Peserta Borobudur Marathon Dapatkan Dukungan Virtual dan dari Tiruan Penonton
Tidak bisa bertemu langsung dengan penonton, para peserta Elite Race Borobudur Marathon 2020 akan difasilitasi mendapatkan dukungan secara virtual. Panitia juga telah menyediakan tiruan penonton untuk menghibur mereka.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sekalipun digelar sunyi tanpa penonton, para peserta Elite Race Borobudur Marathon 2020 dipastikan akan tetap mendapat dukungan saat berlari. Tidak bisa merasakan sambutan secara langsung, dukungan nantinya akan diberikan secara virtual oleh keluarga dan kenalan melalui tayangan video dan dengan menghadirkan puluhan sosok tiruan manusia yang dipasang di sepanjang rute lari.
”Sebisa mungkin kami berupaya agar pelari tetap bersemangat berlari di tengah pandemi,” ujar Novi Rianto dari Event Management Harian Kompas, Jumat (13/11/2020).
Elite Race Borobudur Marathon 2020 yang akan digelar pada Minggu (15/11/2020) diikuti 26 peserta. Digelar di Taman Lumbini, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, para pelari akan menempuh rute full marathon dengan cara berlari looping sebanyak 12 kali mengitari Taman Lumbini.
Dukungan secara virtual melalui video tersebut nantinya ditayangkan dalam dua layar LED yang dipasang di dua titik. Di satu titik, video yang ditayangkan dalam layar LED berukuran 1,5 x 5 meter adalah video tentang kemeriahan dukungan masyarakat di sepanjang jalan saat Borobudur Marathon 2019.
Sementara satu layar LED berukuran 1,5 x 2,5 meter menampilkan dukungan real time, dukungan yang disampaikan saat itu juga bagi pelari, dengan memanfaatkan aplikasi zoom meeting. Sebelumnya, panitia Borobudur Marathon 2020 akan menyebarkan informasi tentang link zoom meeting kepada keluarga-keluarga pelari, kepada komunitas lari, serta kelompok warga Borobudur yang pada ajang Borobudur Marathon sebelumnya, sering terlibat sebagai kelompok penyemangat atau cheering.
Untuk satu kali penayangan zoom meeting, mereka yang tergabung dalam kelompok-kelompok tersebut bisa memberikan dukungan selama 30 menit. Adapun dalam satu kali tayangan, layar LED bisa menampilkan 50 orang atau 50 kelompok, yang mewakili kalangan atau komunitas yang berbeda-beda.
Di luar dukungan yang disampaikan secara virtual, Novi mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan sedikitnya 10 figur penyemangat ”tiruan”. Figur tersebut dibuat dengan memakai bahan styrofoam, yang bagian atasnya ditempeli gambar dari para pelaku cheering pada Borobudur Marathon 2019.
”Demi menguatkan kesan bahwa mereka masih berlari dalam ajang Borobudur Marathon, maka figur-figur tiruan penyemangat itu benar-benar harus diambilkan dari sosok orang yang memang pernah terlibat sebagai pelaku cheering pada ajang sebelumnya,” ujarnya.
Semua upaya ini, menurut dia, menjadi hal yang wajib ditempuh agar Borobudur Marathon yang digelar di tengah pandemi tetap berlangsung aman, mematuhi standar protokol kesehatan, termasuk di antaranya menghindari kerumunan orang.
Dibatasi oleh protokol kesehatan yang ketat, setelah ajang Borobudur Marathon 2020 berakhir, para peserta Elite Race juga diwajibkan untuk langsung kembali ke hotel dan tidak bepergian ke berbagai tempat. Setelah itu, para pelari yang sebelumnya juga telah menjalani tes usap saat tiba di Magelang akan menjalani tes usap sebelum pulang.
”Dua kali tes usap sengaja dilakukan untuk memastikan agar mereka datang dan pulang tetap dalam kondisi sehat dan bebas Covid-19,” ujarnya.
Selain Elite Race, Borobudur Marathon 2020 juga menggelar kompetisi lari secara virtual yang akan diikuti oleh 9.090 peserta dari dalam dan luar negeri. Para peserta lari virtual ini nantinya akan terbagi dalam kategori full marathon sejauh 42,195 kilometer, half marathon sejauh 21 kilometer, kategori 10 kilometer, dan friendship run sejauh 3,5 kilometer.
Khusus untuk kompetisi lari virtual ini, panitia Borobudur Marathon memang tidak memantau terkait pelaksanaan protokol kesehatan. Kendati demikian, sebelumnya, para pelari juga telah diberi tips bagaimana tetap berlari aman dengan menjalankan protokol kesehatan.
Dua kali tes usap sengaja dilakukan untuk memastikan agar mereka datang dan pulang tetap dalam kondisi sehat serta bebas Covid-19.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan, demi menjaga agar tidak terjadi kerumunan wisatawan, maka pada Minggu (15/11/2020), jam operasional Taman Wisata Candi Borobudur yang biasanya dimulai pukul 08.00, mundur menjadi pukul 09.00. Hal ini dilakukan dengan mengacu pada aktivitas pelari Borobudur Marathon, di mana pelari terakhir dibatasi masuk garis finis pukul 08.45.
”Dengan membuka jam kunjungan mulai pukul 09.00, dipastikan pada waktu aktivitas kunjungan wisatawan dan aktivitas lari tidak akan terganggu,” ujarnya.
Demi menjaga agar Borobudur Marathon tetap sepi tanpa penonton, Putu mengatakan, sejak Sabtu (14/11/2020) pukul 00.00, kawasan Taman Lumbini dan sekitarnya sudah dipastikan bersih, tanpa ada orang lain selain tamu undangan, panitia, dan peserta Elite Race Borobudur Marathon.
”Petugas kami, termasuk petugas kebersihan pun, sudah kami minta untuk menyelesaikan tugas dan tidak berada di area candi pada malam hari,” ujarnya.