Sampel Tes Usap di Jawa Tengah Menumpuk, Potensi Penularan Meningkat
Kondisi itu salah satunya terjadi di Kabupaten Wonosobo yang mengandalkan Laboratorium Bio Molekuler RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Di Kabupaten Tegal dan Brebes juga mengalami kendala.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/KRISTI UTAMI/HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
WONOSOBO, KOMPAS — Peningkatan kasus Covid-19 berdampak pada penumpukan sampel tes usap Covid-19 di sejumlah daerah di Jawa Tengah, khususnya yang tak memiliki laboratorium uji PCR sendiri. Lamanya rentang waktu antara pengambilan sampel dan pengujian dikhawatirkan meningkatkan potensi penularan dan membuat spesimen rusak.
Kondisi itu salah satunya terjadi di Kabupaten Wonosobo yang mengandalkan Laboratorium Biologi Molekuler RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Sejak Senin (7/12/2020), pengiriman sampel uji usap Covid-19 dibatasi, paling banyak 200 sampel per hari.
”Sebelumnya, kami bisa mengirim 400 sampel per hari, bahkan lebih, tetapi kini diberi kuota. Hari ini di Wonosobo ada 824 sampel antre atau menumpuk,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Wonosobo Jaelan Sulat, dihubungi dari Semarang, Senin (14/12/2020).
Menurut Jaelan, pihak laboratorium beralasan pembatasan diberlakukan karena spesimen sudah menumpuk. Ia pun sempat menghubungi sejumlah laboratorium di daerah lain, tetapi juga sedang penuh.
Saat ini, lama pemeriksaan uji PCR di Wonosobo, terutama pada orang tanpa gejala (OTG) di lima sentra isolasi, sekitar sepekan. ”Sementara sampel dari pasien yang dirawat di rumah sakit kami minta diprioritaskan sehingga bisa dua-tiga hari hasilnya keluar,” kata Jaelan.
Situasi tersebut, ujar Jaelan, membuat tracing (pelacakan) pada kontak erat pasien Covid-19 tak bisa segencar dan semasif sebelumnya. Ia khawatir spesimen yang terlalu lama disimpan akan rusak sehingga memengaruhi akurasi pemeriksaan. Di sisi lain, lambatnya pemeriksaan sampel membuat risiko penularan pada kontak erat berpotensi meningkat.
Lambatnya pengujian sampel uji usap itu ironis karena Wonosobo merupakan daerah dengan kasus aktif (dirawat/isolasi) Covid-19 tertinggi di Jateng. Menurut data pada laman corona.wonosobokab.go.id, Senin (14/12/2020) sore, terdapat 3.793 kasus positif kumulatif dengan rincian 1.743 orang dirawat, 1.859 orang sembuh, dan 191 orang meninggal.
Lamanya waktu pengujian sampel juga terjadi di Kabupaten Tegal yang masih mengandalkan Balai Laboratorium Kesehatan Semarang, laboratorium milik Pemerintah Provinsi Jateng. Jika sebelumnya hasil tes usap diketahui dalam 3-5 hari, sebulan terakhir menjadi 5-7 hari.
”Infonya, di sana (spesimen) menumpuk, jadi mereka kewalahan. Akhirnya, untuk merilis hasilnya lama,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Hendadi Setiadji.
Hendadi mengatakan, pihaknya rata-rata mengirim 400-600 spesimen per dua hari sekali. Pemkab Tegal memiliki laboratorium PCR sendiri di RSUD dr Soeselo, tetapi kapasitasnya hanya 200 sampel per hari. Laboratorium itu diprioritaskan bagi sampel dari RS-RS di Kabupaten Tegal.
Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Brebes yang juga mengandalkan Balai Laboratorium Kesehatan Semarang. ”Betul (keterbatasan pengiriman sampel), sama seperti kabupaten yang lain. Kami seminggu mengirim 2-3 kali. Sekali mengirim sekitar 200 sampel,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Brebes Sartono.
Pembatasan dengan terpaksa kami lakukan karena sudah terjadi penumpukan spesimen dari dinkes kabupaten. Penumpukan berpotensi (membuat) rusaknya spesimen. (Tri Kuncoro)
Meningkat tajam
Direktur RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Tri Kuncoro, membenarkan penumpukan sampel yang membuatnya terpaksa membatasi sampel yang masuk. Adapun laboratorium biologi molekuler di RS milik Pemprov Jateng itu mengampu pemeriksaan sampel dari sejumlah daerah, yakni Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Wonosobo, dan Banjarnegara.
”Pembatasan dengan terpaksa kami lakukan karena sudah terjadi penumpukan spesimen dari dinkes kabupaten. Penumpukan berpotensi (membuat) rusaknya spesimen. Selain untuk memeriksa swab massal, kami juga memeriksa swab diagnostik dan evaluasi akhir yang akhir-akhir ini meningkat tajam,” katanya.
Tri menambahkan, pihaknya sudah melaporkan kondisi itu. ”Terkait penumpukan spesimen, kami sudah laporkan ke dinas kesehatan provinsi untuk mendapatkan arahan. Semoga laboratorium PCR di RSUD Banyumas bisa segera operasional sehingga bisa membantu pemeriksaan selanjutnya,” ucapnya.
Dengan adanya pembatasan sampel yang masuk ke RS Prof dr Margono Soekarjo, menurut Tri, penanganan cenderung lebih terkendali. ”Sebelumnya, sampel pernah menumpuk hingga 5.000 lebih spesimen. Namun, sekarang, alhamdulillah penumpukan spesimen lebih kurang tinggal 2.000-an,” katanya.
Saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, kapasitas seluruh laboratorium pemeriksaan sampel PCR di Jateng saat ini mencapai 14.000 sampel per hari. Ia terus mendorong pihak kabupaten/kota minimal memenuhi sesuai standar pemeriksaan WHO dan tetap berpedoman pada Permenkes No 413/2020.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku belum mendapat laporan terkait kabupaten/kota yang mengalami kendala dalam pemeriksaan sampel uji usap Covid-19.
”Saya belum pernah, tuh, dikabari itu. Sebenarnya saya sudah kasih tahu semua. Begitu mentok, kasih tahu ke Dinkes (Jateng), kalau dinkes kelamaan, kontak ke saya. Jadi, kalau daerah ada masalah dan belum selesai, jangan berhenti. Lemparkan ke saya. Kalau saya enggak bisa, pasti saya lemparkan ke atas,” kata Ganjar, di Semarang, Senin.
Berdasarkan data laman corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan Senin (14/12/2020) pukul 12.00, terdapat 72.479 kasus positif kumulatif dengan rincian 10.309 orang dirawat, 57.731 orang sembuh, dan 4.439 orang meninggal. Total ada penambahan 1.554 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Secara terpisah, Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta Irene mengatakan, pada Desember 2020, ada peningkatan jumlah sampel yang masuk hingga dua kali lipat. Pada periode 1-13 Desember 2020, pihaknya telah memeriksa 10.062 sampel dengan rincian 4.786 dari DI Yogyakarta dan 5.276 dari Jateng.
”(Sampel masuk) lumayan banyak. Insya Allah dua hari bisa kami selesaikan. Pemeriksaan di BBTKLPP, pada Senin-Jumat sekitar 1.200 sampel per hari, sedangkan Sabtu-Minggu 600-an sampel per hari. BBTKLPP tidak pernah libur periksa Covid-19 sejak dibuka 17 Maret 2020,” kata Irene.