Jumlah kematian akibat Covid-19 di Provinsi Papua terus meningkat. Dalam empat pekan terakhir, penderita yang meninggal mencapai 46 orang atau 20 persen dari total kematian sejak awal pandemi.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Jumlah kematian akibat Covid-19 di Provinsi Papua terus meningkat. Dalam empat pekan terakhir, penderita yang meninggal mencapai 46 orang. Jumlah itu mencakup 20 persen dari total kematian akibat Covid-19 di provinsi tersebut sejak awal pandemi pada Maret lalu.
Ketua Harian Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Welliam Manderi, saat ditemui di Jayapura, Rabu (16/12/2020), mengakui, kasus kematian akibat Covid-19 terus meningkat. Berdasarkan data hingga Selasa (15/12/2020), jumlah kumulatif kematian akibat Covid-19 telah mencapai 223 orang. Jayapura mencatatkan kasus kematian tertinggi, yakni 102 orang.
Apabila dibandingkan dengan data sepanjang 16 Oktober hingga 16 November 2020 atau selama 32 hari, jumlah penderita yang meninggal 42 orang. Sementara sepanjang 16 November hingga 15 Desember 2020 atau selama 30 hari, jumlah penderita yang meninggal mencapai 46 orang.
”Sebenarnya, bagi kami bukan hanya jumlah kesembuhan penderita yang tinggi. Namun, tim gugus tugas di daerah zona merah juga berharap bisa menekan kasus kematian yang terus meningkat setiap pekan,” kata Welliam. Terdapat 14 kabupaten dan 1 kota yang masuk zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19 di Provinsi Jayapura.
Welliam menuturkan, tingginya kasus kematian disebabkan keterlambatan warga dalam mendapatkan perawatan secara lebih dini. Padahal, pemerintah daerah setempat telah menyiapkan alat tes cepat atau tes usap.
Ia menambahkan, tren penyebaran kasus Covid-19 di Papua sama sekali belum menunjukkan telah terjadi penurunan. Jumlah kasus baru selama 30 hari terakhir telah menjangkiti 1.703 orang di Papua. Hingga Selasa kemarin, rasio positif (positivity rate) Covid-19 di Papua mencapai 13,54 persen. Angka tersebut jauh di atas ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.
”Kami mengimbau warga jangan takut untuk memeriksakan diri jika memiliki gejala Covid-19. Apabila diketahui lebih cepat, warga yang terpapar bisa mendapatkan perawatan dengan gejala yang masih ringan,” imbau Welliam.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua Aaron Rumainum mengatakan, masih rendahnya disiplin warga melaksanakan protokol kesehatan menjadi penyebab utama masih terjadi penyebaran Covid-19.
Ia memaparkan, kunci utama pengendalian kasus hanya dengan penerapan ”4 M” oleh masyarakat. Hal tersebut mencakup mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak di tengah kerumunan, memakai masker, dan meningkatkan imunitas tubuh dengan mengonsumsi vitamin atau vaksin flubio.
”Masyarakat juga harus mengenal gejala dini Covid-19, seperti batuk, sesak napas, flu, dan hilangnya fungsi indera penciuman. Apabila merasakan gejala ini, masyarakat segera berinisiatif mengikuti pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat,” papar Aaron.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Nevile Muskita, saat dihubungi, mengatakan, selama ini proses penelusuran warga yang diduga terpapar Covid-19 berjalan baik dan cepat. Akan tetapi, tenaga kesehatan di Merauke masih belum dapat memeriksa sampel usap dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak.
”Merauke belum memiliki alat PCR untuk pemeriksaan sampel usap hingga kini. Kami menggunakan alat tes cepat molekuler yang maksimal memeriksa hanya 16 sampel usap per hari. Sering kali kami juga terkendala penyediaan cartridge yang menjadi komponen utama alat tes cepat molekuler,” kata Nevile.