Pemkab Malang Minta Pengelola Destinasi dan Wisatawan Patuhi Protokol
Libur pergantian tahun 2020-2021 tinggal dua pekan lagi. Sebagai salah satu tempat tujuan wisata, Pemkab Malang meminta pengelola destinasi wisata dan masyarakat benar-benar mematuhi protokol kesehatan.
Oleh
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, meminta pelaku wisata dan masyarakat yang berwisata pada masa pergantian tahun benar-benar memperhatikan protokol kesehatan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi obyek wisata sebagai kluster baru penyebaran Covid-19.
Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Malang diperkirakan meningkat pada libur akhir tahun meski kondisinya tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Malang yang biasanya menyedot banyak pengunjung adalah obyek wisata alam, desa wisata, dan wisata budaya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang Made Arya Wedhantara, Selasa (15/12/2020), mengatakan, kepatuhan terhadap protokol kesehatan oleh kedua belah pihak mutlak dilakukan. Untuk memastikan hal itu, ada Satuan Tugas Covid-19 dan musyawarah pimpinan kecamatan yang akan mengawasi.
”Jadi kami tekankan kepada mereka semua, dengan surat agar mereka (pelaku wisata) tetap menjaga protokol kesehatan dengan baik. Tidak hanya destinasi yang harus mematuhi protokol, tetapi juga masyarakat. Jika destinasi sudah bagus, masyarakat juga harus disiplin,” katanya.
Selama pandemi, menurut Made, pihaknya terus komunikasi dengan pelaku wisata. Dan, sejauh ini mereka bisa memahami tentang aturan yang berlaku. Sebab, jika tidak patuh, mereka sendiri yang bakal menanggung kerugian jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Begitu pula terhadap masyarakat, Disparbud Kabupaten Malang berupaya meyakinkan mereka soal kesiapan dalam menghadapi pandemi. Salah satunya dengan menggelar simulasi meeting, incentive, convention, exhibition (MICE) awal Desember lalu.
”Kenapa kemarin kami membikin simulasi tentang MICE, harapannya agar masyarakat tahu dan bisa meyakinkan wisatawan bahwa Malang sudah siap. Ini, lho, yang dilakukan oleh destinasi wisata. Baik di sisi hotel, restoran, maupun lainnya,” katanya.
Disparbud Kabupaten Malang belum bisa memprediksi berapa banyak wisatawan yang akan berkunjung selama libur pergantian tahun. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, libur pergantian tahun 2020-2021 cukup dinamis (tergantung perkembangan kasus Covid-19) dan keberanian masyarakat untuk berwisata.
Menurut Made, kebijakan pembatasan terkait pandemi memang berpengaruh terhadap perhotelan, restoran, dan tempat wisata di Malang. Begitu pula dengan jumlah wisatawan. Januari-November 2020, jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Malang hanya sekitar 2,1 juta orang.
Angka ini masih di bawah target 3 juta-3,5 juta orang. Dibandingkan dengan tahun lalu, target kunjungan wisatawan ke Malang tahun 2020 hanya separuh dari jumlah wisatawan tahun 2019 yang mencapai 7 juta orang.
Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Jasa Yasa Kabupaten Malang Ahmad Faiz Wildan—selaku pengelola obyek wisata Pantai Balekambang dan Ngliyep—mengatakan, protokol kesehatan tetap dijalankan. Sebab, pada prinsipnya berwisata ke pantai erat kaitannya dengan kesehatan.
”Suasana kali ini memang dilematis. Namun, kita tidak boleh berhenti di dilematis itu. Kami mau ngadain event dilematis. Tetapi, dunia pariwisata tidak bangkit, itu juga dilema. Jadi, kami tetap harus bisa bertahan di situasi pandemi ini,” ujarnya.