Protokol Kesehatan Disiapkan untuk Pilkada Serentak di Sleman
Komisi Pemilihan Umum Sleman memastikan Pilkada 2020, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bakal berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan. Keperluan penerapan protokol tersebut telah disiapkan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum Sleman memastikan Pilkada 2020, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Keperluan penerapan protokol tersebut telah disiapkan. Diharapkan, tidak terbentuk kluster penularan Covid-19 dari ajang politik tersebut.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman Trapsi Haryadi menyatakan, KPU menyediakan alat-alat penting untuk penerapan protokol kesehatan di setiap titik pemungutan suara. Alat-alat yang dimaksud adalah hand sanitizer, disinfektan, mesin penyemprot, hingga ember untuk cuci tangan. Sementara total titik pemungutan suara (TPS) berjumlah 2.125 titik.
”Kami juga akan menyediakan sarung tangan plastik untuk semua pemilih. Kemudian, kami juga menyediakan masker bagi pemilih yang lupa membawa masker,” kata Trapsi, saat dihubungi, Rabu (25/11/2020).
Trapsi menambahkan, dalam satu TPS, bakal tersedia 1 botol hand sanitizer, 2 botol sabun cuci tangan, 4 ember untuk keperluan tempat cuci tangan, dan 3 boks masker medis. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan pelindung wajah dan sarung tangan karet bagi kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dan petugas ketertiban.
Selain itu, KPU juga menyediakan bilik khusus bagi pemilih yang bersuhu tubuh tinggi. Suhu tubuh dinyatakan tinggi apabila melebihi dari 37,5 derajat celsius. Pemilih dengan suhu tubuh tinggi hanya boleh memilih di bilik khusus itu.
”Jadi, nanti petugas ketertiban akan mengecek suhu tubuh pemilih. Ketika, ada pemilih dengan suhu tubuh tinggi, dia akan memilih di bilik khusus tersebut. Total, kami ada empat bilik. Tiga bilik untuk pemilih dengan suhu tubuh normal, satu bilik khusus untuk pemilih dengan suhu tubuh tinggi,” kata Trapsi.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sleman Harda Kiswaya mengharapkan agar Pilkada 2020 tidak memunculkan kluster penularan baru di daerah tersebut. Untuk itu, pihaknya menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan protokol kesehatan. Sosialisasi tentang pentingnya penerapan protokol tersebut juga tidak henti-hentinya dilakukan.
”Dari sisi kesiapan, semua peralatan (protokol kesehatan) sudah ada. Yang paling utama mendisiplinkan masyarakat dengan protokol kesehatannya. Mudah-mudahan tidak ada kluster (penularan dari Pilkada 2020),” kata Harda.
Mudah-mudahan tidak ada kluster. (Harda Kiswaya)
Sementara itu, penambahan kasus positif Covid-19 masih terus terjadi setiap hari di Kabupaten Sleman. Bahkan, Rabu ini, ada 121 kasus positif tambahan. Ini menjadi penambahan kasus tertinggi dalam waktu satu hari di daerah tersebut. Sebagian besar kasus berasal dari penapisan kesehatan di institusi pendidikan.
Tingginya tambahan kasus harian berdampak pada padatnya ruang isolasi, di fasilitas kesehatan darurat Covid-19, di Kabupaten Sleman. Fasilitas kesehatan darurat difokuskan untuk menangani pasien positif tanpa gejala. Ada dua fasilitas kesehatan darurat, di daerah itu, yakni di Asrama Haji Yogyakarta dan Rusunawa Gemawang. Kedua fasilitas kesehatan darurat itu sempat dipenuhi pasien tanpa gejala.
”Dengan tingginya penambahan kasus hari ini, kami masih menata pasien-pasien ini akan dirawat di mana. Ada yang masuk ke fasilitas kesehatan darurat Covid-19, ada yang di rumah sakit, dan ada juga yang isolasi mandiri,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo.