkit,” tuturnya.
Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat, Deddy Wijaya menyatakan, pembatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19 memberikan pukulan besar terhadap dunia usaha. Tidak hanya dari sektor operasional, pembatasan sebagai konsekuensi dari penerapan protokol kesehatan juga dari sektor produksi hingga distribusi logistik.
Mobilitas penduduk dan wisatawan sudah mulai membaik meskipun belum sepenuhnya jika dibanding triwulan 3 tahun 2019
Karena itu, pelonggaran aktivitas memberikan dampak positif terhadap perputaran ekonomi di Jabar. Bahkan, Deddy melihat adanya peluang tren ekonomi di Jabar yang semakin positif jika vaksin telah beredar dan kegiatan masyarakat kembali normal.
”Anggota kami di Jabar mencapai 8.000 pengusaha dan rata-rata terkendala pandemi. Semua memang konsekuensi dari pembatasan ini. Kami menaruh harapan kepada penanganan pandemi, apalagi vaksin akan segera diedarkan, jadi kita semua bisa beraktivitas normal kembali tanpa khawatir,” tuturnya.
Namun, pelonggaran aktivitas ini perlu diiringi dengan pemberian bantuan langsung kepada masyarakat. Menurut Deddy, daya konsumsi masyarakat saat ini sudah terpuruk karena minimnya pemasukan akibat pandemi. Karena itu, bantuan ini mampu menggenjot daya beli masyarakat.
”Pemerintah sudah memberikan bantuan langsung. Bagi masyarakat tidak mampu, bantuan ini pasti dibelanjakan habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Artinya, daya beli masyarakat dipompa oleh bantuan tersebut,” ujarnya.