Banjir di Solo dan Sukoharjo, Ratusan Rumah Sempat Tergenang
Hujan deras yang turun pada Minggu (13/12/2020) menyebabkan bencana banjir di Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Akibat banjir tersebut, ratusan rumah dilaporkan sempat tergenang.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SUKOHARJO, KOMPAS — Hujan deras yang turun pada Minggu (13/12/2020) menyebabkan banjir di Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Akibatnya, ratusan rumah dilaporkan tergenang. Pada Senin (14/12) pagi, banjir di sebagian besar lokasi itu mulai surut.
Banjir di Kabupaten Sukoharjo terjadi di tiga kecamatan, yakni Polokarto, Mojolaban, dan Grogol. Total terdapat 14 desa yang terdampak banjir.
”Di Polokarto terdapat tujuh desa yang terdampak banjir, sedangkan di Mojolaban ada tiga desa, dan Grogol ada empat desa,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto saat dihubungi, Senin pagi.
Maryanto menjelaskan, banjir di sejumlah wilayah di Sukoharjo terjadi mulai Minggu sore setelah hujan deras. Sekitar pukul 16.30, banjir mulai dilaporkan terjadi di Polokarto. Setelah itu, pada Minggu malam, area yang terdampak banjir mulai meluas.
Menurut Maryanto, banjir di sebagian wilayah Sukoharjo itu disebabkan luapan Sungai Samin, anak Sungai Bengawan Solo. Kondisi itu terjadi akibat tingginya debit air di Sungai Bengawan Solo.
Maryanto menyebutkan, ada ratusan rumah di Sukoharjo yang sempat tergenang banjir pada Minggu. Ketinggian air bahkan ada yang mencapai sekitar 1 meter. Tidak ada korban luka atau meninggal dunia dalam kejadian ini.
Maryanto menambahkan, pada Senin pagi, genangan air mulai surut. ”Begitu Bengawan Solo mulai berkurang airnya, air Sungai Samin bisa masuk,” katanya. Kondisi itu, kata Maryanto, membuat mayoritas warga yang sempat mengungsi kembali ke rumahnya.
Akan tetapi, Maryanto mengatakan, pada Senin pagi ada sekitar 10 rumah tangga di Desa Bugel, Polokarto, yang masih mengungsi. Warga tinggal di Balai Desa Bugel karena rumah mereka masih tergenang air setinggi 10 sentimeter.
Berdasarkan pantauan Kompas, Senin pagi, salah satu lokasi banjir yang sudah surut adalah Perumahan Permata, Desa Pandeyan, Grogol. Menurut data BPBD Sukoharjo, 46 rumah di sana sempat terdampak banjir.
Di Kecamatan Polokarto terdapat tujuh desa yang terdampak banjir, di Kecamatan Mojolaban terdapat tiga desa, dan di Kecamatan Grogol ada empat desa.
Salah seorang warga, Umi Sholichah (33), menuturkan, banjir terjadi mulai Minggu pukul 18.00. Banjir terjadi sesudah hujan deras yang turun sejak sore hari.
Umi mengatakan, saat banjir mulai terjadi, warga sebenarnya sudah berupaya menyedot air dengan mesin diesel. Namun, tanggul anak Sungai Samin di dekat perumahan itu jebol. Di beberapa rumah, ketinggian air bahkan mencapai sekitar 1 meter.
Setelah banjir , Umi menuturkan, warga langsung menyelamatkan barang-barang berharga. Sebagian dari mereka juga memutuskan mengungsi ke rumah saudara. ”Ada yang mengungsi, tetapi ada yang tetap tinggal di sini dan begadang sampai pagi,” katanya.
Akan tetapi, pada Senin sekitar pukul 03.00, banjir di Perumahan Permata mulai surut. Setelah air surut, warga mulai membersihkan rumah mereka masing-masing. ”Kami berharap tanggul jebol segera diperbaiki. Kalau enggak diperbaiki, takutnya banjir lagi kalau hujan deras,” ungkap Umi.
Banjir di Solo
Sementara itu, di Kota Solo, banjir terjadi di Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres. Berdasarkan data sukarelawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Kelurahan Sewu, banjir berdampak pada 219 warga di empat RT.
Wakil Ketua Sibat Kelurahan Sewu Ian Bima Ramadhan (28), mengatakan, banjir terjadi sejak Minggu pukul 20.00. Pemicunya luapan Bengawan Solo. Dia memaparkan, 34 rumah di kelurahan tersebut sempat tergenang.
Ian menambahkan, setelah banjir, sebagian warga sempat mengungsi ke tenda darurat di dekat tanggul Sungai Bengawan Solo. Kebanyakan pengungsi adalah warga lanjut usia dan ibu-ibu. Namun, ada juga warga yang enggan mengungsi dengan tetap tinggal di rumah masing-masing.
Lurah Sewu Iwan Murtanto mengatakan, saat banjir terjadi, ketinggian air di sebagian rumah di lokasi itu sempat mencapai 1 meter. Dia menambahkan, pada Senin sekitar pukul 02.00, banjir mulai surut. Pada Senin pagi, warga juga mulai membersihkan rumah mereka. ”Warga sudah siaga menghadapi banjir. Jadi, masyarakat tahu harus melakukan apa saat banjir,” ujar Iwan.