Jatim Tambah 18 RS Rujukan dan Maksimalkan Tiga RS Darurat Lapangan
Peningkatan kasus harian Covid-19 di Jatim berimplikasi naiknya keterisian ruang perawatan hingga dua kali lipat. Menyikapi itu, jumlah Rumah Sakit rujukan ditambah 18 RS dan tiga RS Darurat dioptimasi kapasitasitasnya.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA,KOMPAS-Peningkatan kasus baru Covid-19 memicu tingginya keterisian ruang perawatan hingga dua kali lipat di Jawa Timur. Menyikapi hal itu, Jatim menambah 18 rumah sakit rujukan dan memaksimalkan tiga RS darurat lapangan.
Data Satuan Tugas Covid-19 Jatim pada Jumat (25/12/2020) menyebutkan ada 822 kasus baru. Jumlahnya lebih besar ketimbang sehari sebelumnya, 734 kasus. Kini, total kasus Covid-19 di Jatim mencapai 79.207 kasus. Sebanyak 6.002 pasien atau 7,58 persen masih dirawat.
Penambahan kasus baru tertinggi terjadi di Kabupaten Lumajang sebanyak 73 kasus. Selain itu, kasus baru yang tinggi terjadi di Kabupaten Jember (56), Kabupaten Tuban (46), Kota Surabaya (44), dan Kabupaten Banyuwangi (42)
Tinginya penambahan kasus meningkatkan keterisian tempat perawatan di RS rujukan. Satgas Covid-19 Jatim mencatat Bed Occupancy Rate (BOR) atau rata-rata keterisian tempat tidur RS di Jatim mencapai 60-70 persen. Jumlah BOR itu meningkat hampir dua kali lipat dari sebelumnya, 35-45 persen, pada Oktober.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan akan terus meningkatkan kapasitas tempat perawatan Covid-19. Hal itu, kata dia, diperlukan guna memudahkan pelayanan masyarakat, meningkatkan tingkat kesembuhan pasien, dan menekan angka kematian.
“Pemprov Jatim tengah menyiapkan 18 RS rujukan baru dan RS darurat lapangan di Surabaya, Malang dan Jember. Penambahan RS rujukan diharapkan akan mampu merelaksasi beban rumah sakit di Jatim,” kata Khofifah.
Dengan adanya penambahan RS tersebut, lanjut Khofifah, secara kumulatif jumlah RS rujukan Covid-19 di Jatim menjadi 145 unit. Jumlah RS rujukan kini meningkat lebih dari tiga kali lipat daripada Maret lalu, sebanyak 44 unit.
Dari total 145 RS rujukan Covid-19 itu, ruang isolasi bertekanan negatif dengan ventilator sebanyak 311 tempat tidur. Selain itu, ada 2.416 tempat tidur ruang isolasi bertekanan negatif tanpa ventilator. Sedangkan ruang isolasi biasa sebanyak 2.966 tempat tidur dan pengembangan hingga 753 tempat tidur.
Sementara itu, untuk mengatasi kasus Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan disiapkan format RS Darurat Lapangan Indrapura yang telah terbukti sangat efektif menangani ribuan pasien Covid-19. Tingkat kesembuhannya pun tinggi bahkan tanpa angka kematian pasien.
Di Malang, RS darurat lapangan ditempatkan di Polkesma di Jalan Ijen Boulevard. Sedangkan untuk Jember, Pemprov memanfaatkan RS Paru dengan mengubahnya menjadi rumah sakit lapangan khusus pasien Covid-19.
Dari tiga RS darurat lapangan tersebut diperoleh tambahan 555 tempat tidur. Sebanyak 150 tempat tidur di RS Darurat Lapangan Indrapura, 306 tempat tidur di RS Darurat Lapangan Malang dan 99 tempat tidur di RS Paru Jember. Dengan demikian, total kapasitas perawatan Covid-19 di Jatim mencapai 7.001 tempat tidur.
Khofifah mengatakan, meski kapasitas tempat perawatan Covid-19 ditambah masyarakat diimbau meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Alasannya, penerapan protokol kesehatan yang ketat terbukti sangat efektif menekan sebaran penyakit.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, tingkat keterisian ruang perawatan Covid-19 di wilayahnya juga naik, dari sebelumnya 60 persen menjadi 84 persen. Mengantisipasi lonjakan pasien, pihaknya meminta 11 RS rujukan Covid-19 agar bersiaga dengan menyiapkan kapasitas cadangannya sebesar 20 persen.
Selain itu Satgas Covid-19 Sidoarjo telah menyiapkan ruang isolasi untuk pasien tanpa gejala serta pasien bergejala ringan hingga sedang di hotel dan aula Mal Pelayanan Publik Sidoarjo. Meski demikian, Syaf berharap masyarakat meningkatkan penerapkan protokol kesehatan untuk menangkal penularan Covid-19.